Kesetaraan antargenerasi

istilah dalam gerakan hak kaum muda

Kesetaraan antargenerasi dalam konteks ekonomi, psikologis dan sosiologis adalah gagasan yang menyatakan bahwa setiap kelompok generasi harus mendapat perlakuan yang adil. Ide konsep gagasan ini dapat diterapkan pada keadilan dalam dinamika hubungan antara anak-anak, pemuda, orang dewasa dan sesepuh. Hal ini juga dapat diaplikasikan pada konsep keadilan diantara generasi-generasi yang saat ini sedang hidup maupun generasi mendatang.[1]

Dua individu yang berasal dari generasi yang berbeda, seorang kakek dan cucunya

Pembahasan mengenai kesetaraan antargenerasi telah menjadi topik di berbagai bidang studi disiplin ilmu. Topik ini sering dibahas dalam ekonomi publik, terutama yang bersinggungan dengan ekonomi transisi,[2] kebijakan sosial dan perancangan anggaran pemerintah.[3]

Kekuasaan sunting

Gerakan hak pilih muda yang mencakup beberapa pembelaan untuk pemerataan kekuasaan kepada semua orang, tanpa memandang usia sehingga dapat mengatur sendiri prioritas jangka pendek dan jangka panjang mereka. Generasi mendatang, sebelum mereka diberikan kekuasaan apapun hendaknya perlu mewakilkan hak suara mereka (proxy voting).

Penggunaan perawatan lansia sunting

Sarjana lainnya mengungkapkan pendapat berbeda tentang generasi mana yang dirugikan dalam merawat lansia. Seperti Profesor Steven Wisensale, yang menjelaskan bahwa orang dewasa berusia produktif di negara maju saat ini, memiliki beban yakni harus merawat lebih banyak orang tua dan kerabat lanjut usia dalam jangka waktu lebih lama. Masalah ini diperparah dengan meningkatnya keterlibatan perempuan dalam dunia kerja. Dan dengan menurunnya tingkat kesuburan, ini berarti meninggalkan beban untuk merawat orang tua, juga bibi, paman, dan kakek nenek, pada lebih sedikit anak.[4] Dalam masyarakat dengan sistem keamanan sosial yang lemah, hal ini juga berdampak pada kesejahteraan lansia yang mungkin memiliki lebih sedikit pengasuh daripada jumlah yang dapat dikatakan layak.[5]

Penggunaan keadilan sosial sunting

Kajian mengenai kesetaraan antargenerasi juga relevan dengan topik keadilan sosial, dimana isu-isu seperti pelayanan kesehatan[6] memantik percakapan lebih lanjut mengenai hak kaum muda dan aspirasi suara kaum muda. Ada kepentingan yang kuat dalam instansi hukum terhadap penerapan keadilan antargenerasi secara formal.[7]

Daftar referensi sunting

  1. ^ "The Big Read: Generation wars". HeraldScotland (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-12. 
  2. ^ "pie: The PIE international workshop on "Demographic Changes and Labor Markets in Transition Economies"". web.archive.org. 2011-10-02. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-02. Diakses tanggal 2023-05-12. 
  3. ^ "Intergenerational Equity: Issues of Principal in the Allocation of Social Resources Between this Generation and the Next". web.archive.org. 2011-06-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 2023-05-12. 
  4. ^ Wisensale, Steven K. (2005-08-18). "Aging Societies and Intergenerational Equity Issues: Beyond Paying for the Elderly, Who Should Care for Them?". Journal of Feminist Family Therapy (dalam bahasa Inggris). 17 (3-4): 79–103. doi:10.1300/J086v17n03_05. ISSN 0895-2833. 
  5. ^ asiaexpertsforum (2017-04-17). "Sang-Hyop Lee on the middle-income trap and demographic crisis in East Asia". Asia Experts Forum (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-14. 
  6. ^ Williams, A. (1997). "Intergenerational equity: an exploration of the 'fair innings' argument". Health Economics. 6 (2): 117–132. doi:10.1002/(sici)1099-1050(199703)6:2<117::aid-hec256>3.0.co;2-b. ISSN 1057-9230. PMID 9158965. 
  7. ^ "Intergenerational Equity Suits". www.conlaw.org. Diakses tanggal 2023-05-14.