Meriam Lada Sicupak

Meriam Lada Sicupak atau meriam Lada Secupak adalah sebuah meriam milik Kekaisaran Utsmaniyah yang diberikan kepada Kesultanan Aceh. Meriam tersebut dinamai demikian karena merupakan hasil pertukaran antara hasil bumi Aceh berupa segenggam (bahasa Aceh: secupak) lada yang diberikan kepada Sultan Selim II.[1] Saat ini, meriam tersebut disimpan di desa Blang Balok, Kecamatan Peureulak Kota, Kabupaten Aceh Timur.[2]

Meriam tembaga kaliber 19 sentimeter dengan mahkota daun ek berwarna emas. Meriam tersebut dikenal sebagai Meriam Lada (Meriam Lada Sicupak ?) atau "Radja Beudé". Sultan Kekaisaran Turki memberikan meriam itu kepada sultan Aceh pada tahun 1631-1636. Lakon itu bertuliskan HM Ibn Schah âlan trill allâh, yang artinya: "Anak Raja Dunia, Bayangan Tuhan di Dunia". Konon katanya orang diikat dengan rantai untuk dipajang dan dijual di pasar budak Aceh. Tentara India merebut senjata itu dari Aceh dan membawanya ke Bronbeek pada tahun 1875 sebagai piala perang. Pada tahun 1881, Raja William III menempatkan karangan bunga daun ek emas di atas meriam sebagai hadiah.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting