Monumen Perjuangan Rakyat


Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) adalah tugu peringatan untuk mengenang suatu peristiwa bersejarah yang berada di di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Monumen pertama berupa patung seorang prajurit dayak (terbuat dari kayu ulin) yang memegang bendera di depan kolam ikan mujair pada tahun 1983. Kemudian hari patung itu direnovasi menjadi patung perunggu dengan tiga sosok dalam patung yang sedang bersemangat mendirikan tiang bendera. Monumen ini diresmikan pada hari kamis, 16 November 1995 oleh Panglima ABRI, Feisal Tanjung.[1]

Tugu Monpera : Monumen perjuangan rakyat Balikpapan

Sejarah

sunting

Terletak di Jalan Jendral Sudirman, bangunan ini didirikan untuk mengenang dua kejadian bersejarah yang terjadi di Balikpapan. Peristiwa yang pertama adalah usaha penghalangan oleh masyarakat Balikpapan atas kedatangan pasukan tentara Belanda yang memasuki daerah Pantai Klandasan Ilir. Dari peritiwa ini banyak korban berjatuhan dari masyarakat Balikpapan dan tentara Belanda yang membuat daerah ini banyak sekali terdapat jenazah dari pertempuran tersebut. Peristiwa kedua adalah terjadinya pembantaian besar-besaran oleh tentara Jepang terhadap serdadu Belanda untuk memperebutkan sumur Mathilda. Tentara Jepang yang sedang berambisi menguasai dunia berusaha keras mengalahkan tentara Belanda, dan akhirnya Belanda kalah dalam peperangan tersebut, di mana pembantaian menewaskan lebih dari 80 serdadu Belanda beserta dengan Jendral mereka. Selepas peperangan, sumur Mathilda direbut kembali oleh masyarakat Balikpapan. Dari peristiwa ini, maka dibangunlah monumen dengan bentuk tentara Indonesia bersama masyarakat Balikpapan mendirikan bendera merah putih yang melambangkan perjuangan rakyat Balikpapan.

Tata ruang monumen

sunting

Monumen Perjuangan Rakyat Balikpapan memiliki ruang diorama yang dibuka untuk umum dan panggung terbuka untuk pertunjukan seni-budaya atau pentas kreativitas remaja. Bangunan dasar monumen dari luar terlihat sebagai tangga menuju Patung Tiga Prajurit yang sedang berusaha mendirikan bendera merah putih menghadap ke pantai. Pada sisi monumen dipenuhi taman yang tertata rapi, dan di bagian belakang tersuguhkan pantai berpasir putih yang indah, sehingga menjadikan monumen ini menjadi salah satu pilihan wisata sejarah.[2]

Peristiwa unik

sunting

Pada tanggal 31 Desember 2013, Monpera Balikpapan masih berdiri kokoh. Hal tersebut tampak pada rekaman video "Vanishing Monument Balikpapan". Pada postingan tersebut, tampak seorang pria (Wesly F. Kilapong) yang menghilangkan monpera Balikpapan.[3] Namun pada hari Kamis, 8 September 2016, monumen tersebut roboh. Penyebabnya adalah karena pondasi perunggu dari patung tersebut telah berkarat.[4]

Galeri

sunting

Referensi

sunting