Lepromin adalah suspensi bakteri Mycobacterium leprae yang telah mati.[1][2][3] Lepromin digunakan dalam uji lepromin yang bertujuan untuk mengetahui jenis penyakit lepra yang diderita.[1][2][3] Reaksi tubuh penderita terhadap lepromin yang disuntikkan akan diamati dan dianalisis berdasarkan rekasi Fernandez dan rekasi Mitsuda.[1][2][3]

Bakteri Mycobacterium leprae dari lesi kulit

Sejarah

sunting

Lepromin pertama kali ditemukan oleh Kensuke Mitsuda pada tahun 1919 dengan menggunakan bakteri Mycobacterium leprae yang diambil dari tubuh penderita lepra.[3] Uji lepromin juga ditemukan oleh Mitsuda pada tahun yang sama.[3] Lepromin pada awal penemuannya mengandung sekitar 40.000.000 bakteri Mycobacterium leprae.[2][3] Saat ini lepromin masih dibuat dari bakteri yang sama, namun subjeknya adalah armadillo yang terinfeksi bakteri tersebut.[1] Lepromin yang diambil dari manusia biasa dinamakan lepromin H, sedangkan lepromin yang diambil dari armadillo disebut lepromin A.[2][3]

Selain jenis lepromin di atas, seorang ilmuwan keturunan India bernama Dharmender juga menemukan suatu jenis lepromin yang dapat digunakan untuk pengujian.[3] Lepromin penemuan Dhaender mengandung lebih sedikit jaringan tubuh yang terinfeksi.[3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Arvin, Behrman Klirgman; Wahab, A. Samik (editor) . 1996 . Ilmu Kesehatan Anak, Volume 2, Edisi 15 . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC . ISBN 979-448-466-0
  2. ^ a b c d e Evans, Alfred S.; Brachman, Philip S. . 1998 . Bacterial Infections of Humans: Epidemiology and Control, Third Edition. New York: Kluwer Academic . ISBN 0-306-45323-1
  3. ^ a b c d e f g h i Parija, Subhash Chandra . 2009 . Textbook of Microbiology & Immunology. Haryana: Elsevier . ISBN 978-81-312-2163-1