Otogizōshi (御伽草子, お伽草子, atau おとぎ草子, buku cerita dongeng) adalah sebutan untuk buku-buku cerita bergambar asal Jepang yang disusun mulai abad ke-14 hingga abad ke-17. Isinya berupa cerita pendek (dongeng) yang dilengkapi dengan ilustrasi, dan ditujukan bagi anak-anak sekaligus orang dewasa. Nama pengarang dan ilustrator tidak diketahui.

Ilustrasi cerita Issun bōshi

Buku ditulis dengan maksud sebagai hiburan serta pendidikan moral dan agama.[1] Dalam bahasa Jepang, togi () berarti "hal pelipur kebosanan" atau orang yang melakukan hal tersebut.[2]

Istilah otogizōshi juga dipakai untuk buku cerita dongeng yang ditulis dengan gaya otogizōshi. Nara Ehon (buku bergambar dari Nara) adalah sebutan untuk salinan otogizōshi yang diberi tambahan ilustrasi.[3]

Tahun penulisan

sunting

Buku cerita yang tergolong ke dalam otogizōshi diperkirakan berjumlah lebih dari 400 judul,[3] tetapi hanya sekitar 100 judul yang diperkirakan banyak diketahui orang. Jumlah judul yang pasti tidak diketahui. Dua judul buku yang sama masing-masing dapat berisi cerita yang berbeda, dan begitu pula sebaliknya.

Walaupun buku dan ceritanya sudah dikenal sejak zaman Muromachi, istilah "otogizōshi" baru digunakan orang Jepang sejak abad ke-18. Pencetusnya adalah toko buku Shibukawa Seiemon di Osaka yang menerbitkan 23 judul buku berisi cerita pendek dengan judul seri Otogi Bunko (Pustaka Dongeng) atau Otogizōshi antara tahun 1716 dan 1736. Judul-judul cerita yang diterbitkan adalah Bunshōzōshi, Hachikazuki, Komachizōshi, Onzōshi Shimawatari, Karaitozōshi, Kohata Kitsune, Nanakusa-zōshi, Sarugenji-zōshi, Monogusa Tarō, Sazare ishi, Hamaguri no zōshi, Koatsumori, Nijūshikō, Bontenkoku, Nosezaru zōshi, Neko no sōshi, Hamaide, Izumi Shikibu, Issun Bōshi, Sakaki, Urashima Tarō, Shutendōji, dan Yokobuesōshi.

Cerita dalam otogizōshi sebagian besar diambil dari cerita dongeng zaman kuno. Walaupun demikian, sebagian cerita otogizōshi berasal dari zaman yang lebih baru, misalnya cerita Neko no sōshi asal awal abad ke-17. Selain itu, isi cerita Yokobue sōshi juga menyerupai isi cerita Hikayat Heike. Di antara cerita dongeng Otogizōshi terdapat cerita Dōjōji Engi yang sering menjadi tema cerita dalam kesenian tradisional Jepang (noh, kabuki, nihon buyo). Cerita anak-anak yang populer hingga sekarang seperti Issun Bōshi juga berasal dari otogizōshi.

Cerita otogizōshi banyak disertai ilustrasi yang sama pentingnya dengan cerita. Gaya bercerita menggunakan kalimat-kalimat sederhana. Alur cerita juga sederhana seperti lazimnya cerita dongeng, namun bisa memiliki sejumlah interpretasi. Walaupun disusun dengan kalimat dan alur sederhana, bukan berarti ceritanya hanya ditulis untuk anak-anak atau wanita.

Kategori

sunting

Berikut ini adalah pengelompokan cerita otogizōshi dan contohnya:

  • Cerita kalangan bangsawan (kugemono)
Ko'ochikubo, Fuseya no Monogatari
  • Cerita keagamaan dan asal usul kuil (honjimono)
Bontengoku, Atagojizō Monogatari
  • Cerita biksu (sōryomono)
Sannin Hōshi, Oyō no Ama
  • Cerita kepahlawanan (bukemono)
Shutendōji, Benkei Monogatari
  • Cerita orang biasa (shominmono)
Issun Bōshi, Monogusa Tarō
  • Cerita dari luar negeri (gaikokumono)
Hamaguri sōshi, Nijūshikō.

Referensi

sunting
  1. ^ Reider, Noriko T. (2005). "Shuten Dōji: "Drunken Demon"" (PDF). Asian Folklore Studies. 64. Diakses tanggal 28 Januari.  [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ Sanseidō kokugo jiten (edisi ke-Ed.3). Sanseidō. 1982. ISBN 4-385-13187-2. 
  3. ^ a b "Nara ehon ni tsuite". Keio University HUMI Project. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-16. Diakses tanggal 26 Januari. 

Pranala luar

sunting