Odoaker

prajurit bangsa Barbar
(Dialihkan dari Odoacer)

Flavius Odoacer atau Odoaker (ca. 435-493) adalah prajurit dan negarawan bangsa barbar yang menggulingkan kaisar cilik Romulus Augustulus dan menjadi Raja Italia (476-493). Peristiwa penggulingan Kaisar Romulus Augustulus oleh Odoaker inilah yang turun-temurun dijadikan tonggak sejarah tumbangnya Kekaisaran Romawi Barat dan berakhirnya zaman Romawi Kuno.[a]

Flavius Odoacer
Rex Italiae
Patricius
Uang keluaran Odoaker, Ravenna, tahun 477, menampilkan profil Odoaker yang tampak berkumis "barbar" dan mungkin saja bertengkorak lonjong.
Raja Italia
Berkuasa476-493
PendahuluTidak ada (Gelar diciptakan sesudah Kekaisaran Romawi Barat bubar)
PenerusTeodorik Agung
Kelahiranca. 433
di Panonia, Romawi Barat
Kematian15 Maret 493 (umur 60 tahun)
Ravenna, Kerajaan Italia
PasanganSunigilda
KeturunanTela
AyahEdeko
AgamaKristen Arian

Meskipun kedaulatan atas Jazirah Italia sudah berada di dalam genggamannya, Odoaker menempatkan diri selaku kawula setia sang maharaja yang bersemayam di Konstantinopel, yakni Kaisar Zeno. Odoaker kerap memakai gelar patricius (bangsawan) anugerah dari Zeno, tetapi digelari rex (raja) di dalam banyak dokumen. Ia sendiri memakai gelar rex di dalam satu-satunya dokumen resmi terbitan panitera dari masa pemerintahannya yang masih ada saat ini, dan juga digelari rex oleh Konsul Basilius.[2][b] Odoaker menghadirkan beberapa perubahan penting di dalam sistem tata usaha pemerintahan Italia. Ia didukung senat dan leluasa membagi-bagikan tanah kepada anak-anak buahnya tanpa banyak tentangan. Kisruh di dalam angkatan bersenjatanya berbuntut tindak kekerasan yang berlangsung dari tahun 477 sampai 478, tetapi tidak ada gangguan semacam itu menjelang akhir masa pemerintahannya. Meskipun seorang Kristen Arian, Odoaker jarang sekali mencampuri urusan Gereja negara Kekaisaran Romawi yang berpaham Tritunggal .

Tokoh yang diduga berdarah Jermani Timur ini adalah magister militium (panglima angkatan bersenjata) Kekaisaran Romawi di Jazirah Italia yang memimpin pemberontakan prajurit-prajurit Heruli, Rogi, dan Skiri yang mengakibatkan Romulus Augustulus terguling dari takhta pada tanggal 4 September 476. Romulus Augustulus yang baru berumur 12 tahun dinobatkan menjadi Kaisar Romawi Barat oleh ayahnya, Orestes, panglima angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi di Italia yang baru saja memberontak setahun sebelumnya, tetapi tidak mendapat dukungan maupun pengakuan di luar kawasan tengah Italia. Dengan dukungan Senat Romawi, Odoaker memerintah Italia secara mandiri, sembari bermanis mulut mengakui kedaulatan Iulius Nepos, Kaisar Romawi Barat sebelum Romulus Augustulus, maupun Zeno, Kaisar Romawi Timur. Ketika Yulius Nepos terbunuh pada tahun 480, Odoaker menginvasi Dalmasia untuk menghukum para pembunuh. Hajat itu memang ia tunaikan, tetapi dalam jangka waktu dua tahun ia juga menaklukkan dan menjadikan Dalmasia sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Ketika dimintai bantuan oleh Illus, magister militum Romawi Timur yang berusaha menggulingkan Zeno, Odoaker menginvasi daerah-daerah paling barat di dalam wilayah kedaulatan Zeno pada tahun 484. Mula-mula Zeno membalas dengan menghasut orang Rogi di Austria sekarang ini untuk menyerbu Italia. Pada musim dingin tahun 487-488, Odoaker menyeberangi Sungai Donau dan mengalahkan orang Rogi di kandang mereka sendiri. Zeno juga mengangkat Teodorik Agung, Raja orang Ostrogoti yang saat itu sedang berseliweran mengincar daerah perbatasan Romawi Timur, menjadi Raja Italia, dengan maksud mengadu domba satu sekutu perusuh dengan sekutu perusuh lain. Teodorik menginvasi Italia pada tahun 489, dan sampai dengan bulan Agustus 490 sudah nyaris menguasai seluruh Jazirah Italia, sehingga Odoaker terpaksa berlindung di Ravenna. Sesudah Ravenna menyerah pada tanggal 5 Maret 493, Teodorik mengundang Odoaker untuk beramah-tamah dalam sebuah acara jamuan rujuk. Alih-alih menjalin persekutuan, Teodorik justru membunuh Odoaker yang tidak waspada.

