Mikrolinguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam arti sempit, artinya bahasa dalam kedudukannya sebagai fenomena alam yang berdiri sendiri. Bidang ini mengarahkan kajiannya pada suatu bahasa tertentu dan struktur internal suatu bahasa tertentu atau struktur internal bahasa pada umumnya. Definisi dari bidang ini diperkenalkan oleh George L. Trager, pada artikel yang ditulis tahun 1949 dalam Studies in Linguistics: Occasional Papers.[1]

Subdisiplin

sunting

Sejalan dengan adanya subsistem bahasa, maka dalam linguistik mikro ada beberapa subdisiplin, yaitu:

  1. Fonologi, menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara terjadinya, fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan.
  2. Morfologi, menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya, serta cara pembentukannya.
  3. Semantik, menyelidiki makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal, maupun kontekstual.
  4. Sintaksis. menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan lain di atas kata, hubungan satu dengan lainnya, serta cara penyusunannya sehingga menjadi satuan ujaran.
  5. Leksikologi, menyelidiki leksikon atau kosakata suatu bahasa dari berbagai aspeknya.

Dari beberapa subdisiplin diatas ada juga subdisiplin yang melakukan penggabungan, seperti:

  1. Morfologi dan Sintaksis menjadi Morfosintaksis.
  2. Semantik dan Leksikologi menjadi Leksikosemantik.

Referensi

sunting
  1. ^ "Microlinguistics", The Oxford English Dictionary (edisi ke-2), Oxford UP, 1989 .

Bacaan terkait

sunting