Prof. Dr. H.C. KPH. Koentjaraningrat (15 Juni 1923 – 23 Maret 1999) adalah seorang antropolog yang berperan besar dalam mendeskripsikan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Atas jasanya, ia diberi penghargaan sebagai Bapak Antropologi Indonesia oleh Lingkar Budaya Indonesia (LBI).[1]

Koentjaraningrat
LahirRaden Mas Kuncoroningrat
(1923-06-15)15 Juni 1923
Sleman, Yogyakarta, Hindia Belanda
Meninggal23 Maret 1999(1999-03-23) (umur 75)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanJawa (Indonesia)
Almamater
PekerjaanAntropolog
Dikenal atas
  • Ilmuwan Antropolog Indonesia
Anak3
Orang tua
  • Raden Mas Ermawan Brotokoesoemo (ayah)
  • Raden Ayu Pratitis Tirtotenoyo (ibu)

Riwayat Hidup[2][3] sunting

Ayahnya R.M.Ng. Emmawan Brotokoesomo, adalah seorang pamong praja di lingkungan Pakualaman. Ibunya, R.A. Pratisi Tirtotenojo, sering diundang sebagai penerjemah bahasa Belanda oleh keluarga Paku Alam. Walaupun anak tunggal, didikan ala Belanda yang diterapkan ibunya membuatnya menjadi pribadi yang disiplin dan mandiri sejak kecil.

Karena anak seorang bangsawan, pada saat usianya 8 tahun ia boleh bersekolah di Europeesche Lagere School (setingkat sekolah dasar yang sebetulnya hanya diperuntukkan bagi anak-anak Belanda). Pada masa-masa itu, ia sering menghabiskan waktunya untuk bermain di lingkungan keraton. Kedekatannya dengan lingkup keraton yang kental dengan seni dan kebudayaan Jawa itu, sedikit banyak mempengaruhi pembentukan kepribadiannya sebagai seorang antropolog di kemudian hari.

Setelah lulus dari Europeesche School, pada tahun 1939 ia melanjutkan sekolah ke MULO, lantas ke AMS-A (1942). Saat bersekolah di AMS-A (sekarang SMA Negeri 1 Yogyakarta) ia mulai mempelajari seni tari di Tejakusuman. Selain itu, bersama dua sahabatnya, Koesnadi (fotografer) dan Rosihan Anwar (tokoh pers), Koentjaraningrat rajin menyambangi rumah seorang dokter keturunan Tionghoa untuk membaca; diantaranya adalah disertasi-disertasi tentang antropologi milik para pakar kenamaan.

Setelah lulus dari AMS, ia melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada dan mengambil jurusan sastra Indonesia. Namun, baru satu tahun kuliah, terjadi Revolusi Kemerdekaan. Ia kemudian menggabungkan diri dalam Korps Mahasiswa Universitas Gadjah Mada dan ditugaskan menjadi pengajar bahasa Inggris dan sejarah bagi para prajurit Brigade 29, Kediri. Dipilihnya Koentjaraningrat sebagai pengajar para prajurit karena sewaktu kuliah di Gadjah Mada, ia juga mengajar di perguruan Taman Siswa (1946-1950)

Saat terjadi Perjanjian Renville pada tahun 1948, ia kembali lagi kuliah di Universitas Gadjah Mada. Kembalinya ke kampus UGM merupakan suatu keuntungan, sebab pada tahun itu terjadi peristiwa pemberontakan PKI di Madiun. Brigade 29 yang waktu itu memihak komunis, berhasil dihancurkan oleh pasukan Siliwangi. Pada tahun 1950, Koentjaraningrat berhasil merampungkan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana muda Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada.

Koentjaraningrat tertarik pada bidang antropologi sejak menjadi asisten Prof. G.J. Held, guru besar antropologi di Universitas Indonesia, yang mengadakan penelitian lapangan di Sumbawa. Sarjana Sastra Bahasa Indonesia dari Universitas Indonesia 1952, ini meraih gelar M.A. bidang Antropologi dari Yale University, AS, 1956 dan doktor antropologi dari Universitas Indonesia, 1958.

