Mukim Peramu adalah sebuah mukim di Daerah Brunei-Muara, Brunei Darussalam. Mukim ini terletak di Kampong Ayer, permukiman apung tradisional di Sungai Brunei di ibu kota Bandar Seri Begawan. Jumlah penduduknya adalah 1.111 jiwa pada tahun 2016.[1]

Mukim Peramu
Balai ibadat (masjid) di Kampung Peramu
Balai ibadat (masjid) di Kampung Peramu
Peta lokasi Mukim Peramu di Distrik Brunei-Muara.
Peta lokasi Mukim Peramu di Distrik Brunei-Muara.
NegaraBrunei Darussalam
DistrikBrunei-Muara
Populasi
 (2016)[1]
 • Total1.111
Zona waktuUTC+8 (BNT)
Kode Pos
BPxx26

Etimologi

sunting

Mukim ini mungkin dinamai berdasarkan Kampung Peramu, salah satu desa yang termasuk dalam mukim ini.[2]

Geografi

sunting

Mukim ini berbatasan dengan Mukim Kianggeh di utara, Mukim Saba di timur, Mukim Sungai Kebun di selatan, dan Mukim Burong Pingai Ayer di barat.[3]

Demografi

sunting

Berdasarkan sensus tahun 2016, jumlah penduduknya 1.111 jiwa dengan 49,95% laki-laki dan 50,05% perempuan. Mukim memiliki 169 rumah tangga yang menempati 169 rumah tinggal. Seluruh penduduk tinggal di daerah perkotaan. Di antara pekerjaan penduduk desa adalah mendayung perahu dan membuat manisan.[4]

Mukim Peramu meliputi desa-desa sebagai berikut:[1]

Desa Populasi
(2016)
Kampung Bakut Berumput 54
Kampung Bakut Pengiran Siraja Muda 'A' 92
Kampung Bakut Pengiran Siraja Muda 'B' 87
Kampung Lurong Sikuna 136
Kampung Pekilong Muara 267
Kampung Peramu 424
Kampung Setia Pahlawan 51
Total 1.111

4°53′02″N 114°56′38″E / 4.884°N 114.944°E / 4.884; 114.944

Referensi

sunting
  1. ^ a b c "Population and Housing Census Update Final Report 2016" (PDF). www.deps.gov.bn. Statistics Department. December 2018. Diakses tanggal 27 June 2021. 
  2. ^ Mohd Yunos, Rozan (2013). SEMINAR UNITED NATIONS GROUP OF EXPERTS ON GEOGRAPHICAL NAMES ASIA, SOUTHEAST DIVISION (PDF). hlm. 11. 
  3. ^ "Geoportal - Survey Department". survey.gov.bn (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 28 August 2018. 
  4. ^ KOMPILASI RENCANA KNK 2015 (PDF) (dalam bahasa Melayu). Kenali Negera Kitani. 2015. hlm. 188–192.