Wu Zetian (Hanzi: 武则天; Hanzi tradisional: 武則天; Hanzi: Wǔ Zétiān; 17 Februari 624 – 16 Desember 705),[4][5] juga dikenal sebagai Wu Zhao, Wu Hao, adalah satu-satunya perempuan dalam sejarah Tiongkok yang secara resmi dan diakui berkuasa sebagai maharani (kaisar wanita). Masa kekuasaannya dimulai tahun 690 sampai 705.[6] Meski demikian, penerusnya menurunkan gelarnya secara anumerta menjadi permaisuri dan dia dikenal pada masa Dinasti Tang sebagai Tian Hou (secara harfiah bermakna "Permaisuri Surgawi").

Wu Zetian
武則天
Maharani Dinasti Zhou
Berkuasa18 Agustus 690[1] – 22 Februari 705[2]
Pendahulutidak ada, Ruizong sebagai Kaisar Dinasti Tang
Penerusdinasti dihapus, Zhongzong sebagai Kaisar Dinasti Tang
Ibu Suri Dinasti Tang
Periode27 Desember 683 – 18 Agustus 690
PenerusIbu Suri Wei
Permaisuri Dinasti Tang
Periode655 – 27 Desember 683
PendahuluPermaisuri Wang
PenerusPermaisuri Wei
Informasi pribadi
Kelahiran(624-02-17)17 Februari 624[3]
Chang'an
Kematian16 Desember 705(705-12-16) (umur 81)
Luoyang
Pemakaman706
WangsaZhōu (周)
Nama lengkap
Marga: Wǔ (武)
Nama: Mei (媚),[ket 1] kemudian Zhao (曌/瞾), kemungkinan bernama asli Zhao (照)
Nama anumerta
Singkat: Permaisuri Zetian (則天皇后)
Lengkap: Permaisuri Zetian Shunsheng (則天順聖皇后)[ket 2]
Nama kuil
Tidak ada[ket 3]
AyahWu Shiyue
IbuNyonya Yang
PasanganLi Shimin, Kaisar Taizong
Li Zhi, Kaisar Gaozong
AnakLi Hong
Li Xian, Putra Mahkota Zhanghuai
Li Xian, Kaisar Zhongzong
Li Dan, Kaisar Ruizong
Putri Anding
Putri Taiping
Putri Qianjin (adopsi, putri Kaisar Gaozu)

Wu mengawali kehidupannya di istana sebagai selir dari Kaisar Li Shimin (Taizong). Setelah mangkatnya sang kaisar pada tahun 649, dia kemudian menjadi selir dari penerus dan putra Li Shimin, Kaisar Li Zhi (Gaozong), dan kemudian menjadi permaisuri (皇后, húanghòu) dari sang kaisar pada tahun 655. Setelah mangkatnya sang kaisar pada tahun 683, takhta diwariskan kepada putra mereka, Kaisar Li Xian (Zhongzong), tetapi Wu yang kini menjadi ibu suri (皇太后, húangtàihòu) yang sebenarnya mengendalikan kekaisaran. Namun belum genap dua bulan memerintah, Li Xian digulingkan oleh ibunya sendiri, diasingkan, dan dijadikan tahanan rumah, lantaran sang kaisar berseloroh hendak menyerahkan kekaisaran kepada ayah mertuanya, Wei Xuanzhen (韋玄貞), sesuatu yang dipandang sebagai kejahatan berat oleh Wu. Takhta kemudian diserahkan kepada putra Wu yang lain, Li Dan (Ruizong). Li Dan yang hanya menjadi kaisar boneka yang dikendalikan ibunya kemudian menyerahkan takhta pada 690 kepada ibunya. Wu kemudian menyatakan dirinya sebagai huángdì (皇帝), gelar yang disandang oleh para Kaisar Tiongkok, menjadikan dia satu-satunya wanita yang menyandang gelar tersebut sepanjang 4.000 tahun sejarah Tiongkok. Dia juga menciptakan dinastinya sendiri, Dinasti Zhou (周), menyela masa pemerintahan Dinasti Tang (唐朝) yang didirikan keluarga Li sejak tahun 618.

