Model TRACE (psikolinguistik)

Model Trace merupakan suatu model untuk melakukan analisis terhadap persepsi ujaran dalam bidang ilmu psikolinguistik. Psikolinguistik merupakan ilmu yang mempelajari proses yang dilalui oelh manusia dalam memahami bahasa. Baik proses terhadap cara berpikir dan cara menangkap makna bahasa.[1] Pemahaman terhadap ujaran bahasa dapat dilakukan dengan berbagai teori dan metode. Salah satunya adalah Model Trace (dalam bahasa Indonesia berarti jejak). Model Trace dikemukan oleh James McCleland dan Jeffery Elman pada tahun 1986. Model ini ini membahas tentang bagaimana respon manusia ketika mendengar suatu bunyi. Disebut trace atau jejak karena dalam proses analisisnya membutuhkan jejak dari unsur tingkatan prosesnya. Model ini bersifat dinamis karena setiap unsur tingkatan mempunyai keterkaitan.

Dalam model ini, persepsi ujaran diungkap dengan struktur yang sama sebagai memori kerja, dan pemrosesan perseptual.

Interaksi yang berkelanjutan ini memungkinkan model untuk memasukkan efek konteks yang tepat, dan memungkinkan model memperhitungkan secara langsung aspek-aspek tertentu.[2]

Permasalahan bunyi

sunting

Permasalahan bunyi atau ujaran yang dialami oleh manusia menurut teori ini terdiri dari tiga permasalahan. Pertama, dapat berupa kesalahan apa yang didengar. hal ini dikarenakan bunyi yang diucapkan tidak benar-benar terpisah tetapi tumpang tindih dengan bunyi lainnya, sehingga pendengar akan mengalami kesusahan menangkap ujaran. Kedua, kesalahan berupa pelafalan bunyi yang diucapkan oleh penutur. setiap manusia mempunyai ciri khas masing-masing dalam mengucapkan ujaran sehingga kesalahan berupa pelafalan bunyi yang diucapkan oleh penutur dan tangkapan ujaran yang didengar oleh pendengar. Ketiga, permasalahan bunyi berdasarkan latar belakang individual yaitu banyaknya ragam pelafalan hal ini disebabkan oleh aksen yang dimiliki oleh masing-masing sesuai dengan daerah dan lingkungannya.[3]

Persepsi bunyi

sunting

Persepsi atau urutan bunyi menurut teori TRACE terdiri dari tiga proses yaitu didengarkan atau direkam, dicerna atau dimakna, diungkapkan. Proses urutan bunyi diawali dengan adanya bunyi yang didengar dan akan akan terekam dalam ingatan manusia. Kata yang telah didengar kemudian akan dicerna atau diberikan makna dengan kata yang yang akan didengar setelahnya. Pada proses terakhir semua bunyi yang telah didengar dan terekam dalam ingatan akan memperoleh hasil atau makna secara keseluruhan.[3]

Cara kerja

sunting

Cara kerja model TRACE disusun menjadi tiga tingkatan yaitu fitur, fonem, dan kata. Singkatnya, dimulai dengan cara menggabungkan fonem, yang dibuat oleh penutur dan kemudian dirasakan oleh pendengar. Hal ini dikarenakan dalam model TRACE, kata dapat ditangkap dari gabungan fonem yang disampaikan secara lisan atau tuturan. Melalui pesan lisan atau tuturan menyebabkan terjadinya segmentasi suara individu sehingga kata dapat ditentukan dari fonem yang diujarkan[3].

Referensi

sunting
  1. ^ Dardjowidjojo, Soenjono (2003-04-01). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-459-4. 
  2. ^ l. MCCELLAND, JAMES. "THE TRACE MODEL OF SPEECH PERSEPTION" (PDF). linguisticsnetwork.com. Diakses tanggal 2023-04-15. 
  3. ^ a b c Irham, Irham (2019-12-12). "Persepsi Ujaran Dalam Konteks Psikolinguistik". Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 1–12. doi:10.33627/gw.v2i1.272. ISSN 2614-3585.