Lelucon bapak-bapak

Lelucon bapak-bapak (bahasa Inggris: dad joke) adalah bentuk lelucon pendek biasanya berupa pelesetan atau tanya-jawab. Lelucon bapak-bapak oleh sebagian orang juga digolongkan ke dalam antilelucon, karena memang sengaja dibuat tidak lucu untuk melucu.[1][2]

Seorang bapak-bapak sedang tertawa.

Ciri-ciri

sunting

Sebagaimana genre humor lainnya, lelucon bapak-bapak memiliki beberapa ciri khas tersendiri, yaitu:[1]

  • Dinilai garing khususnya oleh generasi yang lebih muda.
  • Membuat pendengarnya tidak nyaman atau bahkan malu.
  • Hal yang ditertawakan adalah suasana garing/malunya daripada leluconnya itu sendiri.

Contoh

sunting
  • Budi: "Aku lapar."
Bapak: "Hai, Lapar, aku Bapak."
  • Bapak: "Barusan bapak masuk ke kamar, tetapi kasurnya tidak ada."
Budi: "Lha kok bisa, Pak?"
Bapak: "Setelah bapak cari-cari ternyata kasurnya tertutup seprai."
  • Bapak: "Dahulu bapak sekolahnya di luar negeri."
Budi: "Wah, benaran, Pak?"
Bapak: "Iya, bapak sekolahnya di SMA swasta."

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Memahami 'Jokes Bapak-Bapak' dari Para Ayah yang Berusaha Melucu". tirto.id. Diakses tanggal 2020-05-26. 
  2. ^ Luu, Chi (12 June 2019). "The Dubious Art of the Dad Joke". JSTOR. ITHAKA. Diakses tanggal 15 June 2019. Dad jokes are a kind of anti-joke, different from other ways of joking in their performance, even formulaic jokes. Like self-deprecatingly joking about a personal flaw before your bullies do, dad jokes seem to court failure, presenting themselves as deliberately bad, deliberately uncool, deliberately anti-humor.