Kebangsaan

sunting

Selain dari fakta bahwa ia dianggap bukan orang Romawi, tidak ada keterangan lain tentang asal-usul Odoaker.[c] Beberapa sarjana meyakini bahwa Odoaker berasal dari kemaharajaan Atila yang terdiri atas beragam suku bangsa. Kebanyakan sarjana beranggapan bahwa Odoaker setidaknya adalah seorang peranakan Jermani, sementara sarjana-sarjana lain menganggapnya seorang Jermani tulen. Sumber-sumber tertua dari Abad Pertengahan semisal risalah Teofanis menyebutnya seorang Goti.[3] Marcellinus Comes, petawarikh abad ke-6, menyebutnya "Raja orang Goti" (bahasa Latin: Odoacer rex Gothorum).[d]

Sejarawan Iordanes mengaitkan asal-usul Odoaker dengan beberapa kabilah Jermani Timur di Donau Tengah yang tiba di daerah itu pada zaman kemaharajaan Atila, antara lain orang Skiri, orang Heruli, dan orang Rogi. Pada beberapa bagian karya tulisnya, ia menyebut Odoaker sebagai Raja orang Turcilingi, suatu kabilah atau mungkin saja kulawangsa yang tidak pernah disebut-sebut di dalam sumber sejarah lain. Sejarawan-sejarawan modern juga mengemukakan dugaan tentang keterkaitan asal-usul Odoaker dengan orang Goti, Huni, maupun Turingi. Meskipun menyebut Odoaker sebagai Raja orang Turcilingi (Torcilingorum rex), dengan para pengikut dari kalangan orang Skiri dan Heruli, pada salah satu bagian dari risahnya, Getica,[4] Iordanes mengemukakan pada bagian lain (LVII.291) bahwa Italia berada di bawah tirani orang Turcilingi dan Rogi pada masa pemerintahan Odoaker. Di dalam risalahnya, Romana, Iordanes menyebut Odoaker sebagai keturunan orang Rogi (atau orang bernama Rogus, Odoacer genere Rogus) dengan para pengikut dari kalangan orang Turcilingi, Skiri, dan Heruli.[e] Pernah pula dikemukakan bahwa ada salah seorang paman Atila yang bernama Rogus, dan mungkin saja Odoaker adalah salah seorang keturunannya.[5]

Bukti onomastis

sunting

Asal-usul nama Odoaker, yang mungkin saja dapat dijadikan petunjuk asal-usul kebangsaannya, masih menjadi pokok perdebatan. Menurut salah satu pendapat, Odoaker diturunkan dari kata Jermani *Audawakraz (bahasa Goti: *Audawakrs), gabungan kata aud- (harta) dan wakr- (berjaga-jaga), yang berarti "penunggu harta".[6] Kerabat kata ini ditemukan di dalam bahasa lain dari rumpun Jermani, yakni gelar Eadwacer di dalam syair Inggris Lama, Wulf dan Eadwacer (bunyi au- Jermani berubah menjadi ea- di dalam bahasa Inggris Lama).[7] Di lain pihak, sejarawan Robert L. Reynolds dan sejarawan Robert S. Lopez menelaah kemungkinan bahwa Odoaker bukanlah sebuah nama Jermani, dengan mengemukakan beberapa argumen bahwa latar belakang kebangsaan Odoaker mungkin ada di tempat lain. Salah satu argumen tersebut adalah bahwasanya nama Odoaker, yang diklaim berasal dari rumpun bahasa Jermani tetapi tidak kunjung terbukti secara meyakinkan itu, mungkin saja merupakan salah satu bentuk dari kata Turkis Ot-toghar (terlahir dari rumput, atau terlahir dari api), maupun bentuk ringkas dari kata Ot-ghar (gembala).[8] Tesis Reynolds dan Lopez dikritik Otto J. Maenschen-Helfen.[9]

Sejarah

sunting

Pada tahun 470, Odoaker ditunjuk menjadi pemimpin kelompok foederati. Lalu, pada tahun 475, Orestes ditunjuk menjadi Magister militum oleh Kaisar Romawi Barat, Julius Nepos. Orestes lalu menjalin hubungan dengan foederati. Orestes menjanjikan mereka sepertiga dari semenanjung Italia jika mampu membantu mereka melaksanakan revolusi melawan Kaisar nepos. Foederati beranggotakan 30000 pasukan bersama dengan keluarga-keluarga pasukan mereka, dan mereka telah tinggal di semenanjung italia selama beberapa tahun demi tujuan tersebut, meski pada akhirnya mereka hanya menerima lahan yang tidak subur di sekitar Pegunungan Apennine. Foederati menerima perjanjian tersebut, dan pada tanggal 28 Agustus 475 mereka mengalahkan Nepos yang melarikan diri menuju Dalmasia. Dengan kepergian Nepos, Orestes mengangkat anak Nepos yang masih berusia 12 tahun, Romulus, menuju gelar Augustus, sehingga Romulus Augustus menjadi Kaisar Romawi Barat, yang pada akhirnya menjadi yang terakhir sepanjang sejarah.

