Ngerahul adalah salah satu bentuk tradisi sastra lisan dalam masyarakat Betawi. Ngerahul merupakan legitimasi sosial bagi eksistensi seseorang agar dapat diterima dalam masyarakat dan dianggap sudah dewasa. Ngerahul berfungsi sebagai pengakuan terhadap keberadaan dan peranan seseorang dalam kehidupan masyarakat. Seseorang dianggap sudah dewasa jika ia diterima dalam kegiatan Ngerahul. Kegiatan ini biasanya melibatkan peserta yang sudah dewasa paling sedikit empat orang dan paling banyak sepuluh orang. Salah satu atau dua orang peserta mengambil peran sebagai lakon. Pembawa lakon yang mahir, kalau laki-laki biasanya disebut Pak Lengser.

Meskipun Ngerahul terkesan diselenggarakan dengan aturan tertentu, sebenarnya pelaksanaannya dilakukan secara spontan. Salah seorang yang dituakan menjadi pembawa lakon Ngerahul. Kekuatan Ngerahul terletak pada cara pembawa lakon membawakannya, yaitu: penutur yang mengalir; mimik dan gerak tubuh yang atraktif; dan kaya akan unsur humor.

Ngerahul mengandung pesan untuk mencegah perbuatan merusak dan menganjurkan perbuatan baik. Tema Ngerahul berkaitan dengan sejarah, heroisme. horor, dan seks. Tema dalam Ngerahul tidak konsisten, dalam bahasa Betawi disebut ngalor ngidul atau dalam bahasa Melayudisebut ke Barat ke Timur(nyok kite cerite ke Barat ke Timur).