Mola hidatidosa

Tidak berkembangnya placenta secara normal

Mola hidatidosa (atau hamil anggur) adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin.[1] Bakal janin tersebut dikenal dengan istilah mola hidatidosa.[1] Istilah hamil anggur digunakan karena bentuk bakal janin tersebut mirip dengan gerombolan buah anggur.[1] Mola hidatidosa juga dapat didefinisikan sebagai penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan calon plasenta (trofoblas plasenta) dan disertai dengan degenerasi kistik villi serta perubahan hidropik.[2] Trofoblas adalah sel pada bagian tepi ovum (sel telur) yang telah dibuahi dan nantinya akan melekat di dinding rahim hingga berkembang menjadi plasenta serta membran yang memberi makan hasil pembuahan.[2] Penyebab penyakit ini belum diketahui pasti, namun diduga karena kekurangan gizi dan gangguan peredaran darah rahim.[1]

Mola hidatidosa
Mola hidatidosa dilihat menggunakan tomografi terkomputasi.
Informasi umum
SpesialisasiPatologi Sunting ini di Wikidata

Penyebab dan Pemeriksaan sunting

Hamil anggur atau mola hidatidosa dapat terjadi karena:

  • Tidak ada buah kehamilan (agenesis) atau ada perubahan (degenerasi) sistem aliran darah terhadap buah kehamilan, pada usia kehamilan 3-4 minggu.
  • Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, sehingga terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblas.
  • Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks.[1]

Pemeriksaan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan HCG (human chorionic gonadotrophin) urin atau serum untuk pemeriksaan kehamilan, USG (ultrasonografi), dan uji Sonde.[2]

Klasifikasi sunting

Mola hidatidosa lengkap sunting

Mola hidatidosa lengkap apabila vili hidropik, tidak ada janin dan membran, kromosom maternal haploid dan paternal 2 haploid.[3]

Mola hidatidosa parsial sunting

Mola hidatidosa parsial apabila janin tidak teridentifikasi, campuran villi hidropik dan normal, kromosom paternal diploid.[3]

Mola hidatidosa invasif sunting

Mola hidatidosa invasif apabila korioadenoma destruen, menginvasi miometrium, terdiagnosis 6 bulan pasca evakuasi mola.[3]

Gejala sunting

Pada mulanya, gejala mola hidatosa atau hamil anggur mirip dengan gejala kehamilan normal, yaitu terlambat haid, mual, tes kehamilan positif, dan muntah. Namun, pada penderita hamil anggur, gejala awal tersebut dialami dengan lebih berat. Tanda-tanda lainnya adalah tidak ada gerakan janin, rahim lebih besar dari umur kehamilan, dan keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.[1]

Pengobatan sunting

Untuk wanita yang masih ingin punya anak, pengobatan dapat dilakukan dengan membersihkan rahim (kuret). Sedangkan untuk yang tidak ingin punya anak, dapat dilakukan dengan pengangkatan rahim.[1]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g Hamil Anggur (Mola Hidatidosa).
  2. ^ a b c MOLA HIDATIDOSA[pranala nonaktif permanen], dr. Efendi Lukas, dr. H.A. Arifuddin Djuanna, Sp.OG.
  3. ^ a b c Mola hidatidosa Rochmawati, Lusa. 2012