Pak Koen, demikian ia disapa, merintis berdirinya sebelas jurusan antropologi di berbagai universitas di Indonesia. Ilmuwan yang mahir berbahasa Belanda dan Inggris ini juga tekun menulis. Beberapa karya tulisnya telah menjadi rujukan bagi dosen dan mahasiswa di Indonesia. Ia banyak menulis mengenai perkembangan antropologi Indonesia. Sejak tahun 1957 hingga 1999, ia telah menghasilkan puluhan buku serta ratusan artikel.

Melalui tulisannya, ia mengajarkan pentingnya mengenal masyarakat dan budaya bangsa sendiri. Buah-buah pikirannya yang terangkum dalam buku kerap dijadikan acuan penelitian mengenai kondisi sosial, budaya, dan masyarakat Indonesia, baik oleh para ilmuwan Indonesia maupun asing.

Salah satu bukunya yang menjadi pusat pembelajaran para mahasiswanya adalah Koentjaraningrat dan Antropologi Indonesia, yang diterbitkan pada tahun 1963. Dalam buku itu, diceritakan kegiatan Prof Dr Koentjaraningrat dalam menimba ilmu. Juga di dalamnya, dia menjadi tokoh pusat dalam perkembangan antropologi.

Berbagai penghargaan telah dianugerahkan padanya atas pengabdiannya dalam pengembangan ilmu antropologi. Di antaranya, penghargaan ilmiah gelar doctor honoris causa dari Universitas Utrecht, 1976 dan Fukuoka Asian Cultural Price pada tahun 1995. Mendapat penghargaan Satyalancana Dwidya Sistha dari Menhankam RI (1968 dan 1981). Pak Koent juga menerima gelar kebangsawanan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) dari Sri Paduka Pakualam VIII pada 1990 di Kadipaten Pakualaman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Akhir hayat sunting

Antropolog pertama Indonesia ini meninggal dunia dalam usia 75 tahun, Selasa 23 Maret 1999 sekitar pukul 16.25, di RS Kramat 128, Jakarta Pusat. Dia telah terkena stroke sejak 1989. Dimakamkan di TPU Karet Bivak, Rabu 24 Maret 1999 sekitar pukul 13.00.

Karir sunting

Selain mengajar Antropologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, ia juga pernah bertugas sebagai tenaga riset dan Antropologi di University of Pittsburgh, Amerika Serikat (1961-1962); guru besar di Utrecht University, Belanda (1966-1967); guru besar tamu di University of Illinois, Amerika Serikat (1968); guru besar tamu di University of Wisconsin, Amerika Serikat (1980); serta mengajar di Universitas Malaya, Kuala Lumpur (1971-1973 dan (1975-1977).

