Lucius Aelius Stilo Praeconinus

Lucius Aelius Stilo Praeconinus, nama lainnya Aelius Stilo, lahir pada tahun 154 SM, kota Lanuvium, dekat Roma. Ia dikenal sebagai murid yang belajar secara sistematis, kritikus, serta pengajar Filologi dan sastra latin benda-benda bersejarah Roma dan Italia.[1]

Keluarga

sunting

Stilo berasal dari keluarga ordo penunggang kuda terpandang. Stilo membimbing Varro dan Cicero yang kemudian meremehkan kemampuannya sebagai seorang orator. Menurut Cicero, Stilo adalah seorang penganut paham Stoa. Sebagai seseorang dari kaum aristokrat, Stillo memiliki rasa simpati tinggi dan ia mempunyai ketertarikan pada bidang hukum yang sangat kuat.

Stilo merupakan nama marga yang bemakna ‘stilus’ atau ‘pensil’. Selain itu, makna nama dari 'Stilus' adalah 'orasi' sehingga ini sangat sesuai dengan hobinya dalam penulisan orasi atau naskah pidato. Ayah Stilo adalah seorang pembawa berita (praeco) sehingga nama belakangnya diambil dari singkatan nama tersebut. Stilo menulis rangkaian pidatonya dengan baik sehingga ia juga sempat melakukan orasi. Ia merasa terikat dengan Partai Optimates sampai pada 100 SM ia rela mendampingi Matellus Numidicus menuju pengasingan dalam protes hukum agraria baru.

Setelah pengasingan

sunting

Sesudah kembali dari masa pengasingan bersama Numidicus, Stilo menjadi pemimpin dari Varro dan Cicero.[2] Stilo memiliki wawasan mendalam di bidang sastra Yunani dan Latin. Selain itu, ia mengerahkan kemampuannya untuk mempelajari benda, barang, dan bangunan bersejarah dengan bahasa ibu yang ia gunakan sehari-hari.

Meskipun menjadi pengajar dari Varro dan Cicero, kemampuan Stilo juga sempat diragukan oleh Cicero. Cicero menilai jika Stilo tidak mempunyai kemampuan memadai sebagai seorang orator. Cicero (nama lengkapnya Marcus Tullius Cicero) adalah seorang pengacara, cendekiawan, dan penulis yang mencoba untuk menggunakan prinsip republikan ketika terjadi perang sipil yang menghancurkan Republik Romawi. Karya-karyanya meliputi buku retorika, orasi, filsafat, perjanjian politik, dan korespondensi. Ia dikenal sebagai orator Romawi terbaik di zaman modern dan inovator yang populer dengan sebutan Retorika Ciceronian. Karena Cicero juga berkecimpung di dalam bidang orasi, ia berani menilai kemampuan guru sekaligus pemimpinnya, Stilo. Cicero adalah putra dari keluarga terpandang bernama Arpinum dan dididik di Roma serta Yunani.[3]

Varro (Marcus Terentius Varro) adalah seorang cendekiawan dan penulis buku ternama. Ia disebut sebagai cendekiawan terbaik Romawi kuno yang dijelaskan secara mendetail oleh Petrach. Varro juga dijuluki sebagai “tiga cahaya paling terang di Romawi” berdampingan dengan Vergil dan Cicero. Ia lahir di dekat daerah Reate (kini Rieti) dalam keluarga penunggang kuda ternama seperti gurunya, Stilo. Varro juga sangat menikmati waktu selama ia dekat dengan tanah kelahirannya.[4]

Stilo memberi komentar pada Liturgi milik para pendeta Salian serta Hukum 12 Meja. Ia mendapat kehormatan tinggi dari masyarakat kala itu karena dianggap berjasa dalam melestarikan bahasa Latin kuno agar tidak punah. Berkat jasanya, wawasan mengenai bahasa Latin kuno pun akan tetap terjaga untuk masa yang akan datang.[5]

Karya-karya milik Stilo hanya sedikit yang tersisa. Ia menulis beberapa opini mengenai himne pendeta Saili (para pendeta kelas rendah yang menyanyikan Carmen Saliare mereka di bermacam-macam tempat umum dan pada masa awal serta akhir musim tumbuh). Stilo juga sempat mengerjakan proyek sastra untuk glosografis umum (cabang keilmuan tentang istilah dan bahasa kuno). Karya Stilo yang penting adalah buku tentang komedi otentik Plautus dari hasil riset mandirinya.

Plautus adalah sosok yang tidak terlalu populer meskipun stilo sangat mengagumi ide-idenya. Tidak banyak orang yang tahu mengenai cerita hidup dan kepribadian Plautus yang disebut sebagai salah satu komika dramatik Romawi terbaik pada masanya. Karya-karya Plautus seringkali berisi mengenai ragam problematika cendekiawan. Sayangnya, banyak dari karya Plautus yang tidak lengkap penulisannya. Pengaruh Plautus dalam dunia sastra dan kemampuan dramatisasi membuat semua penampilannya sangat menarik untuk dinikmati hingga berpengaruh pada perkembangan sejarah sastra Barat dan drama.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ "Lucius Aelius Stilo Praeconinus | Roman scholar | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-12. 
  2. ^ RAWSON, ELIZABETH (1971). "LUCIUS CRASSUS AND CICERO: THE FORMATION OF A STATESMAN". Proceedings of the Cambridge Philological Society (17 (197)): 75–88. ISSN 0068-6735. 
  3. ^ "Cicero | Biography, Philosophy, Writings, Books, Death, & Facts | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-17. 
  4. ^ "Marcus Terentius Varro | Roman author | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-17. 
  5. ^ "Greek & Roman Mythology - Tools". www2.classics.upenn.edu. Diakses tanggal 2023-04-12. 
  6. ^ "Plautus | Roman dramatist | Britannica". www.britannica.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-04-17.