Patingtung

salah satu tarian di Indonesia

Patingtung adalah kesenian yang berasal dari provinsi Banten.[1] Dinamakan Patingtung, karena bunyi yang dihasilkan oleh salah satu waditra menyerupai bunyi “Pa”, “Ting”, dan “Tung”. Waditra tersebut adalah kendang. Pa dari bunyi pak yang dihasilkan dari kendang kulanter. Ting suara yang dihasilkan dari kendang talipung, dan tung suara kendang yang besar. Alat musik lainnya yang mempunyai peran dalam kesenian Patingtung yaitu gong, kecrek, ketuk, dan terompet. Kesenian Patingtung biasa ditampilkan dalam acara khitanan dan pesta pernikahan. Jumlah penarinya antara 10-15 orang.

Sejarah

sunting

Berdasarkan cerita legenda, pada awalnya seni Patingtung mempunyai peran sebagai pengiring dalam permainan sabung ayam, kemudian berkembang menjadi sebuah kesenian.[2] Fungsi lain seni Patingtung yaitu digunakan oleh para ulama sebagai alat untuk memanggil masyarakat agar berkumpul. Tim Studi Pengembangan Kesenian Tradisional Serang menyimpulkan bahwa Seni Patingtung muncul bersamaan dengan masa berkembangnya zaman Kesultanan Banten, sekitar tahun 1552.

Penyajian

sunting

Seni Patingtung merupakan jenis kesenian yang memadukan pencak silat dengan musik.[3] Karena pada zaman Indonesia masih terjajah oleh Belanda, seni pencak silat sangat dilarang. Oleh karena itu disamarkan dengan iringan musik agar terlihat seperti pertunjukan tari. Padahal, gerak dasar tarian dalam seni Patingtung didominasi oleh gerakan pencak. Kesenian Patingtung bersifat atraktif, karena gerakannya menggambarkan ketangkasan. Rangkaian Penyajian kesenian Patingtung adalah sebagai berikut:[butuh rujukan]

  1. Melafalkan selawat oleh para penyaji.
  2. Tarian pembuka, oleh penari tunggal dengan irigan musik gambrung.
  3. Tarian sambutan, yang diperankan oleh dua orang penari, degan memperlihatkan ketangkasan tanpa menggunakan senjata.
  4. Tarian rampak oleh tiga orang penari dengan iringan musik pencak silat.
  5. Tarian pasangan, berupa tampilan atraksi adu kekuatan dengan menggunakan trisula dan tongkat bambu (toya).
  6. Tarian tunggal dengan atraksi kekebalan tubuh.

Referensi

sunting
  1. ^ "Seni Patingtung » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-03-18. 
  2. ^ irvansetiawan (2018-04-17). "Patingtung, Kesenian Tradisional Kabupaten Pandeglang". Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-12. 
  3. ^ "Ibing Penca dan Beladiri Pencak Silat". Silat Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-18.