Mahmud Malik azh-Zhahir

(Dialihkan dari Mahmud Malik az-Zahir)

Mahmud Malik azh-Zhahir[1] adalah seorang sultan penguasa Kesultanan Samudera Pasai, yang bertahta pada abad ke-14.[2] Ia dikunjungi oleh pengelana Ibnu Bathuthah antara tahun 1345-46,[3][4] yang menjadi tamunya selama 15 hari.[2] Disebutkan dalam catatan Ibnu Bathuthah, bahwa Sultan Malik azh-Zhahir adalah seorang pemimpin yang amat dihormati oleh rakyatnya, serta juga berperan sebagai panglima dalam menundukkan wilayah-wilayah disekitar kesultanannya.[1][2][4] Sultan menganut Mazhab Syafi'i, taat beribadah, dan mempunyai dewan penasihat yang terdiri dari para pejabat tinggi dan ulama.[1][2][5] Sultan dapat berbahasa Arab dengan fasih, serta sederhana dalam kehidupan sehari-harinya.[5]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c Hannigan, Tim (2015-08-18). Brief History of Indonesia: Sultans, Spices, and Tsunamis: The Incredible Story of Southeast Asia's Largest Nation (dalam bahasa Inggris). Tuttle Publishing. ISBN 9781462917167. 
  2. ^ a b c d Bathuthah, Muhammad bin Abdullah (2012-01-02). Rihlah Ibnu Bathuthah. Pustaka Al Kautsar. ISBN 9789795925835. 
  3. ^ Clarke, Peter; Clarke, Reader in Modern History and Fellow Peter; Hardy, Friedhelm; Houlden, Leslie; Sutherland, Stewart (2004-01-14). The World's Religions (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781136851858. 
  4. ^ a b Khan, M. A. (2009-01-29). Islamic Jihad: A Legacy of Forced Conversion, Imperialism, and Slavery (dalam bahasa Inggris). iUniverse. ISBN 9781440118487. 
  5. ^ a b Rofi, Sofyan (2016-02-17). Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Deepublish. ISBN 9786024012014.