Salah satu hal penting terkait kepemimpinan politik dan militer pada masa Wu Zetian adalah perluasan batas kekaisaran hingga jauh ke dalam Asia Tengah, dan melakukan serangkaian serangan ke arah Semenanjung Korea, pertama bekerja sama dengan Dinasti Silla melawan Goguryeo, kemudian melawan Silla. Dalam masa pemerintahannya, Wu juga memberi dukungan pada Taoisme, Buddha, pendidikan, dan sastra.

Latar belakang sunting

Keluarga Wu berasal dari Wenshui, Bingzhou (sekarang daerah Wenshui, Shanxi). Wu Zetian terlahir sebagai Wu Mei,[5] di Lizhou (利州) (sekarang kota Guangyuan di Provinsi Sichuan) atau di ibu kota kekaisaran di Chang'an, pada tanggal 17 Februari 624[3][ket 4] pada tahun ketujuh masa pemerintahan Li Yuan (Gaozu), kaisar pertama Dinasti Tang. Pada tahun yang sama, gerhana matahari total terjadi di Tiongkok. Ayahnya adalah pengusaha kayu dan keluarganya cukup kaya. Ibunya berasal dari keluarga Yang, di mana keluarga tersebut memiliki pengaruh yang luas. Pada tahun-tahun terakhir Kaisar Kaisar Yang dari Dinasti Sui. Li Yuan (李淵) (kelak menjadi Kaisar Gaozu dari Dinasti Tang) tinggal di kediaman Wu beberapa kali dan menjadi dekat dengan keluarga Wu. Setelah Li Yuan berhasil menggulingkan Kaisar Yang, dia memberikan keluarga Wu uang, gandum, tanah, dan pakaian. Setelah Dinasti Tang terbentuk, Wu Shihou memegang posisi menteri senior, termasuk menjadi Gubernur Yangzhou, Lizhou, and Jingzhou (荊州) (sekarang kawasan Jiangling, Provinsi Hubei).

Selir sunting

Ketika Wu (kemudian Wu Zhao) berusia empat belas tahun, dia menjadi selir dari Kaisar Li Shimin (Taizong) dan bergelar cairen, atau selir tingkat lima.[7] Tetapi tampak bahwa Wu tidak begitu menarik perhatian kaisar. Ketika Taizong mangkat, dia meninggalkan empat belas anak, tiga di antaranya berasal dari istri utamanya, Permaisuri Wende, tetapi tidak ada yang berasal dari Selir Wu.[8] Sesuai adat, pasangan kaisar yang tidak memiliki keturunan akan ditempatkan di kuil selamanya setelah mangkatnya kaisar. Tetapi kemudian, Kaisar Li Zhi (Gaozong), putra dan penerus mendiang Taizong, membawa Wu kembali ke istana sebagai selirnya sendiri. Wu dianugerahi gelar Zhaoyi (昭儀), peringkat tertinggi dari sembilan selir tingkat dua.

Saat itu, istri utama Gaozong, Permaisuri Wang, tidak memiliki keturunan dan Selir Xiao yang merupakan selir kesayangan kaisar memiliki seorang putra, Li Sujie. Selir Wu dengan cepat menarik perhatian kaisar dan dia melahirkan putra pertamanya, Li Hong, pada tahun 652. Pada tahun 653, dia melahirkan seorang putra lagi, Li Xián. Tidak ada dari putranya yang akan dijadikan pewaris. Hal ini dikarenakan para pejabat, atas pengaruh Permaisuri Wang dan pamannya, Liu Shi, meminta kaisar untuk menjadikan putra tertuanya, Li Zhong, sebagai pewaris. Ibu Li Zhong, Selir Li, berasal dari kasta rendah.

