Konsonan kepakan sisi langit-langit belakang
Konsonan kepakan-sisi langit-langit belakang merupakan alofoni dari konsonan hampiran-sisi langit-langit belakang bersuara dalam beberapa bahasa di Papua Nugini, seperti Kanite dan Melpa. Menurut Ladefoged & Maddieson (1996), konsonan ini dikategorikan sebagai konsonan kepak karena durasi pengucapan [ʟ] yang sangatlah singkat pada posisi intervokalik, yakni sekitar 20–30 milisekon).
Konsonan kepakan sisi langit-langit belakang | |
---|---|
ʟ̆ |
Tidak ada simbol spesifik untuk suara ini. Akan tetapi, huruf kapital L IPA yang digabungkan dengan breve untuk penanda konsonan ekstra pendek [ʟ̆] dapat diberikan atas dasar deskripsi milik Ladefoged dan Maddieson.
Karakteristik konsonan
suntingKarakteristik konsonan dari konsonan kepakan sisi langit-langit belakang adalah:
- Cara artikulasinya adalah kepak (Tap), yang berarti dihasilkan dengan satu kontaksi otot sehingga artikulator (biasanya lidah) dilemparkan atau dikepakan ke bagian lain.
- Tempat artikulasinya adalah langit-langit belakang, yang berarti diartikulasikan dengan lidah belakang (dorsum), yakni di area langit-langit lunak.
- Fonasinya yakni bersuara, yang berarti pita suara bergetar saat artikulasinya.
- Ini adalah konsonan lisan, yang berarti aliran udara hanya melalui mulut
- Konsonan ini merupakan konsonan sisi (lateral) yang berarti dihasilkan dengan mengarahkan aliran udara di bagian sisi lidah dan bukannya ditengah.
- Mekanisme aliran udaranya adalah pulmonal, yang berarti diartikulasikan dengan mendorong udara hanya dengan paru-paru dan diafragma, seperti pada kebanyakan suara.
Referensi
sunting- Ladefoged, Peter; Maddieson, Ian (1996). The Sounds of the World's Languages. Oxford: Blackwell. ISBN 0-631-19814-8.