Monumen Bibis terletak di Dusun Bibis, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Monumen Bibis ini merupakan rumah milik Hardjowiyadi yang pada masa itu menjabat sebagai kepala dukuh. Bangunan yang dibangun oleh Nyai Trunomenggolo memiliki arti penting dalam sejarah bangsa ini. Tempat ini digunakan sebagai tempat pertahanan atau markas Wehrkreise III dengan komandan Letkol Soeharto. Di tempat ini juga Letkol Soeharto merencanakan Serangan Umum1 Maret 1949.

Monumen Bibis.

Desa Bibis sangat ideal untuk digunakan sebagai markas karena desa ini berada pada kontur tanah yang berbukit. Di rumah Hardjowiyadi, Letkol Soeharto beserta pasukannya mengatur strategi perang gerilya melawan Belanda pada masa itu guna mempertahankan Yogyakarta sebagai Ibukota Republik Indonesia. Selama lima bulan di Desa Bibis ini, pasukan Letkol Soeharto mendapat bantuan berupa pasokan bahan makanan dan minuman dari masyarakat Desa Bibis. Masyarakat Desa Bibis melakukan hal ini dikarenakan mengikuti anjuran Jenderal Soedirman agar ikut membantu pasukan TNI.

Keadaan bangunan

sunting
 
Suasana Pendopo Monumen Bibis.

Di pendapa Monumen Bibis juga dilengkapi diorama, didalamnya terdapat terdapat beberapa patung, salah satunya yaitu patung soeharto. Namun sangat disayangkan, kondisi patung-patung ini banyak yang rusak, bahkan beberapa bagian patung ada yang hilang. Pada ruang pamer terdapat relief yang menggambarkan adanya konfrontasi antara pihak republik dengan pihak Belanda di masa perang kemerdekaan. Di ruangan pamer terdapat pula meja kayu, piring alumunium, sebuah sepeda, dan peta wilayah DIY. Kondisi diorama ini sama seperti kondisi pendapanya, dimana kondisi ruang pamer dan benda-bendanya tidak terawat. Atap pada ruangan ini banyak yang jebol, benda-benda koleksi banyak yang berdebu, dan beberapa keramik retak.

Monumen Bibis memiliki tiga prasasti, satunya merupakan prasasti dari Yayasan Monumen Yogya Kembalii. Satu prasasti menjelaskan Serangan Umum 1 Maret 1949, satu prasasti lainnya bercerita peran Soeharto dan masyarakat Bibis yang ikut serta dalam mengusir penjajah.

Namun seperti bangunan lainnya, ketiga prasasti ini juga tak terawat dan rusak. Terkait kerusakan ini pihak pengelola Monumen Bibis mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena tidak ada anggaran dana sepeserpun dari pemerintah untuk perawatan monumen ini.[1]

Rujukan

sunting
  1. ^ "Monumen Bibis". Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta. Diakses tanggal 27 Juli 2024.