Karya-karyanya sunting

  • Atlas etnografi sedunia dan pertjontohan etnografi sedunia. Djakarta: Dian Rakyat
  • Sedjarah kebudajaan Indonesia; Kitab peladjaran sedjarah kebudajaan Indonesia untuk S.M.A.; Djilid I, Kebudajaan prahistori di Indonesia. N.p.: n.n., 127 pp. 1956
  • Artistic and intellectual expression, in: Area handbook on Indonesia, pp. 360–401. New Haven: Southeast Asia Studies, Yale University for the Human Relations Area Files.
  • A preliminary description of the Javanese kinship system. [New Haven]: Yale University, Southeast Asia Studies, vii+112 pp. [Cultural Report Series 4.]
  • Beberapa metode anthropologi dalam penjelidikan2 masjarakat dan kebudajaan di Indonesia (Sebuah ichtisar). Djakarta: Penerbitan Universitas, vi+532+xii pp. [PhD thesis Universitas Indonesia.]
  • Metode2 anthropologi dalam penjelidikanl masjarakat dan kebudajaan di Indonesia (Sebuah ichtisar). Djakarta: Penerbitan Universitas, 1958
  • Perbandingan faham "rechtskring" dan faham "culture area", Padjadjaran; Madjalah Ilmu Hukum dan Pengetahuan Masjarakat 1-2:35-42.
  • Skema dari pengertian-pengertian baru untuk mengupas sistem kekerabatan, in: Laporan Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional Pertama, Djakarta: Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia.
  • Beberapa pokok antropologi sosial. Djakarta: Dian Rakyat
  • Ilmu antropologi di empat negara komunis, Manusia dan Masyarakat (Man and Society)
  • (Editor) Villages in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press.
  • Ilmu antropologi dan masaalah akulturasi, Medan Ilmu Pengetahuan 1:87-102.
  • 'Pengantar antropoloji. Edisi Malaysia. Kuala Lumpur: Pustaka Antara, 1970.
  • The rise of anthropological theory;A history oftheories of culture
  • Theory and anthropology; A source book
  • Tari dan kesusasteraan di Djawa (Dance and Hterature in Java); Buku peringatan ulang tahun ke-VIII Indonesia Tunggal Irama (INTI); Published in connection with the Vlllth anniversary of the Javanese Dance Institute Indonesia Tunggal Irama (INTI). Djakarta: Indonesia Tunggal Irama.
  • Rintangan2 mental dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Djakarta: Bhratara
  • Javanese court dances.
  • Javanese data on the unresolved problems of the kindred
  • Anggapan Rassers tentang kesusasteraan Pandji.
  • Indonesia shakai kagaku no genkyo, Tonan Ajai Kenkyu/Southeast Asian Studies 8:123-129. [Title in English: The current situation of Indonesian social sciences.]
  • The problems of kinship relations in urban environments, in: Liber amicorum E.M.A.A.J. Allard, Nijmegen: Verenigde Instituten voor Culturele Antropologie en Sociologie der Niet-Westerse Volken, Katholieke Universiteit.
  • Development and teaching of anthropology in Indonesia. Paper Conference Association of Southeast Asian Institutions of Higher Learning, Bangkok.
  • Ilmu gabungan tentang kelakuan manusia. Working paper Seminar ISSI. [ISSI = Institute for Strategie Studies of Indonesia]
  • The Javanese of South.Central Java, George Peter Murdock.(ed.), Social structure in Southeast Asia, pp. 88-115. Chicago: Quadrangle. [Viking Fund Publication in Anthropology 29.]
  • Hubungan antara antropologi sosial dan sosiologi, in: Bunga rampai ekonomi; Readings in economics; Sebuah buku peringatan dies natalis kesembilan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Djakarta, pp. 313-319. Djakarta: . Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia/Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia.
  • Some social-anthropological observations on gotong rojong practices in two villages of Central Java. Translated by Claire Holt. Ithaca, N.Y.: Cornell Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Department of Far Eastern Studies, Cornell University, viii+67 pp. [Monograph Series.]
  • (dengan Mely G. Tan and Harsja W. Bachtiar) Masaalah kepemimpinan dalam pembangunan nasional. Djakarta: LEKNAS
  • (Asistan) Elinor C. Horne, Beginning Javanese. New Haven/London: Yale University Press, xix+560 pp. [Yale Linguis.tic Series 3.]
  • Review of: Hildred Geertz, The Javanese family; A study of kinship and socialization (New York, 1961)', American Anthropologist 64:872-874
  • (Editor with Harsja W. Bachtiar) Penduduk Irian Barat. Djakarta: Penerbitan Universitas, xi+380 pp. [Projek Penelitian Universitas Indonesia 102.]
