Litopedion (bahasa Yunani Kuno: λίθος = batu; παιδός = anak), atau bayi batu, adalah fenomena langka ketika janin meninggal dunia saat sang ibu mengalami kehamilan abdominal.[1] Tidak ada jalan keluar karena karena posisi bayi di dalam rongga perut. Bayi terlalu besar untuk diserap kembali oleh tubuh, sehingga mengalami kalsifikasi di bagian luarnya dan melindungi tubuh ibu dari jaringan bayi yang sudah mati. Kalsifikasi atau pembatuan tersebut mencegah terjadinya infeksi. Litopedion terjadi sejak usia kehamilan 14 minggu sampai cukup bulan (full term). Sudah biasa jika bayi batu baru ditemukan sekian puluh tahun kemudian. Umumnya ketika pasien memeriksakan diri karena alasan lain atau pemeriksaan tersebut melibatkan sinar-X, barulah bayi batu tersebut ditemukan. Kasus litopedion tertua sejauh ini adalah seorang wanita berusia 94 tahun[2] yang mengangkut litopedion selama 60 tahun.

Sebuah litopedion. Spesimen yang tidak lazim ini terkurung di abdomen seorang wanita selama 55 tahun. Meski begitu, sang ibu masih bisa melahirkan lima anak lagi.

Fenomena ini pertama dijelaskan oleh seorang dokter bernama Albucasis pada abad ke-10. Litopedion terawal ditemukan di sebuah penggalian arkeologi dan diperkirakan terbentuk pada tahun 1.100 SM.[3]

Menurut sebuah laporan, sejauh ini hanya ada 300 kasus bayi batu di dunia yang tercatat selama 400 tahun sejarah literatur kedokteran. Pada Februari 2011, sejumlah dokter di Andhra Pradesh, India, mengangkat bayi batu berusia 35 tahun dari tubuh seorang wanita.[4]

Budaya masyarakat sunting

Sastra sunting

  • Figur litopedion adalah alat utama dalam novel karya Samuel Hopkins Adams tahun 1944, Canal Town.
  • "Within the Walls of Tyre," cerita pendek karya Michael Bishop yang masuk nominasi World Fantasy Award tahun 1978, bercerita tentang seorang wanita yang diam-diam merayakan ulang tahun litopedionnya yang sudah berusia puluhan tahun.
  • Dalam seri novel grafis Amerika Serikat Love and Rockets karya Gilbert Hernandez, tokoh utamanya mengeluh kram perut selama beberapa dasawarsa yang kemudian diketahui disebabkan oleh litopedion.
  • Penulis Italia Giorgio Manganelli menyebut para pembacanya sebagai "conversevole litopedio" (litopedion yang berbicara) dalam Hilarotragoedia tahun 1964.
  • Dalam novel karya Will Self tahun 2000, How the Dead Live, tokoh utama Lily Bloom dihantui oleh litopedion miliknya yang bernyanyi setelah kematiannya.

Televisi sunting

  • Di seri televisi Australia All Saints, seorang penderita litopedion muncul di episode 434.
  • Di Law & Order: Criminal Intent musim keempat episode "In the Dark", seorang wanita yang menderita kepikunan tahap awal yang percaya putrinya masih hidup diduga memiliki litopedion di tubuhnya.[5]
  • Di Nip/Tuck musim ketiga episode "Joy Kringle", sebuah litopedion ditemukan saat pasien menjalani penyedotan lemak rutin.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Perper, J.A. (2006): Chapter III: Time of Death and Changes after Death. Part 1: Anatomical Considerations. In: Spitz, W.U. & Spitz, D.J. (eds): Spitz and Fisher’s Medicolegal Investigation of Death. Guideline for the Application of Pathology to Crime Investigations (Fourth edition), Charles C. Thomas, pp.: 87-127; Springfield, Illinois.
  2. ^ "lithopedion at Everything2.com". Everything2.com. Diakses tanggal 2012-02-05. 
  3. ^ Rothschild, B.M.; Rothschild, C. & Bement, L.C. (1993): Three-millennium antiquity of the lithokelyphos variety of lithopedion. American journal of obstetrics and gynecology, 169: 140-141.
  4. ^ "35 year old 'stone baby' removed from 70 year old woman's womb". Siasat.com. Diakses tanggal 2012-02-05. 
  5. ^ TV.com Summary Diarsipkan 2009-06-26 di Wayback Machine.

Pranala luar sunting