Museum Pendaratan Pesawat amfibi Catalina

Museum Pendaratan Pesawat Ampfibi Catalina atau yang lebih dikenal dengan sebutan Museum Pendaratan Pesawat Amfibi Soekarno merupakan wisata sejarah yang berada di Desa Iiuta, Kecamatan Batuda'a, Kota Gorontalo.

Museum Pendaratan Pesawat Amfibi di Iluta

Museum Pendaratan Pesawat Ampfibi Catalina dapat dikunjungi setiap hari oleh masyarakat umum secara gratis. Selain mempelajari koleksi bersejarah di museum ini, pengunjung juga dapat menikmati panorama Danau Limboto.[1]

Sejarah

sunting

Bangunan navigasi ini didirikan dengan tujuan untuk mengenang sejarah mendaratnya pesawat Amfibi Catalina yang digunakan oleh Presiden pertama Republik Indonesia (RI) Soekarno untuk berkunjung ke Gorontalo. Pesawat ini mendarat di tepi Danau Limboto pada tahun 1950.[2] Adapun tujuan mendaratnya pesawat itu adalah mempertahankan Negara R I. Kemudian, pada tahun 1956 Presiden Soekarno kembali berkunjung untuk menindak lanjuti terkait pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).[3]

Pada mulanya bangunan Museum Pendaratan Pesawat Ampfibi Catalina merupakan rumah berwarna putih peninggalan Belanda yang telah berdiri sejak 1936. Rumah ini memiliki luas 5 meter x 15 meter. Setelah melalui renovasi, bangunan ini diresmikan sebagai Museum Pendaratan Pesawat Amfibi Catalina oleh Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI, pada tanggal 29 Juni 2002.[4]

Koleksi

sunting

Pada Museum Pendaratan Pesawat Amfibi Catalina terdapat bangunan khusus navigasi yang merupakan objek wisata sejarah. Tersedia pula replika Patrol Bomber Catalina dengan ukuran panjang 19,35 meter, tinggi 6,85 meter, lebar sayap 3,61 meter dan dilengkapi dengan dua baling-baling. Replika pesawat amfibi tersebut dibuat dengan menggunakan ribuan bambu.[5]

Bangunan Museum Pendaratan Pesawat Amfibi Catalina terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan digunakan untuk memamerkan koleksi benda kuno seperti foto-foto Presiden Soekarno dan uang kertas yang dicetak di era awal kemerdekaan yang dipajang di dinding museum. Adapun ruangan lainnya berupa beranda atau ruang tamu yang dilengkapi dengan kotak kaca berukuran 1 meter x 1 meter yang berisi sebuah radio transistor model kuno, dan tujuh buku yang menceritakan tentang Soekarno. Salah satu buku karya Soekarno yang dipamerkan pada museum ini adalah jilid pertama cetakan kedua dari buku berjudul Di Bawah Bendera Revolusi.[4] Pada museum ini juga tersimpan koleksi peralatan pertanian kuno seperti alat bajak sawah dan alat penumbuk padi. [3]

Aksesibilitas

sunting

Museum Pesawat Amfibi Soekarno dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor selama 30 menit dari terminal kota.[butuh rujukan]Masyarakat juga dapat mengunjungi museum ini dengan angkutan umum. Perjalanan dari pusat kota Gorontalo menuju ke museum ini membutuhkan waktu tempuh sekitar 15 menit. Adapun jarak Museum Pesawat Amfibi Soekarno dari Taman Purbakala Benteng Otanaha adalah sekitar 2 kilometer.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Media, Kompas Cyber (2011-07-05). "Jejak Soekarno yang Tertinggal di Danau Limboto". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-30. 
  2. ^ wisata sejarah. Jakarta: Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007. hlm. 217. 
  3. ^ a b Ali, Rahmat (2019-04-26). Abidin, Febryandi, ed. "Jejak Soekarno di Rumah Pendaratan Gorontalo". kumparan. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  4. ^ a b Prasetyo, Aris (2012-01-09). "Jejak Soekarno di Danau Limboto". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  5. ^ Syaiful, Anri (2015-06-06). "Mengenang Saat Pesawat Amfibi Sukarno Mendarat di Gorontalo". liputan6.com. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  6. ^ "Museum Pendaratan Pesawat Amphibi Bung Karno: Sejarah dan Lokasinya". VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan. Diakses tanggal 2024-05-29.