Setelah revolusi, Orestes, sebagai Magister militium, mengatur militernya sendiri. Dia lalu mengkhianati janji-janji yang pernah dikatakan terhadap foederati sehingga Odoaker mengalahkan Orestes dalam suatu pertempuran. Orestes ditangkap dan segera dieksekusi. Setelah pertempuran, foederati bersama sejumlah besar tentara Italia bekas Orestes, mengklaim Odoacker sebagai raja Italia (rex Italiae). Pada tahun 476, Odoaker berangkat menuju Ravenna, menguasai kota dan menangkap raja muda Romulus Augustus. Ia disingkirkan pada tanggal 4 September tahun 476. Pada tahun yang sama, Odoaker menolak gelar kaisar, yang di saat itu merupakan cara terbaik untuk menghidari konflik dengan Konstantinopel, ibu kota Romawi Timur. Ia lalu mengirim lambang kerajaan ke Kaisar Romawi Timur, Zeno, dan mendeklarasikan diri sebagai pengabdi setengah wilayah barat, yang ketika itu tidak lebih dari semenanjung Italia, Dalmasia, dan sebuah wilayah yang dikelilingi wilayah Gaul utara. Kaisar Romawi Barat yang sah, Julius Nepos, berkuasa dengan tanpa kekuatan apapun, dan ia tetap hidup hingga dibunuh pada tahun 480.

Theodoric dan pasukan Ostrogoth miliknya mengalahkan Odoaker di Aquileia pada tahun 488, di Verona pada tahun 489, dan di Sungai Adda pada tahun 490. Pada tahun yang sama, Theodoric menyerang Odoaker di Ravenna. Penyerangan berlangsung selama tiga tahun, dan penyerangan dilakukan berkali-kali pada setiap arah. Hingga pada akhirnya, kedua kubu tidak dapat menentukan siapa pemenangnya, sehingga pada tanggal 2 Februari 493, Theodoric dan Odoaker mengadakan perjanjian perdamaian yang memastikan pembangian kekuasaan di atas wilayah Italia. Sebuah pesat dadakan untuk merayakan perjanjian damai tersebut, tetapi Theodoric membunuh Odoaker dengan tangannya sendiri dalam pesta tersebut.

Theodoric menjadi raja baru Italia dan mendirikan Kerajaan Ostrogothic yang berkuasa dengan ibu kota di Ravenna. Sisa pasukan foederati Odoaker bergabung dengan Ostrogoth dan diizinkan mendiami Italia.

Peristiwa sekitar pertarungan Ravenna digunakan sebagai kisah heroik Jerman Dietrich von Bern (Theodoric of Verona).

Rujukan

sunting

Keterangan

sunting
  1. ^ "Odoaker adalah orang barbar pertama yang berdaulat atas Italia, merajai sebuah bangsa yang dulu merasa paling unggul di antara seluruh umat manusia." Edward Gibbon, The Decline and Fall of the Roman Empire, Bab XXXVI.[1]
  2. ^ Baik Marcellinus, Cassiodorus, maupun sejumlah dokumen lembaga kepausan mengelarinya rex (atau salah satu tasrifannya), sehingga menyiratkan bahwa gelar itu dipakai secara resmi. Iordanes pernah sekali menyebutnya Gothorum Romanorumque regnator (penguasa orang Goti dan orang Romawi). Ia disebut autokrator (penguasa mutlak) dan tiranos (penyerobot takhta, tiran) di dalam risalah Bellum Gothicum karangan Procopius. Satu-satunya peninggalan tertulis yang menyebut Odoaker sebagai "Raja Italia" adalah risalah Victor Vitensis yang mengabadikan frasa Odouacro Italiae regi.
  3. ^ Untuk informasi lebih lanjut mengenai topik ini, lih. Stefan Krautschick, "Zwei Aspekte des Jahres 476", Historia: Zeitschrift für Alte Geschichte, 35 (1986), hlmn. 344–371.
  4. ^ Marcellinus Comes, Chronicon, s. a. 476.
  5. ^ Lih. Yordanes, Romana 344.

Kutipan

sunting
  1. ^ Gibbon 1998, hlm. 716.
  2. ^ Martindale 1980, hlm. 791–793.
  3. ^ MacGeorge 2002, hlm. 284.
  4. ^ Jordanes 1915, hlm. 119 [XLVI.242].
  5. ^ Reynolds & Lopez 1946, hlm. 44.
  6. ^ Waldman & Mason 2006, hlm. 699.
  7. ^ Voyles 1992, hlm. 141.
  8. ^ Reynolds & Lopez 1946, hlm. 45.
  9. ^ Macbain 1983, hlm. 324.