Pada tahun 654, anak perempuan Wu meninggal belum lama setelah dilahirkan. Wu mendakwa permaisuri sebagai pelakunya, walaupun beberapa kabar angin menyatakan bahwa Wu sendirilah yang membunuh putrinya sendiri agar dirinya dapat menjadi permaisuri.[6] Pada musim panas 655, Wu kembali mendakwa Permaisuri Wang dan ibunya, seorang wanita dari keluarga Liu, atas dugaan melakukan sihir. Gaozong menindaklanjutinya dengan melarang ibu permaisuri masuk ke istana dan mengasingkan Liu Shi, paman permaisuri.[9] Kemudian Gaozong menggulingkan Wang dari kedudukannya sebagai permaisuri dan kemudian ditahan di tahanan istana bersama Selir Xiao yang juga saingan Selir Wu di istana.

Permaisuri sunting

Pada tahun 655, secara resmi Wu ditetapkan menjadi permaisuri (皇后, húanghòu) yang baru. Saat Gaozong kembali menunjukkan tanda-tanda belas kasihan kepada Wang dan Xiao, Wu memerintahkan agar mereka disiksa dan dieksekusi. Setelah kematian mereka, Permaisuri Wu kerap dihantui dalam mimpi, membuat dirinya dan kaisar pindah untuk tinggal di ibu kota timur Luoyang.[10]

Pada tahun 656, atas saran dari Xu Jingzong, Gaozong mencabut kedudukan pewaris takhta dari Li Zhong dan memberikannya pada Li Hong, putra Wu.[10] Pada tahun 657, Wu, bersama sekutunya, menyingkirkan satu persatu para penentangnya. Han Yuan dan Lai Ji didakwa melakukan persekongkolan dengan Chu Suiliang atas rencana pemberontakan. Ketiganya diasingkan dan tak diperkenankan kembali ke ibu kota. Zangsun Wuji juga didakwa melakukan pemberontakan bersama pejabat rendah, Wei Jifang (韋季方) dan Li Chao (李巢). Zhangsun diasingkan dan kemudian dipaksa bunuh diri. Chu, Liu, Han, dan Yu Zhining juga didakwa terlibat dalam pemberontakan. Chu yang meninggal pada tahun 658 dihapus gelarnya dan kedua putranya dihukum mati. Setelah itu, tidak ada yang berani menegur kebijakan kaisar. Pada 660, Li Zhong juga menjadi target berikutnya dan dijadikan tahanan rumah.[10]

Pengaruh Wu semakin menguat dan sampai pada tahap menyaingi kewenangan kaisar. Tiap pertemuan dewan, Permaisuri Wu duduk di balik tirai di belakang Gaozong, dan masyarakat menyebut mereka dengan sebutan "Dwitunggal Suci" (二聖, Er Sheng).[11]

Pada tahun 675, atas kesehatannya yang kian memburuk, Gaozong hendak menetapkan Wu sebagai walinya dalam memerintah kekaisaran secara resmi, tetapi lantaran ditentang menteri dan pejabat, Gaozong menetapkan Wu sebagai wali kekaisaran secara tak resmi. Di sisi lain, Wu tidak berkenan akan keingin kaisar yang menikahkan bibinya, Putri Changle dengan Zhao Gui (趙瓌), dan putri mereka menjadi istri dari Li Xiǎn, putra ketiga Wu. Putri mereka kemudian ditahan dan mati kelaparan, kemudian Putri Changle dan Zhao Gui dikirim ke pengasingan. Bulan berikutnya, Putra Mahkota Li Hong yang menentang Wu lantaran tindakannya yang terlalu mencampuri urusan pemerintahan, meninggal mendadak. Pada umumnya, para sejarawan memercayai bahwa Wu meracuni Li Hong. Li Xián lantas dinobatkan sebagai putra mahkota yang baru.[12] Sementara itu, putra mendiang Selir Xiao, Li Sujie, dan putra kaisar yang lain, Li Shangjin, dengan cepat didakwa melakukan kejahatan dan dikirim ke pengasingan.[12] Beberapa waktu kemudian, Putra Mahkota Li Xián diasingkan atas dakwaan pembunuhan Ming Chongyan (明崇儼), cenayang istana yang dihormati baik oleh kaisar dan permaisuri, yang pernah menyatakan bahwa Li Xián tak pantas duduk di takhta. Setelah itu, Wu menunjuk putranya yang lain, Li Xiǎn (terdengar mirip tetapi memiliki penulisan yang berbeda, kemudian diberi nama baru, Li Zhe) ditetapkan sebagai putra mahkota yang baru.[12]