  • Djurusan antropologi dan hubungan antar-fakultas. Pidato pengukuhan guru besar ilmu antropologi-budaja pada Fakultas Sastra, Universitas Indonesia diurjapkan pada tanggal 9 Maret 1963. Djakarta: n.n., 13 pp.
  • Güna antropologi untuk historiografi Indonesia, Madjalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia 1:14-46. [Translation of contribution in: An introduction to Indonesian historiography, 1964.] .
  • Beberapa keterangan mengenai ilmu anthropologi di Uni Soviet, Maharddhika Pradipta 1-2/3:6-17.; '
  • Review of: Clifford Geertz, The religion of Java (New York, 1960), Madjalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia 1:188-191..
  • (Assistant) Elinor C. Horne, Intermediate Javanese. New Haven/London: Yale University Press, i+505 pp. [Yale Linguistic Series 4.]
  • 'Tokohl antropologi; Ichtisar dari karja2 dan konsep2 sardjanal utama dalam antropologi. Djakarta: Penerbitan Universitas.
  • [Editor] Manusia dan kebudajaan di Indonesia. Djakarta: Djambatan
  • ([Editor) Masjarakat desa di Indonesia masa ini. Djakarta: Jajasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
  • (Editor) Masyarakat desa di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
  • Anthropology and non-Euro-American anthropologists; The situation in Indonesia, in: Ward H. Goodenough (edj, Explorations in cultural anthropology; Essays in honor ofGeorge Peter Murdock, pp. 293-308. New York: McGraw-Hill. Second printing, 1968.
  • Use of anthropological methods in Indonesian historiography, in: An introduction to Indonesian historiography, pp. 299-325. Ithaca: Cornell University Press.
  • Antropologi-budaja, dengan Widjojo Nitisasrro and M. Makagiansar (eds), Research di Indonesia 1945-1965; IV, Bidang ekonomi, sosial dan budaja, Djakarta: Balai Pustaka.
  • Additional information on the Kénthol of South Central Java, Madjalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia.
  • Masalah menterdjemahkan istilah kekerabatan dalam kamus, Madjalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia 2:201-210.
  • review of: Iih Abdurachim, Dasar2 anthropologi Indonesia (Bandung, 1962)', Madjalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia.
  • Organisatorische problemen bij de opbouw van universiteiten in Indonesië, Universiteit en Hogeschool.
  • Organisatorische Probleme beim Aufbau von Universitaten in Indonesien, Hochschule und Forschung in den Niederlanden.
  • De sociale wétenschappen in Indonesia na de Tweede Wereldoorlog, Mens en Maatschappij.
  • Suatu teknik bertjotjok tanam intensif jang unik di Irian Barat bagian selatan, Madjalah Universitas Tjenderawasih.
  • Arti antropologi untuk Indonesia masa ini. Djakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
  • Bungarampai kebudayaan, mentalüet dan pembangünan. Jakarta: Gramedia
  • Keseragaman aneka Warna Masyarakat Irian Barat, 1970.
  • Manusia Dan Kebudayaan di Indonesia, 1971.
  • Petani Buah - Buahan di SelatanJakarta, 1973.
  • Masyarakat Desa di Indonesia, 1984.
  • Kebudayaan Jawa, 1985.
  • Masyarakat Terasing di Indonesia penyunting),1993.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  • Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, 1974. Jakarta: Gramedia
  • Masalah-masalah Pembangunan: Suatu Bunga Rampai Antropologi Terapan, 1982.
  • Aspek Manusia dalam Penelitian Masyarakat (bersama Donald K. Emerson), 1985. Jakarta: Kerjasama Yayasan Obor Indonesia dengan PT Gramedia
  • Ritus Peralihan di Indonesia (penyunting),1985. Jakarta: Balai Pustaka
  • Sejarah Teori Antropologi Jilid I. 1987. Jakarta: UI Press
  • Sejarah Teori Antropologi Jilid II. 1990. Jakarta: UI Press
  • Masalah Kesukubangsaan dan Integrasi Nasional, 1993. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
  • Irian Jaya: Membangun Masyarakat Majemuk. 1994. Jakarta: Djambatan

Tanda Kehormatan sunting

Pranala luar sunting

  1. ^ Beritasatu.com: lingkar budaya indonesia beri penghargaan pada koentjaraningrat
  2. ^ "Tentang Koentjaraningrat, Suhu Antropologi Indonesia". indhie (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-10-25. 
  3. ^ "Apa dan Siapa - KOENTJARANINGRAT". ahmad.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-01. Diakses tanggal 2021-10-25. 
  4. ^ Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 (PDF). Diakses tanggal 25 Februari 2022.