Kromatografi kertas

Kromatografi kertas merupakan metode analitik yang digunakan untuk memisahkan bahan kimia berwarna, terutama pigmen. Ini juga dapat digunakan untuk memisahkan warna primer atau sekunder dalam tinta. Metode ini telah banyak digantikan dengan kromatografi lapisan tipis, tetapi masih tetap merupakan alat pembelajaran yang baik. Kromatografi kertas dua arah, atau dikenal juga sebagai kromatografi dua dimensi, melibatkan penggunaan dua pelarut dan memutar posisi 90° pada saat penggantian pelarut. Metode ini berguna untuk pemisahan campuran senyawa yang kompleks dengan kepolaran yang hampir mirip. Contohnya adalah pemisahan asam amino. Jika menggunakan kertas saring, harus kertas saring dengan mutu terbaik. Fasa gerak adalah larutan pengembang yang dapat bergerak naik pada fasa diam sambil membawa sampel bersamanya.

Akronim: KK Klasifikasi: kromatografi

Nilai Rƒ sunting

Faktor retensi (Rƒ) didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh zat terhadap jarak tempuh pelarut. Nilai Rƒ biasanya dinyatakan dalam desimal, dengan dua angka di belakang koma. Jika nilai Rƒ suatu larutan adalah nol, solut tetap berada pada fasa diam dan oleh karenanya tidak bergerak. Jika nilai Rƒ = 1 artinya solut tidak mempunyai afinitas terhadap fasa diam dan bergerak sesuai dengan gerakan pelarut hingga garis depan. Untuk menghitung nilai Rƒ, ukur jarak tempuh zat dibagi dengan jarak tempuh pelarut (seperti telah disebutkan sebelumnya). Sebagai contoh, jika zat bergerak sejauh 9,9 cm dan garis depan pelarut bergerak sejauh 12,7 cm, maka nilai faktor retensinya adalah 9,9/12,7 = 0,779 atau 0,78. Nilai Rƒ bergantung pada temperatur dan pelarut yang digunakan dalam percobaan, oleh karena itu, beberapa pelarut menghasilkan beberapa nilai Rƒ untuk campuran senyawa yang sama.

Pigmen dan polaritas sunting

Kromatografi kertas adalah salah satu metode identifikasi dan pengujian kemurnian suatu senyawa. Kromatografi kertas adalah teknik yang berguna karena relatif cepat dan hanya memerlukan sedikit bahan uji. Pemisahan dalam kromatografi kertas melibatkan prinsip yang sama seperti kromatografi lapisan tipis, mengingat ini adalah salah satu jenis kromatografi lapisan tipis. Dalam kromatografi kertas, bahan uji terdistribusi antara fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam biasanya adalah selembar kertas saring bermutu tinggi. Fasa gerak adalah larutan pengembang yang merambat naik pada fasa gerak, membawa sampel bersamanya. Komponen sampel akan terpisah bergantung pada kekuatan adsorbsinya pada fasa diam versus kelarutannya pada fasa gerak.

Ketika sampel bahan kimia berwarna ditotolkan pada kertas saring, pemisahan warna-warna dari sampel akan terjadi ketikan ujung kertas dicelupkan ke dalam pelarut. Pelarut berdifusi menaiki kertas, melarutkan berbagai molekul dalam sampel sesuai polaritas molekul solut dan pelarut. Jika sampel mengandung lebih dari satu warna, artinya terdapat lebih dari satu macam molekul di dalamnya. Oleh karena perbedaan struktur kimia untuk masing-masing molekul, probabilitas perbedaan polaritas sekecil apapun pasti ada, yang akhirnya berujung pada perbedaan kelarutannya dalam pelarut. Ketidaksamaan kelarutan dalam pelarut dan afinitas adsorpsi pada fasa diam akan menghasilkan perbedaan letak noda masing-masing warna. Semakin tinggi kelarutan molekulnya, semakin jauh migrasinya pada kertas. Jika suatu bahan kimia bersifat sangat non-polar, ia tidak akan larut dalam pelarut yang sangat polar. Begitu pula sebaliknya untuk bahan kimia yang sangat polar dalam pelarut yang sangat non-polar.

Hal yang sangat penting untuk dicatat adalah ketika menggunakan air (suatu bahan yang sangat polar) sebagai pelarut, warna yang lebih polar akan berada pada posisi yang lebih tinggi pada kertas.

Jenis-jenis kromatografi kertas sunting

1. Kromatografi kertas menurun-Pada jenis ini, pengembangan kromatogram adalah menurun dengan membiarkan pelarut bergerak turun mengaliri kertas.

2. Kromatografi kertas menanjak-Di sini, pelarut bergerak mendaki kertas kromatografi. Baik kromatografi kertas menurun maupun menanjak digunakan untuk pemisahan bahan kimia organik dan anorganik.

3. Kromatografi kertas naik-turun-Merupakan gabungan kedua teknik di atas. Bagian atas kromatografi menanjak dapat dilipat pada sebuah rol di bagian atas bejana, dan aliran eluen akan menurun setelah melewati lipatan.

4. Kromatografi kertas radial-Disebut juga sebagai kromatografi sirkuler. Di sini, digunakan kertas saring berbentuk lingkaran, dan sampel ditotolkan di pusat kertas. Setelah noda mengering, kertas saring diletakkan horisontal di atas cawan petri yang berisi pelarut, sehingga sumbu kertas tercelup ke dalam pelarut. Pelarut mengalir naik melalui sumbu dan komponen terpisah dalam bentuk zona-zona melingkar.

5. Kromatografi kertas dua dimensi-Dalam teknnik ini, digunakan kertas berbentuk bujur sangkar. Sampel ditotolkan di salah satu sudut dan dikembangkan dengan sudut yang tepat sesuai arah aliran yang diinginkan.

Sejarah sunting

Kromatografi kertas ditemukan pada tahun 1943 oleh Martin dan Synge, yang untuk pertama kalinya memisahkan dan mengidentifikai konstituen tanaman. Metode ini laris manis setelah tahun 1945.[1]

Referensi sunting

  1. ^ Haslam, Edwin (2007). "Vegetable tannins – Lessons of a phytochemical lifetime". Phytochemistry. 68 (22–24): 2713–21. doi:10.1016/j.phytochem.2007.09.009. PMID 18037145.