Mikroseismik adalah metode geofisika yang banyak berperan dalam berbagai bidang eksplorasi seperti eksplorasi minyak dan gas bumi, eksplorasi panas bumi, studi vulkanologi, studi struktur dalam bumi, serta kegempaan atau memanfaatkan getaran alami dengan amplitudo rendah.[1] Alat mikroseismik dapat mengidentifikasi peluruhan getaran yang terdapat dalam medium, bersamaan dengan alat broadband seismometer yang mengukur secara aktual pergerakan tanah yang kemudian dapat direkam sebagai fungsi waktu.

Mikroseismik dapat dikategorikan sebagai passive seismic yang dapat digunakan untuk keperluan eksplorasi hidrokarbon merupakan hal baru di Indonesia dan merupakan metode baru sebagai pengembangan dari teknologi instrumentasi yang semula ditujukan untuk keperluan militer, yaitu pengembangan ultra high sensitivity broadband seismometer yang dipergunakan dalam mendeteksi sinyal akustik sangat lemah (micro-acoustic) yang mempunyai frekuensi sangat rendah (infrasonik).

Survei mikroseismik (passive seismic) ini pada umumnya dilakukan untuk berbagai aplikasi, seperti dalam pemantauan aktivitas gunung api, dalam eksplorasi geotermal, dalam penelitian mikrozonasi, penelitian geofisika lingkungan, aplikasi dalam geoteknik, dan masih banyak lagi. Metode ini berawal dari ditemukannya suatu fenomena menarik, yaitu adanya sinyal mikroseismik yang terdeteksi di atas suatu reservoar hidrokarbon dan tidak terdeteksi pada permukaan di atas medium yang tidak berisi hidrokarbon. Fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 1997, pada top dari sebuah reservoir minyak, ditemukan spektrum noise bumi alami yang tajam pada frekuensi antara 2–6 Hz. Fenomena ini telah ditemukan pada beberapa lokasi yang berbeda, pada reservoir yang berbeda dan pada negara yang berbeda, dengan keadaan geologi dan lingkungan yang berbeda pula (Suryanto dan Wahyudi, 2008). Berdasarkan penemuan tersebut, maka dikembangkan suatu teknologi untuk mendeteksi hidrokarbon secara langsung yang dapat digunakan baik dalam eksplorasi, pengembangan lapangan, maupun dalam pemantauan (monitoring) lapangan hidrokarbon.

Setelah Data Mikroseismik diperoleh, maka selanjutnya dilakukan proses processing di mana dapat menggunakan software Geopsy. Untuk perekaman data pun digunakan software yaitu Scream. Processing dilakukan dengan cara memfilter beberapa data seismik yang diduga merupakan noise. Noise di identifikasi dengan cara membandingkan hasil pengukuran dengan hasil yang diperoleh dari beberapa sumber perekam data seismik di beberapa negara melalui website tertentu. Fungsi dari metode mikroseismik ini beberapa di antaranya yaitu dapat mengidentifikasi adanya pergerakan tanah yang berpotensi longsor.

Referensi

sunting
  1. ^ Wijaya, Putra Marenda Aldisha (2020-03-03). "Penjelasan Lengkap Mikroseismik HVSR, Fungsi dan Penerapannya". Memora.ID (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-12.