Pasukan Makedonia adalah pasukan militer milik Kekaisaran Makedonia. Pasukan ini termasuk salah satu pasukan militer terhebat di dunia kuno. Kekuatan pasukan Makedonia mulai terkenal ketika dipimpin oleh raja Filipos II dari Makedonia dan kemudian putranya, Aleksander yang Agung.

Ilustrasi phalanx Makedonia. Perisainya lebih kecil dan ringan daripada perisai hoplite pada umumnya, masing-masing phalanx membawa sarissa yang dua kali lebih panjang daripada tombak biasa, dan helmnya lebih menutupi kepala.

Inovasi senjata dan siasat terbaru, bersama dengan kombinasi yang unik dari unsur-unsur militer yang digagas oleh Filipos, berhasil menghasilkan suatu pasukan yang mampu menjadikan Makedonia sebagai kekaisaran antarbenua. Dengan menjadikan militer sebagai pekerjaan purnawaktu, Filipos mampu terus-menerus melatih tentara-tentaranya menjadi pasukan yang bersatu padu. Dalam periode yang singkat, hal ini berujung pada munculnya salah satu unit militer terbaik di Asia dan Yunani.

Inovasi taktis memasukkan siasat terbaru yang diaplikasikan melalui phalanx oleh Epaminondas dari Thebes (yang dua kali mengalahkan Spara), selain juga serangan terkoordinasi (pasukan gabungan awal) antara berbagai unit dalam pasukan-—phalanx, kavaleri, pasukan pelempar, dan (di bawah Aleksander III) mesin kepung. Senjata baru yang muncul adalah sarissa, sejenis pike panjang, yang memberi banyak keuntungan pada pemegangnya, baik dalam menyerang maupun bertahan.

Pasukan baru Makedonia terdiri dari berbagai pasukan yang berbeda. Ada tentara dari Makedonia dan daerah Yunani lainnya (terutama kavaleri Thessalia) serta sejumlah besar tentara bayaran dari Aigea yang dipekerjakan oleh Fipilos. Menjelang 338 SM, lebih dari setengah pasukannya, yang direncanakan untuk invasi ke Persia didatangkan dari luar perbatasan Makedonia—dari daerah-daerah di Yunani dan suku-suku barbar terdekat.

Referensi

sunting
  • Diodorus Siculus, "Bibliotheca historica" (Historical Library) volumes XV - XVIII
  • Ellis, J. R. (1976), "Philip II and Macedonian Imperialism"

Bacaan lanjutan

sunting
  • The Seventy Great Battles of All Time, Edited by Jeremy Black, Thames & Hudson Ltd, 2005

Pranala luar

sunting