Ibu Suri sunting

Pada tahun 683, Gaozong mangkat di Luoyang dan Li Zhe naik takhta sebagai Kaisar Zhongzong. Wu, kini sebagai ibu suri (皇太后, húangtàihòu), bertindak sebagai wali kekaisaran dan masih turut serta mengatur urusan pemerintahan. Dengan segera, sang kaisar baru menunjukkan tanda-tanda ketidakpatuhan terhadap ibunya. Atas pengaruh istrinya, Permaisuri Wei, Zhongzong menetapkan ayah mertuanya, Wei Xuanzhen, sebagai perdana menteri dan memberinya berbagai jabatan penting lain, suatu hal yang ditentang oleh menterinya, Pei Yan.[13] Pei melaporkan hal tersebut kepada Wu. Bekerja sama dengan Pei, Liu Yizhi, dan pejabat Cheng Wuting (程務挺) dan Zhang Qianxu (張虔勖), Wu menggulingkan Zhongzong. Putra termuda Wu, Li Dan, kemudian dinaikkan ke takhta sebagai Kaisar Ruizong, tetapi sang kaisar baru tak lebih seperti boneka bagi Wu yang makin berkuasa. Ruizong tidak memiliki fungsi kenegaraan dan seolah menjadi tahanan di istana.[14] Pada tahun 690, Ruizong menyerahkan kedudukannya kepada ibunya, menjadikan Wu secara resmi memerintah kekaisaran sebagai Maharani (皇帝, huángdì).

Maharani sunting

Setelah naik takhta, Wu Zetian membentuk dinastinya sendiri, Dinasti Zhou (周), dinamai sesuai nama Dinasti Zhou yang didirikan keluarga Jī (姬) yang berkuasa pada tahun 1046 SM–256 M. Dinasti baru ini menyela masa pemerintahan keluarga Lǐ (李) – Dinasti Táng (唐) yang telah berkuasa sejak tahun 618.

Rumah tangga kekaisaran sunting

Saat Wu naik takhta, dia menetapkan putranya, Li Dan (Kaisar Ruizong yang telah turun takhta) sebagai putra mahkota dengan sebuah gelar yang tak lazim, huangsi (皇嗣), dan mengganti nama marganya menjadi Wu.[15] Tetapi salah satu pejabat Zhang Jiafu, meyakinkan Wang Qingzhi (王慶之) untuk memberi petisi agar Wu menetapkan keponakannya, Wu Chengsi, sebagai putra mahkota, dengan alasan kaisar bermarga Wu harus mewariskan takhta kepada anggota marga Wu. Menteri Cen Changqian dan Ge Fuyuan memberikan penentangan, dan bersama menteri Ouyang Tong, mereka dihukum mati. Walaupun begitu, Wu tidak mengabulkan petisi Wang, tetapi memberikan kebebasan pada Wang untuk masuk di istana bertemu Wu. Tetapi lantaran Wang terlalu sering di istana, Wu memerintahkan pejabat Li Zhaode untuk memukul Wang, yang kemudian dimanfaatkan Li untuk memukulnya sampai mati. Li Zhaode kemudian membujuk Wu untuk tetap mempertahankan Li Dan sebagai putra mahkota dengan alasan bahwa hubungan dengan anak lebih dekat daripada dengan keponakan. Juga bila Wu Chengsi naik takhta, Kaisar Gaozong tidak akan pernah dipuja. Wu menyetujui usulan tersebut dan tidak mempermasalahkan hal ini lagi.[15] Lebih jauh, Wu kemudian, atas peringatan Li Zhaode, mencabut kewenangan Wu Chengsi sebagai menteri lantaran dianggap memiliki pengaruh terlalu besar. Wu Chengsi tetap dianugerahi gelar kehormatan, tetapi tanpa kewenangan yang nyata.[16]

