Fujiwara (藤原) adalah nama keluarga di Jepang. Di zaman kuno hingga abad pertengahan, Fujiwara menunjukkan gelar kebangsawanan.

Di zaman Heian, klan Fujiwara merupakan klan bangsawan, tetapi sejak zaman Kamakura menjadi nama keluarga yang digunakan bersama oleh lima percabangan keluarga Fujiwara: Konoe, Takatsukasa, Kujō, Nijō, dan Ichijō. Kelima keluarga tersebut tidak menggunakan nama Fujiwara, kecuali untuk penulisan di dalam dokumen resmi.

Asal usul sunting

Berkat jasanya dalam Reformasi Taika, Nakatomi no Kamatari mendapat nama keluarga Fujiwara no Ason dari Kaisar Tenchi. Fujiwara no Ason berarti Fujiwara bergelar Ason (salah satu gelar dalam sistem Yakusa no Kabane). Pada waktu itu, klan Fujiwara merupakan salah satu dari 4 klan ternama: Minamoto, Taira, Fujiwara, dan Tachibana. Sebutan lain untuk klan Fujiwara adalah Tōshi, karena aksara kanji untuk "Fuji" juga dibaca sebagai , sedangkan shi berarti klan.

Nama keluarga Fujiwara diterima Nakatomi no Kamatari sesaat sebelum meninggal. Setelah Kamatari meninggal, seorang anggota klan Nakatomi yang menjabat Udaijin, Nakatomi no Kane bersalah memimpin Perang Jinshin dan dihukum mati. Keluarga Nakatomi dari garis keturunan Kamatari sempat terancam binasa walaupun tidak terlibat pemberontakan. Setelah itu, pada masa pemerintahan Kaisar Temmu, keturunan Kamatari menerima nama keluarga Fujiwara bergelar Ason. Saat itu, putra kedua Kamatari yang bernama Fuhito masih terlalu muda, dan sementara menunggu Fuhito menjadi dewasa, Nakatomi no Omimaro (sepupu Kamatari yang menjadi suami dari putri Kamatari) secara resmi memakai nama Fujiwara no Ason. Setelah dewasa, Fujiwara no Fuhito tumbuh menjadi pemimpin yang cerdas. Selain putra pewaris Kamatari (Fujiwara no Fuhito), keluarga Nakatomi yang sempat menyandang nama Fujiwara harus kembali menggunakan nama keluarga Nakatomi. Keputusan ini diambil untuk mengukuhkan klan Fujiwara sebagai pejabat Daijō-kan dan klan Nakatomi sebagai pejabat dalam Kementerian Jingi-kan. Putri Fujiwara no Fuhito yang bernama Kōmyōshi disebut Permaisuri Kōmyōshi setelah menikah dengan Kaisar Shōmu.

Empat keluarga Fujiwara sunting

Setelah Fujiwara no Fuhito meninggal, Pangeran Obito yang naik tahta sebagai Kaisar Shōmu. Pada masa pemerintahan Kaisar Shōmu terjadi pertentangan politik antara keempat putra Fujiwara no Fuhito yang disebut Empat bersaudara Fujiwara dan politikus bernama Nagaya no Ōkimi. Pada tahun 729, Nagaya no Ōkimi dituduh memberontak dan bunuh diri. Setelah itu, empat bersaudara Fujiwara membentuk Empat keluarga Fujiwara yang terdiri dari:

  • Keluarga Fujiwara Selatan (Fujiwara Nanke)
  • Keluarga Fujiwara Utara (Fujiwara Hokke)
  • Keluarga Fujiwara Shiki (Fujiwara Shikike)
  • Keluarga Fujiwara Kyō (Fujiwara Kyōke).

Ketika terjadi wabah cacar pada tahun 737, keempat Fujiwara bersaudara ikut terjangkit cacar dan meninggal. Tachibana no Moroe, biksu Genbō, dan Kibi no Makibi menyusun rencana untuk menjatuhkan klan Fujiwara, namun digagalkan Fujiwara no Nakamaro. Kegagalan serupa juga dialami Tachibana no Naramaro yang bermaksud merebut kedudukan Fujiwara no Nakamaro.

Selanjutnya, empat keluarga Fujiwara sempat mengalami jatuh bangun dan hanya keluarga Fujiwara Utara saja yang terus berjaya sejak pertengahan zaman Heian. Putra Fujiwara no Fuyutsugu yang bernama Fujiwara no Yoshifusa memiliki hubungan darah dengan Kaisar Seiwa, dan diangkat sebagai pejabat Sessho. Selanjutnya keluarga Fujiwara secara turun temurun diangkat menjadi pejabat Sessho dan Kampaku.


Lihat juga sunting