Kerajaan Himyar

(Dialihkan dari Kerajaan Himyarit)

Kerajaan Himyar (bahasa Arab مملكة حِمْيَر Mamlakat Ḥimyar) (Musnad: 𐩢𐩣𐩺𐩧𐩣) (bahasa Ibrani: ממלכת חִמְיָר‎), juga disebut Kerajaan Homerit oleh orang-orang Yunani dan Romawi, adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di Yaman pada zaman kuno. Kerajaan ini didirikan pada tahun 110 SM dan beribu kota di Zafar. Ibu kota kerajaan kemudian dipindah ke Sana'a pada awal abad ke-4.[1] Kerajaan ini menaklukan Saba' (Sheba) sekitar tahun 25 SM (untuk pertama kalinya), Qataban sekitar tahun 200 M, dan Haḍramaut sekitar tahun 300 M. Kerajaan ini pada akhirnya menaklukan Sabaea sekitar tahun 280.[2] Himyar kemudian Terpecah Dan jatuh ke tangan Kerajaan Aksum pada tahun 525.

Kerajaan Himyar

مملكة حِمْيَر
110 SM–525 M
Bendera Kerajaan Himyar
Bendera Perang Bangsa Himyar
Kerajaan Himyar Mencapai Puncak Kejayaannya Pada tahun 390 M
Kerajaan Himyar Mencapai Puncak Kejayaannya Pada tahun 390 M
Ibu kotaZafar
Sana'a (dari awal abad ke-4)[1]
Bahasa yang umum digunakanHimyar
Agama
Paganisme
Yudaisme setelah tahun 390 M
PemerintahanMonarki
Raja 
• 275-300 CE
Shammar Yahri'sh
• 390–420 CE
Abu Karab As'ad
• 510s-525 CE
Yusuf Ash'ar Dhu Nuwas
Era SejarahZaman kuno
• Didirikan
110 SM
• Dibubarkan
525 M
Digantikan oleh
krjKerajaan
Aksum
Sekarang bagian dari Yaman
 Arab Saudi
 Oman
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

Disebutkan Bahwa Wilayah Kerajaan Himyar Dulunya Merupakan Wilayah Kerajaan Saba'. Wilayah ini Dihuni Oleh Orang-Orang Himyar.

Setelah Kerajaan Saba Runtuh Pada abad ke-8 SM, Shammar Yashri'sh dilantik Menjadi Raja Bangsa Himyar Pertama. Setelah Pelantikan Shammar, Himyar Mulai Mengambil Alih Wilayah Saba Dan Lalu Memperluas Wilayah Kekuasaannya.

Setelah Berjaya, Bangsa Aksum Menyerang Wilayah Himyar dan Menghancurkan Kerajaan bangsa Himyar. Sementara Yusuf Ash'ar Dhu Nawas Raja Terakhir Himyar Tewas Tenggelam.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Encyclopaedia Britannica, Himyar
  2. ^ Lihat Bafaqih 1990.

Pranala luar

sunting