Konstruktivisme feminis
Konstruktivisme feminis adalah teori hubungan internasional yang didasarkan pada teori konstruktivisme. Konstruktivisme feminis fokus mempelajari bagaimana ide-ide gender memengaruhi politik global.[1]
Konstruktivisme adalah pendekatan epistemologis yang menyatakan bahwa konstruktivisme berasal dari teori bahwa manusia menciptakan pengetahuan dan makna melalui interaksi dunia dan pemikirannya. Para konstruktivis percaya bahwa kehidupan internasional bersifat sosial, terbentuk melalui interaksi manusia dengan satu sama lain (i.e., berbicara, mengikuti norma, membuat peraturan, dll.).[2] Meski ada kesamaan, konstruktivis feminis melihat hubungan kekuasaan dari sudut pandang yang berbeda ketimbang konstruktivis tradisional. Kekuasaan dan gender dianggap sebagai "bagian tak terpisahkan dalam proses konstruksi," sementara t radisionalis percaya bahwa kekuasaan bersifat eksternal.[2] Konstruktivis feminis berpendapat bahwa tidak adanya penelitian problematisasi dalam proses sosial konstruksi justru tidak konsisten "dengan ontologi eksistensi."[2] Mereka juga meyakini bahwa perbedaan antara pria dan wanita, kecuali perbedaan anatomi, juga "dikonstruksi" karena sosialisasi dan kebiasaan budaya.[3]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Baylis, Smith and Owens, The Globalisation of World Politics, 4ed, p267
- ^ a b c Locher, Birgit (2001). "Feminism and Constructivism: Worlds Apart or Sharing a Middle Ground?" (PDF). International Studies Quarterly. 45: 111–129. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-02-03. Diakses tanggal February 2, 2015.
- ^ Bogen, Fidel (January 27, 2012). "Essentialism and Constructivism: How Feminism Uses Them". The Counter-Feminist. Blogspot. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-03. Diakses tanggal February 2, 2015.