Langen Mandrawanara adalah pertunjukan sendratari khas Yogyakarta. Kisahnya diambil dari lakon Ramayana. Dramatari yang lahir dari luar lingkungan kraton ini diciptakan oleh KPH Yudonegroro III atas saran sang ayah, KPH Yudonegroro II pada tahun 1890. Pada satu masa tertentu, tarian ini berkembang menjadi simbol perlawanan terhadap budaya adiluhung kraton yang dianggap eksklusif.[1]

Mandrawanara dipentaskan dengan posisi menari jongkok, diadaptasi dari Langendriya yang diciptakan oleh Raden Tumenggung Purwadiningrat.[2] Langen Mandrawanara terdiri dari tiga kata, yakni langen yang memiliki arti bersenang-senang, mandra berarti banyak, serta wanara yang berarti kera. Pertunjukan yang banyak peran keranya, dimaksudkan untuk menyenangkan hati.[3]

Pementasannya memakan waktu tujuh jam. Dibutuhkan seorang dalang, seorang waranggana, 13 penabuh gamelan, dan 30 pemain dalam pementasannya.[4]

Referensi sunting

  1. ^ "Langen Mandra Wanara. Sebuah Opera Jawa". http://www.tembi.org. Diakses tanggal 17 Mei 2014.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  2. ^ "Tari Langen Mandra Wanara (Daerah Istimewa Yogyakarta)". http://uun-halimah.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Mei 2014.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  3. ^ "Tari Langen Mandra Wanara (Daerah Istimewa Yogyakarta)". http://uun-halimah.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Mei 2014.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  4. ^ "Tari Langen Mandra Wanara (Daerah Istimewa Yogyakarta)". http://uun-halimah.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Mei 2014.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)