Ketuk Pintu Layani dengan Hati

Ketuk Pintu Layani dengan Hati atau dikenal dengan singkatan KPLDH adalah program kesehatan di Jakarta berbasis jemput bola dan komunitas yang mengutamakan tindakan preventif (pencegahan) dan promotif (pemeliharaan dan peningkatan), dengan tetap melakukan tindakan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif bila diperlukan sebagai tindakan awal.[1][2] Program ini diluncurkan pada tanggal 24 Mei 2015 di Rusun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur oleh Basuki Tjahaja Purnama.[3]

Program ini mendatangkan petugas medis yang direkrut oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai tenaga honorer. Mereka diperbantukan di masing-masing Puskesmas yang ada di seluruh kecamatan di Jakarta. Dalam satu tim terdiri dari dokter umum, perawat dan bidan.[4]

Aktivitas

sunting

KPLDH terdiri dari berbagai aktivitas kesehatan yang dilakukan dengan mendatangi masyarakat, antara lain sensus kesehatan, pengajaran budaya sehat oleh komunitas, vaksinasi, jumantik, dan pemeriksaan masalah kesehatan secara rutin.[5]

Perubahan nama

sunting

Pada tanggal 25 November 2017, Wakil Gubernur Sandiaga Uno meminta nama KPLDH diganti dengan alasan sulit diucapkan. Ia memberikan alternatif OK Ocare, OK Tok, atau Tok Tok. Ia mengusulkan adanya sayembara pemilihan nama baru.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ Ketuk Pintu Layani dengan Hati KLPDH Program Baru Dinas Kesehatan. Diarsipkan 2017-12-01 di Wayback Machine. dari situs SmartCity Jakarta.
  2. ^ Ketuk Pintu Layani dengan Hati Diapresiasi. dari situs berita Tagar
  3. ^ DKI Luncurkan Program Ketuk Pintu Layani dengan Hati. dari situs beritajakarta
  4. ^ KPLDH Terobosan Jitu Layanan Puskesmas di Jakarta. Diarsipkan 2017-12-01 di Wayback Machine. dari situs berita MetroTV news
  5. ^ Ahok: Gerakan Ketok Pintu Layani dengan Hati Seperti Sensus. dari situs Berita Kompas
  6. ^ Sandi: Ketuk Pintu Layani dengan Hati Diganti dengan Tok Tok atau OKTok. dari situs berita Kompas