Kultus kargo (bahasa Inggris: cargo cult) atau kargoisme adalah praktik religius yang muncul dalam masyarakat tradisional pra-industri sebagai akibat dari interaksi dengan peradaban yang teknologinya lebih maju. Kultus ini berupaya memperoleh kekayaan material ("kargo") melalui sihir dan ritual serta praktik agama. Anggota kultus meyakini bahwa kekayaan tersebut dikirim oleh dewa dan nenek moyang mereka. Kultus kargo berkembang di wilayah pedalaman Pulau Papua dan Mikronesia, dan dimulai setelah kedatangan bangsa Barat pada abad ke-19. Namun, perilaku yang mirip juga muncul di belahan dunia lainnya.

Salib upacara kultus kargo John Frum, pulau Tanna, New Hebrides (kini Vanuatu), 1967

Aktivitas kultus kargo di wilayah Pasifik meningkat pesat selama dan setelah Perang Dunia II karena penduduk wilayah tersebut melihat tentara Jepang dan Amerika Serikat mengirim kargo. Ketika perang berakhir, markas militer ditutup dan kiriman barang berhenti. Untuk menarik lebih banyak pengiriman barang, pengikut kultus membuat ritual seperti membuat tiruan landasan, pesawat, dan perlengkapan radio dari bambu atau bahan lainnya, dan meniru perilaku orang-orang di bandar udara.

Pranala luar

sunting