Matjan Berbisik (juga dikenal dengan judul De Fluisterende Tijger) adalah film Hindia Belanda tahun 1940 yang disutradarai Tan Tjoei Hock dan diproduseri The Teng Chun. Dibintangi Hadidjah dan Mohammad Mochtar, film ini mengisahkan dua pria yang dibesarkan sebagai kakak adik dan berusaha merebut hati seorang wanita. Salinan film hitam putih yang memakai musik keroncong kabarnya masih ada di Sinematek Indonesia.

Matjan Berbisik
Poster
SutradaraTan Tjoei Hock
ProduserThe Teng Chun
Pemeran
  • Hadidjah
  • Moh Mochtar
Penata musikMas Sardi
Perusahaan
produksi
Action Film
Tanggal rilis
  • 1940 (1940) (Hindia Belanda)
NegaraHindia Belanda
BahasaIndonesia

Djaja (Bissoe) menghilang dan meninggalkan putranya Hamid bersama Sanip (Said) di sebuah desa. Putranya tersebut dibesarkan bersama anak Sanip, Usman, yang dua tahun lebih tua. Setelah keduanya dewasa, Usman jatuh cinta dengan Zainab (Hadidjah). Namun Zainab memilih Hamid (Mohammad Mochtar). Karena cemburu, Usman meminta teman-temannya mengikat Hamid yang kemudian jatuh dari tebing. Mengira Hamid sudah mati, Usman terus merayu Zainab. Sayangnya, saat Zainab hendak menerimanya, Hamid datang.[1] Alur film ini memuncak dengan adanya dua perkelahian besar.[2]

Produksi

sunting

Matjan Berbisik disutradarai Tan Tjoei Hock dan diproduseri The Teng Chun untuk Action Film, anak perusahaan Java Industrial Film (JIF).[1] Tan sebelumnya bekerja untuk The di film Dasima pada tahun 1940.[3] Tan menulis naskah film hitam putih ini, sementara Mas Sardi menangani musiknya.[4] Judul ini berasal dari kepercayaan Indonesia bahwa seseorang bisa saja bersifat seperti macan: kejam, serakah, dan berbahaya.[2]

Film ini dibintangi Mohammad Mochtar dan Hadidjah yang pertama kali akting bersama di Alang-Alang (1939) besutan JIF dan dipromosikan sebagai pasangan selebriti saingan Raden Mochtar dan Roekiah dari Tan's Film.[5] Film ini juga dibintangi Bissoe dan Said. Bissoe sudah ambil peran di JIF sejak film Oh Iboe sekitar dua tahun sebelumnya.[6] Penyanyi keroncong Miss Soelami ikut tampil menyanyikan lagu.[7] Keroncong, musik tradisional yang dipengaruhi budaya Portugal, lazim digunakan di berbagai film setelah kesuksesan Terang Boelan besutan Albert Balink tahun 1937.[8]

Rilis dan tanggapan

sunting

Matjan Berbisik tayang perdana tahun 1940, satu dari enam film yang dirilis JIF dan Action Film tahun itu.[9] Juga dipasarkan dengan judul Belanda De Fluisterende Tijger, film ini dipasarkan untuk semua umur.[7] Sebuah ulasan anonim di harian Soerabaijasch Handelsblad menyambut positif film ini dan memuji visual dan komedinya. Si penulis tetap saja mempermasalahkan kualitas suara dan kecenderungan para aktornya meniru teknik perkelahian Barat.[2]

Action Film dan JIF terus membuat film sampai awal pendudukan Jepang di Hindia Belanda pada tahun 1942. Pendudukan ini mengakibatkan ditutupnya semua studio film kecuali satu. Pemeran Matjan Berbisik Item dan Tan tetap bekerja di JIF sampai perusahaan ini ditutup.[10][11] Menurut Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto, salinan Matjan Berbisik disimpan di Sinematek Indonesia, Jakarta.[12]

Referensi

sunting

Rujukan

sunting

Pranala luar

sunting