Kustomisme merupakan pandangan hidup yang terlalu berpegang pada adat, sesuai dengan kata Inggrisnya, custom.[1][2] Orang-orang yang menganut paham ini disebut kustomistis.[2] Menurut pendirian kustomistis, perbuatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan adat.[2] Perangkat untuk menilai perilaku ada pada adat.[2] Orang yang baik adalah orang yang dalam hidupnya berperilaku sebagaimana ditetapkan oleh adat.[2] Adat merupakan pedoman dan pegangan hidup dalam masyarakat, dalam hidup pribadi, dalam kerja, dalam pergaulan antara warga, dan dalam menghadapi segala persoalan dan permasalahan dalam hidup.[2] Singkatnya, kustomisme adalah pandangan dan sikap hidup yang menjunjung tinggi adat dan menggunakannya sebagai pegangan, pedoman dan pengarahan hidupdalam segala perilaku, tindakan dan perbuatan.[2]

Setiap masyarakat, bangsa, negara memiliki adat tersendiri.[2] Adat berupa perilaku, tindakan, perbuatan yang biasa diambil sewaktu menanggapi peristiwa, hubungan antar manusia dan situasi hidup.[2] Adat merupakan pengendapan atau kristalisasi segala nilai yang ada dalam masyarakat, bangsa, negara.[2] Di dalamnya tercakup nilai-nilai tradisional, etis, moral, keagamaan.[2] Dalam kerangka hidup masyarakat, bangsa dan negara, adat merupakan wadah yang menampung nilai-nilai masyarakat dan sekaligus wahana untuk meneruskan nilai-nilai itu dari satu angkatan ke angkatan berikutnya.[2]

Referensi sunting

  1. ^ Bambang Subroto. Profesionally Directing People. Hlm. 24.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Jogjakarta: Kanisius. Hal.137-139.