Pada tahun 693, seorang dayang, Wei Tuan'er (韋團兒), mendakwa istri-istri Li Dan, Putri Mahkota Liu dan Selir Dou melakukan praktik sihir, membuat Wu menghukum mati mereka. Lebih jauh, Li Dan didakwa merencanakan pemberontakan. Pejabat yang diduga terlibat dihukum mati, para pelayan Li Dan disiksa agar memberi pengakuan. Salah satu pelayan Li Dan, An Jinzang, menyatakan bahwa Li Dan tidak bersalah dan membelah perutnya sendiri sebagai bentuk sumpah. Ketika mendengar hal itu, Wu mengirimkan tabib untuk menyelamatkan hidupnya dan memerintahkan untuk menghentikan pemeriksaan.[16]

Pada tahun 694, Li Zhaode dipandang menjadi terlalu kuat setelah pemberhentian Wu Chengsi. Hal ini menjadikan Wu memberhentikan Li.[16]

Sekitar tahun 698, Wu Chengsi dan keponakan Wu Zetian yang lain, Wu Sansi, kembali mengangkat permasalahan pewaris takhta dan mereka memohon Wu untuk menunjuk salah satu di antara mereka sebagai putra mahkota. Di Renjie, menteri kepercayaan Wu, menentang gagasan tersebut dan justru menyarankan agar Li Zhe (mantan Kaisar Zhongzong) diangkat menjadi putra mahkota. Gagasan Di didukung menteri lain dan penasehat dekat Wu Zetian. Wu menyepakati gagasan tersebut dan memanggil kembali Li Zhe dari pengasingan saat musim semi tahun 698. Li Dan kemudian menyerahkan posisinya kepada kakaknya, Li Zhe. Li Zhe kemudian berganti nama menjadi Li Xiǎn dan kemudian mengubah nama marganya menjadi Wu Xiǎn.[17]

Militer dan pertahanan sunting

 
Perkiraan luas wilayah Kekaisaran Tiongkok pada masa pemerintahan Wu Zetian dan Dinasti Zhou

Terjadi beberapa masalah di perbatasan bagian barat dan utara pada masa pemerintahan Wu. Pada musim panas 696, Wu mengirim pasukannya melawan Tufan (Kekaisaran Tibet). Tetapi karena dapat dikalahkan, Wu menurunkan status dua komandan yang memimpin pasukan.[16]

Ancaman serius datang pada musim panas 696 dari suku Khitan, suku nomaden yang berasal dari Mongolia dan Manchuria (timur laut Tiongkok). Kepala suku mereka, Li Jinzhong dan Sun Wanrong, memimpin pemberontakan lantaran tidak terima akan perlakuan pejabat Tiongkok terhadap orang Khitan. Wu mengirim pasukan untuk menekan pemberontakan tersebut, tetapi dapat dikalahkan. Di sisi lain, Khan[ket 5] dari Tujue (Göktürk) Timur, Ashina Mochou mulai melakukan serangan terhadap Khitan dan Dinasti Zhou, yang kemudian menyerang markas Khitan pada musim dingin tahun 696, membuat serangan Khitan terhadap Dinasti Zhou terhenti.[16] Segera setelah mengorganisir ulang, Sun Wanrong pemimpin Khitan kembali melancarkan serangan kepada Zhou yang memperoleh banyak kemenangan.[16][17] Wu Zetian lantas berusaha menenangkan keadaan dengan membuat perdamaian dengan Ashina Mochou. Pada musim panas 697, Ashina Mocou melancarkan serangan ke markas Khitan, membunuh Sun, menjadikan pasukan Khitan jatuh, dan mengakhiri ancaman Khitan.[17]

