Mengoceh adalah tahap perkembangan dan keadaan pada bayi dalam pengenalan bahasa, yang dimana bayi mencoba untuk mengucapkan kata-kata yang jelasa, namun belum mengenali apa yang diucapkannya. Ocehan pada bayi sudah dapat diucapkan pada saat tepat dilahirkan dengan tangisan keras. Selama 6 bulan pertama, bayi belajar membuat suara selain tangisan, seperti menggumam dan tertawa. Suara-suara ini tidak dibuat secara sengaja melainkan adalah refleks yang tidak bisa dikendalikan oleh bayi.[1]

Perkembangan

sunting

Bayi menghasilkan suara ocehan sebelum mengucapkan kata-kata yang dikenali. Mengoceh dipisahkan dengan berbicara karena kata-kata yang diucapkan melalui ochen belum bermakna atau merujuk ada sesuatu yang spesifik.[2] Ada lima tahap utama perkembangan ocehan bayi, dan itu terjadi dngan kematangan berbagai bagian dalam sistem bicara.[3]

Tahap Fonasi

Dalam usia 0-2 bulan, bayi baru bisa menangis, batuk, mendengus dan bersin, namun suara ini tidak melalui pita suara yang bergetar halus seperti bicara. Laring bayi mulai digunakan untuk paraktek getaran untuk suara vokal. Tetapi, sisa saluran vokal tidak bergetar atau diam. Suara yang muncul tidak terdengar seperti ucapan.[3]

Tahap Gooing

Memasuki usia 2-3 bulan, bayi memasuki tahap gooing yang dimana, gerakan artikulator bibir dan lidah menjadi lebih terkordinasi dengan fonasi. Di tahap ini akan terdengar suara seperti konsonan, meskipun belum sepenuhnya terbentuk. Selain itu, bayi mulai bisa mengoordinasikan suara mereka dengan kontak mata dengan orang yang di depannya.[3]

Tahap Ekspansi

Dimulai pada 4-5 bulan, mulai bermunculan suara baru dari Bayi. Dalam tahap ini mulai terdengar suara vokal yang sepenuhnya beresonansi dan bayi bisa bernada dan intens dalam berteriak, memekik, menggeram, berbisik dan tertawa. Selain itu dapat meniru suara yang didengar oleh bayi. Artikulator menjadi lebih terkordinasi suaranya seperti ucapan namun tidak terdengar seperti kata.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ "Mengoceh Adalah Awal Perkembangan Kemampuan Berbicara si Kecil?". Kumparan. 27 Oktober 2018. Diakses tanggal 2 Juni 2020. 
  2. ^ Takei, Waturu (2001). "How do deaf infants attain first signs?". Developmental Science. 4: 71–78. doi:10.1111/1467-7687.00150.  (Inggris)
  3. ^ a b c d "Understanding the stages of baby babble". SentinelSource.com. BLOX Content Management System. Diakses tanggal 2 Juni 2020.  (Inggris)