Kalo adalah kerajinan tangan yang terbuat dari anyaman bambu. Yang berfungsi sebagai alat untuk menyaring, khususnya santan kelapa.

Proses Pembuatan

sunting

Tingkat kerapatan anyaman Kalo sangat tinggi. Pembuatannya pun cukup sulit, dan membutuhkan ketelatenan yang cukup tinggi.[1]

  1. Pembuatan kalo dimulai dengan memilih batang bambu atau ruas bambu. Jenis bambu yang dipilih yakni “Bambu Tali” (bambu Apus).
  2. Dalam pemilihan bagian yang digunakan, bagian paling ujung (baik ujung bawah maupun ujung atas) biasanya tidak digunakan, karena kualitasnya yang kurang bagus. Umumnya, tiap ruas bambu bisa menjadi satu sampai dua kalo.
  3. Setelah memilih bambu, langkah selanjutnya yaitu membelah-belah (suwir) bambu tersebut menjadi lembaran-lembaran kecil, sesuai dengan kebutuhan. Lembaran-lembaran kecil tersebut, nantinya digunakan sebagai bahan untuk dianyam
  4. Dari suwiran (lembaran kecil) bambu tersebut, kemudian dianyam menyesuaikan pola dan bentuk yang diinginkan.
  5. Anyaman dibuat setengah jadi, kemudian anyaman tersebut diberi bingkai.
  6. Bagian finishing, anyaman tersebut dijahit menggunakan tali dari serabut kelapa.

Kerajinan Kalo merupakan alat saring tradisional, yang ilmunya didapatkan secara turun-temurun dari nenek moyang. Sampai saat ini, hanya masyarakat desa yang masih produktif dalam melestarikan kerajinan tersebut.

Kondisi zaman sekarang, lebih miris lagi dengan sedikitnya para regenerasi dari para pengrajin. Ditambah lagi dengan adanya pabrik yang memproduksi barang dengan bahan plastik, yang lebih praktis, dan mudah didapatkan.

Referensi

sunting
  1. ^ "kerajinan irig dan kalo (warisan leluhur berbahan bambu dari prapaglor)". sidicq. 2013-04-06. Diakses tanggal 2017-02-19. 
 
Salah satu kerajinan Kalo yang diproduksi di desa Sidigede, Welahan, Jepara.