Kemudian, Ashina Mochou menginginkan pangeran Dinasti Tang untuk menikahi putrinya, salah satu upaya menggulingkan Dinasti Zhou dan mengembalikan kekuasaan Dinasti Tang (di bawah kendalinya). Saat Wu Zetian mengirim mengirim salah satu anggota marganya, Wu Yanxiu (武延秀), untuk menikahi putri Mochou, Mochou menolak.[18] Ashina Mochou tidak menghendaki perdamaian melalui pernikahan dengan Dinasti Zhou, sebagai gantinya, Mochou justru menahan Wu Yanxiu dan melancarkan serangan kepada Zhou.[17]

Penggulingan dan akhir hayat sunting

Pada musim panas tahun 704, Wu jatuh sakit dan hanya Zhang Yizhi dan saudaranya Zhang Changzong, dua kekasih Wu yang memiliki pengaruh sangat besar, yang diperkenankan menjenguknya, yang kemudian memunculkan dugaan bahwa dua bersaudara tersebut merencanakan pemberontakan. Wu mempersilakan untuk menyelidiki mereka berdua, tetapi belum tuntas penyelidikan, Wu menghentikannya.[19]

Pada musim semi 705, Wu kembali jatuh sakit. Beberapa pejabat merencanakan pemberontakan pada Zhang bersaudara, dan atas persetujuan Putra Mahkota Li Xiǎn, mereka melakukan aksinya pada 20 Februari[2] dengan membunuh kedua bersaudara tersebut. Kemudian mereka mengepung Aula Changsheng (長生殿) tempat kediaman Wu Zetian. Mereka menyatakan telah menghukum mati Zhang bersaudara atas dakwaan pemberontakan dan menekan Wu untuk menyerahkan takhtanya kepada Li Xiǎn. 21 Februari, dikeluarkan keputusan yang menyatakan bahwa Li Xiǎn bertindak sebagai wali kaisar. 22 Februari, kembali keluar keputusan yang menyatakan bahwa Wu akan menyerahkan takhta kepada Li Xiǎn. 23 Februari, Li Xiǎn secara resmi kembali naik takhta sebagai Kaisar Zhongzong. Esoknya, Wu Zetian dipindahkan ke Istana Shangyang (上陽宮) dengan penjagaan ketat. Walaupun begitu, Wu masih menyandang gelar Maharani Zetian Dasheng (則天大聖皇帝, Zétiān Dàshèng Huángdì).[19] Pada 3 Maret,[20] Dinasti Tang dipulihkan, mengakhiri kekuasaan Dinasti Zhou yang telah berjalan selama lima belas tahun.[21]

Wu Zetian mangkat pada 16 Desember 705. Ketetapan terakhir menyatakan kedudukan Wu Zetian diturunkan secara anumerta dari Maharani menjadi permaisuri, lengkapnya Permaisuri Zetian Dasheng (則天大聖皇后, Zétiān Dàshèng Huánghòu).[21] Pada tahun 706, Wu Zetian dikebumikan bersama suaminya, Gaozong, di Mausoleum Qianling, yang terletak di dekat ibu kota Chang'an di Gunung Liang.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Dia diberi nama Mei oleh Kaisar Taizong di akhir 630-an setelah masuk istana kaisar.
  2. ^ Versi terakhir dari nama anumertanya diberikan pada Juli 749.
  3. ^ Dinasti Zhou dihapus sebelum kematiannya dan dia diturunkan ke tingkat "permaisuri" saat mangkatnya, sehingga dia tidak memiliki nama kuil, sebagaimana permaisuri pada umumnya, bukan selayaknya para kaisar.
  4. ^ Penanggalan yang diberikan di sini berdasarkan Kalender Julian, bukan pada Kalender proleptic Gregorian.
  5. ^ Gelar bagi pemimpin suku nomaden Mongolia dan Turki di Tiongkok utara. Gelar ini kemudian digunakan oleh penguasa daerah lain pada masa-masa selanjutnya.

