Kelambu memberi perlindungan dari nyamuk, lalat, dan serangga lainnya termasuk penyakit yang disebabkan serangga-serangga tersebut, seperti malaria dan filariasis. Kelambu merupakan sebuah tirai tipis, tembus pandang, dengan jaring-jaring yang dapat menahan berbagai serangga menggigit atau mengganggu orang yang menggunakannya. Jaring-jaringnya dibuat sedemikian rupa sehingga walaupun serangga tak dapat masuk tetapi masih memungkinkan dilalui udara. Kelambu sering disebut juga sebagai bedcanopy. Kelambu umum digunakan seperti tenda yang menutupi tempat tidur. Agar dapat berfungsi efektif, perlu dijaga agar tidak terdapat lubang atau celah yang memungkinkan serangga masuk. Kelambu juga ada yang telah memiliki rangka penopang sendiri atau banyak disebut juga dengan self propping bedcanopy.[1]

Sebuah tempat tidur yang ditutupi kelambu.
kelambu yang memiliki rangka penopang sendiri (self propping mosquito net)
Kelambu di rumah orang Belanda di Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh (1925)

Kelambu yang ditambahkan insektisida dikembangkan pada tahun 1980 untuk pencegahan malaria. Kelambu ini ditambahkan insektisida piretroid atau permetrin yang mampu membunuh dan mengusir nyamuk. Sebuah penelitian yang dilakukan di Flores Timur menunjukkan bahwa penggunaan kelambu yang ditambahkan insektisida permetrin 0,20 g/m2 mampu mengurang insiden malaria dan filariasis selama 5 bulan penggunaan dari 25,70% ke 21,95% untuk malaria dan dari 4,20% ke 2,44% untuk filariasis.[2]

Akan tetapi, insektisida pada kelambu ini biasanya tidak bertahan lama karena akan hilang setelah enam kali pencucian dan perlu ditambahkan insektisida kembali. Oleh karena itu, kelambu ini dianggap tidak efektif mengatasi malaria dalam jangka panjang. Akibatnya, industri kemudian mengembangkan kelambu yang ditambahkan insektisida yang mampu bertahan lama. Masih menggunakan insektisida piretroid tetapi diikat dengan bahan kimia tertentu, kelambu ini tahan dicuci hingga 20 kali sehingga dapat digunakan tiga tahun atau lebih.

Walau memungkinkan dilewati udara, jumlah udara udara yang dapat lewat kelambu lebih sedikit daripada bila tidak menggunakannya. Akibatnya tidur di bawah kelambu dapat terasa lebih panas dibanding tanpa kelambu, terutama di daerah tropis yang tidak dilengkapi AC.

Pranala luar sunting

Referensi sunting

  1. ^ http://javangroup.com/bedcanopy
  2. ^ "Penggunaan Kelambu yang Dicelup Insektisida oleh Petani Se Luhir, Flores Timur)". Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.22 (4) 1994. 30 Desember 1994. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-28. Diakses tanggal 16 September 2007.