Palm Jumeirah

kepulauan buatan di Dubai, Uni Emirat Arab

The Palm Jumeirah merupakan sebuah pulau buatan yang dibangun dengan reklamasi tanah oleh Nakheel, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Dubai. Pulau ini merupakan satu dari tiga pulau yang disebut The Palm Islands yang akan meningkatkan pesisir pantai Dubai hingga 520 km. The Palm Jumeirah merupakan yang terkecil dari 3 Palm Islands (Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira) yang sedang dalam pembangunan oleh Nakheel. Letaknya di area pesisir pantai Jumeirah di emirat Dubai, di Uni Emirat Arab (UEA).

The Palm Jumeirah

Deskripsi sunting

The Palm Jumeirah merupakan pulau yang berbentuk pohon palem dengan cakupan sebuah batang, sebuah mahkota dengan 17 daun, dan sebuah pulau berbentuk sabit yang mengelilingiya dan membentuk 11 kilometer pemecah gelombang. Pulau ini memiliki luas 5 km x 5 km dan total areanya lebih besar daripada 800 lapangan sepak bola.[1] Pulau mahkota dihubungkan dengan Dubai oleh sebuah jembatan sepanjang 300 meter dan pulau sabit dihubungkan dengan ujung atas palem oleh terowongan bawah laut.[1] Untuk 2-3 tahun ke depan, pariwisata di Dubai semakin meningkat, The Palm Jumeirah dapat dikatakan sebagai salah satu resor utama dunia. The Palm Island sendiri dianggap sebagai 'Keajaiban Dunia ke-8'. Pulau ini akan menggandakan pesisir pantai Dubai[butuh rujukan].

Menurut perusahaan pembangun,[2] Jumeirah Palm Island akan berisi hotel, tiga tipe villa (Signature Villas, Garden Homes dan Canal Cove Town Homes), bangunan apartemen di pesisir, pantai, marina, resotran, kafe dan berbagai macam pertokoan retail. Hampir 30 hotel pinggir pantai akan dibuka pada akhir 2009,[1] termasuk:

Dua pesawat jet tempur Sabre F100 telah ditenggelamkan dengan sengaja di dekat The Palm Jumeirah untuk membuat sebuah lingkungan buatan, ditujukan untuk mendukung kehidupan bawah laut.[3]

Sebuah monorel dibangun di pulau ini yang dapat mengangkut 2,000-3,000 orang masuk dan keluar pulau setiap jam.[1]

Pada 18 Juni 2007, Cunard Line mengumumkan bahwa mereka telah menjual kapal RMS Queen Elizabeth 2 kepada Istithmar untuk digunakan sebagai hotel terapung di The Palm Jumeirah yang akan dimulai pada 2009.[4]

Konstruksi sunting

Konstruksi Palm Jumeirah dimulai pada Juni 2001 dan para pembangun mengumumkan penyerahan rumah pertama di pulau ini pada 2006.[1] Pulau ini dibuat menggunakan 94 juta m³ pasir dan 7 juta ton batu. The Palm Jumeirah dibangun dengan cara menyemprotkan pasir ke dasar laut sedalam 10.5 meter menggunakan kapal keruk. Di atas permukaan laut, 3 meter reklamasi dilakukan dengan teknik yang disebut sebagai "membuat pelangi", yang mana pasir tersebut disemprotkan di permukaan pulau yang semakin meninggi. Pasir Calcareous digunakan untuk reklamasi tersebut. Pulau ini mencakup sebuah pemecah gelombang menggunakan bebatuan, ditujukan untuk mendukung dan menyediakan habitat bagi kehidupan laut. Pembentukan tanah dilakukan oleh perusahaan Belanda, Van Oord, merupakan ahli profesional mengenai reklamasi tanah. Biaya yang dikeluarkan sebanyak US$12.3 miliar dan mempertahankan pulau membutuhkan biaya. Sekitar 40,000 pekerja, kebanyakan dari Asia Selatan, dilibatkan pada pembangunan pulau ini[butuh rujukan].

Pada awal Oktober 2007, Palm Jumeirah telah menjadi pulau buatan manusia terbesar di dunia.[5] Juga pada saat itu, 75% properti siap dipindah tangankan, dengan 500 keluarga yang telah menetap di pulau itu.[5] Pada akhir 2009, 28 hotel akan dibuka di Pulau Sabit.[5]

Kontroversi sunting

Penyelesaian konstruksi tersebut disalahkan, karena untuk penundaan penyelesaian yang diperpanjang, tanggal yang mana telah dimundurkan berkali-kali dan telah terlambat selama dua tahun. Kontroveersi yang lain disebabkan ketika masalah ini diungkap setelah peluncuran proyek, Nakheel menambah jumlah unit perumahan (dengan pengurangan jumlah properti pribadi secara serentak) yang awalnya 4500 unit (termasuk 2000 villa dan 2500 apartemen) hingga mencapai 8000 unit tanpa mengganti rugi kepada investor yang telah membeli sebelumnya dengan perkiraan pemisahan besar di antara semua properti.[6] Peningkatan unit perumahan ini dibebankan kepada Nakheel karena salah dalam penghitungan biaya awal konstruksi dan membutuhkan biaya dari anggaran awal, dengan berbagai isu yang melibatkan The Palm, tetapi tidak semuanya benar, Nakheel tidak pernah berkomentar kepada publik mengenai masalah ini.[butuh rujukan]

Hutang juga pernah dipermasalahkan mengenai kualitas konstruksi dan penyelesaian properti di pulau tersebut (masalah ini cenderung dibebankan kepada Dubai daripada The Palm secara spesifik) dan kemampuan infrastruktur yang sebenarnya pada The Palm dan daratan Dubai untuk mengatasi kekecewaan beberapa orang yang meninggalkan dan kembali ke pembangunan tersebut setiap hari setelah selesai.[6]

Lebih jauh, terdapat beberapa kecemasan mengenai dampak lingkungan di The Palm. Sepert konstruksi yang aslinya, pemecah gelombang merupakan sebuah penghalang lanjutan, tetapi diketahui bahwa mencegah pergerakan gelombang secara alami, lautan di sekitar The Palm menjadi tidak tenang. Masalah ini dibenarkan dengan cara membuat celah pada penghalang tersebut.[7] Seperti yang dijelaskan di dokumenter Impossible Islands di National Geographic Channel, bagian dari seri MegaStructures, pengahalang ini kemudian dimodifikasi dengan membuat celah pada sebuah sisi, sehingga pergerakan gelombang dapat memberi oksigen pada air dan mencegah ketidaktenangan air, meskipun lebih baik dan efisien apabila pemecah gelombang tidak dibuat.[7][8]

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e "The Palm Jumeirah". Nakheel. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-17. Diakses tanggal 2007-02-11.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan) Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "thepalmae" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  2. ^ "The Palm Jumeirah". Nakheel Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-09. Diakses tanggal 2007-06-19. 
  3. ^ "Flourishing Marine Life". The Palm Jumeirah Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-28. Diakses tanggal 2007-08-02. 
  4. ^ "QE2 To Leave Cunard Fleet And Be Sold To Dubai World To Begin A New Life At The Palm". [1]. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-06. Diakses tanggal 2007-06-20.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  5. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Progress Update
  6. ^ a b ""Palm before a storm?" Daily Telegraph article by Catherine Moye, 20th August 2005". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-18. Diakses tanggal 2021-07-14.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "telegraph" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  7. ^ a b "Palm Island Dubai FAQ".  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Dubai FAQs" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  8. ^ "MegaStructures - National Geographic Channel episode guide".