Daftar pustaka sunting

  1. ^ http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%AAZ%A6Z&reign=%B8%FC%AA%EC&yy=1&ycanzi=&mm=9&dd=9&dcanzi=
  2. ^ a b http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%A4%A4%A9v&reign=%AF%AB%C0s&yy=1&ycanzi=&mm=1&dd=22&dcanzi=
  3. ^ a b Tahun kelahirannya disimpulkan dari usia kematiannya di Sejarah Baru Dinasti Tang, disusun pada tahun 1045–1060. Tahun kelahirannya yang disimpulkan dari mangkatnya di Kitab Tua Tang, disusun pada 941–945, adalah tahun 623. Tahun kelahirannya yang disimpulkan berdasarkan usia saat memasuki istana pada Zizhi Tongjian, disusun pada 1065–1084, adalah 624. Bandingkan Sejarah Baru Dinasti Tang, vol. 4 [1] Diarsipkan 2007-10-11 di Wayback Machine. dengan Kitab Tua Tang, vol. 6 [2] Diarsipkan 2007-12-25 di Wayback Machine. dan Zizhi Tongjian, vols. 195, 208.
  4. ^ Pollard, Elizabeth (2015). Worlds Together Worlds Apart. 500 Fifth Ave New York, NY: W.W. Norton Company Inc. hlm. 318. ISBN 978-0-393-91847-2. 
  5. ^ a b Paludan, 100
  6. ^ a b Paludan, 96
  7. ^ "Kitab Tua Tang, vol. 51". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 2016-07-09. 
  8. ^ Paludan, 93
  9. ^ Zizhi Tongjian, vol. 199.
  10. ^ a b c Zizhi Tongjian, vol. 200.
  11. ^ Zizhi Tongjian, vol. 201.
  12. ^ a b c Zizhi Tongjian, vol. 202.
  13. ^ Zizhi Tongjian, vol. 203.
  14. ^ Paludan, 97–101
  15. ^ a b Zizhi Tongjian, vol. 204.
  16. ^ a b c d e f Zizhi Tongjian, vol. 205.
  17. ^ a b c d Zizhi Tongjian, vol. 206.
  18. ^ Jonathan Wolfram Eberhard (1997). A history of China. University of California Press. hlm. 186. ISBN 978-0-520-03268-2. Diakses tanggal 2010-06-28. 
  19. ^ a b Zizhi Tongjian, vol. 207.
  20. ^ http://www.sinica.edu.tw/ftms-bin/kiwi1/luso.sh?lstype=2&dyna=%AD%F0&king=%A4%A4%A9v&reign=%AF%AB%C0s&yy=1&ycanzi=&mm=2&dd=4&dcanzi=
  21. ^ a b Zizhi Tongjian, vol. 208.
Wu Zetian
Lahir: 17 Februari 624 Meninggal: 16 Desember 705
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Ruizong (Li Dan)
dari Dinasti Tang
Maharani Tiongkok
18 Agustus 690 – 22 Februari 705
Diteruskan oleh:
Zhongzong (Li Xian)
dari Dinasti Tang
Gelar kehormatan
Lowong
Terakhir dijabat oleh
Gaozu (Li Yuan)
Purna-Maharani Tiongkok
22 Februari 705 – 16 Desember 705
Lowong
Selanjutnya dijabat oleh
Ruizong (Li Dan)