Kantong belanja pakai ulang

Kantong belanja pakai ulang adalah kantong yang dapat dipakai berkali-kali oleh pemakainya untuk membungkus barang belanjaan. Kantong belanja pakai ulang dalam bahasa Inggris disebut reusable shopping bag. Di Inggris Raya, istilah lain untuk kantong belanja pakai ulang adalah bag-for-life.

contoh kantong belanja pakai ulang


Sejarah

sunting

Kemunculan kantong belanja sekali pakai yang terbuat dari plastik mulai marak sejak tahun 1977. Akan tetapi, konsumen segera menyadari bahwa kantong belanja sekali pakai terbuat dari bahan plastik yang tidak tahan lama sehingga cenderung amat cepat dibuang dan mencemari lingkungan. Kesadaran akan dampak negatif kantong belanja sekali pakai makin meningkat baik di kalangan konsumen maupun produsen. Pada awal 1990-an, para produsen kantong belanja utama di dunia mulai memproduksi kantong belanja pakai ulang.

Mulai tahun 1999, produktivitas aneka pabrik kantong belanja pakai ulang makin meningkat tajam. Menurut Basis Data Impor Komisi Perdagangan Internasional Amerika Serikat (United States International Trade Commission Import Database) hampir 3 miliar kantong belanja pakai ulang telah diimpor ke AS sejak tahun 1999. Volume produksinya juga tinggi di negara Inggris, Irlandia, Australia, dan Selandia Baru.[1]

Jenis-Jenis

sunting

Pada awalnya, tas belanja pakai ulang dibuat dari bahan katun dan nilon. Namun, pada pertengahan 1990-an, bahan polipropilen atau PP mulai banyak digunakan. Tas semacam itu, yang dikenal sebagai tas belanja anyaman PP, digunakan di banyak toko ritel. Karena itu, tas jenis ini diberi julukan "tas belanja PP" karena mengandung bahan polipropilen.[2]

Alasan bahan khusus ini memimpin pasar pembuatan kantong belanja yang dapat digunakan kembali adalah karena harganya murah dan dapat diproduksi dengan harga di bawah 0,25 dolar Amerika Serikat per kantong, namun cukup tahan lama. Secara historis, pelanggan merasa nyaman membayar sebanyak 0,99 hingga 2,99 dolar Amerika Serikat per kantong belanja.[3]

Saat ini ada beberapa jenis kantong belanja pakai ulang berdasarkan bahan yang dipakai dalam pembuatannya:

Kantong Katun & Kanvas

sunting

Tas katun dan kanvas dibuat dengan serat alami seperti kapas tradisional, kapas organik, atau kantong katun daur ulang.

Meskipun kapas tradisional dibuat dari tanaman terbarukan, tanaman kapas membutuhkan bahan kimia dan pestisida. Selain itu, tanaman kapas juga mengkonsumsi banyak air. Sementara itu, kapas organik ditanam tanpa pestisida sehingga dapat mengurangi dampak negatif lingkungan dari produksi kapas.

Katun dibuat dari serat tanaman yang dapat terurai secara alami. Dengan demikian, setelah digunakan berkali-kali dalam waktu yang lama, kantong pakai ulang berbahan katun dapat dibuang tanpa banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Keuntungan lainnya, kantong belanja pakai ulang dari katun dan kanvas relatif kuat, tahan lama, sekaligus lembut. Pemakainya dapat mencucinya di mesin cuci dengan air dingin.

Kantong Goni (jute)

sunting

Goni adalah serat tumbuhan alami yang dapat digunakan untuk membuat benang yang kuat. Kantong goni dibuat dengan benang yang sangat kuat ini. Tanaman bahan pembuat goni tumbuh di daerah dengan curah hujan tinggi dan hanya membutuhkan sedikit pestisida.

Goni adalah sumber daya alam yang terbarukan. Goni juga merupakan serat tanaman yang dapat dibuat menjadi kompos, sehingga setelah dipakai dalam waktu yang lama, serat ini dapat dibuang tanpa menimbulkan dampak negatif apa pun terhadap lingkungan.

Kantong Rami (hemp)

sunting

Rami adalah serat alami yang beberapa kali lebih kuat dari kapas. Sebagian besar rami digunakan dalam tekstil dan industri. Tanaman rami dapat tumbuh di tanah yang tidak subur. Selain itu, rami tidak membutuhkan banyak air dan tumbuh dengan baik tanpa pupuk.

Kantong belanja dari rami sangat kuat dan tahan lama. Konsumen dapat mencuci dan mengeringkan kantong dari rami dengan mesin cuci. Selain itu, rami dapat dipadukan dengan bahan lain untuk membuat kantong belanja yang bagus.

Kantong belanja dari rami tidak sangat murah, namun pada akhirnya akan menghemat pengeluaran konsumen. Konsumen dapat menggunakan kantong dari rami selama bertahun-tahun. Saat kantong belanja pakai ulang dari rami kotor, konsumen dengan mudah mencucinya dan terus menggunakannya.

Kantong PET Daur Ulang

sunting

Tas PET daur ulang terlihat dan terasa seperti kain tetapi terbuat dari plastik. Kain PET didaur ulang dari botol dan wadah plastik bekas. Tas PET daur ulang tahan lama. Kantong belanja dari PET daur ulang juga menciptakan pasar untuk bahan daur ulang plastik.

Dengan menggunakan bahan PET daur ulang, kita dapat mengurangi limbah. Selain itu, kita juga menghemat sumber daya tidak terbarukan. Kantong belanja berbahan PET daur ulang banyak digunakan untuk promosi, iklan, dan hadiah gratis.[4]

Hanya saja, saat dibuang, kantong PET daur ulang ini sulit terurai secara alami.

Manfaat

sunting

Meskipun kemunculannya dikaitkan dengan upaya mengurangi dampak negatif kantong belanja sekali pakai terhadap lingkungan, kantong belanja pakai ulang tidak secara otomatis mendatangkan manfaat bagi lingkungan.

Ellen Gamerman dalam artikel yang dimuat Wall Street Journal menulis, " [Kantong belanja pakai ulang] diproduksi di Cina, dikirim ribuan mil dari luar negeri, dibuat dengan plastik dan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk terurai." [5]

Manfaat kantong belanja pakai ulang tergantung juga pada jenis bahannya, seperti telah diuraikan di atas.

Selain itu, manfaat kantong belanja pakai ulang baru dapat dinikmati setelah dipakai dalam waktu relatif lama.

diakses pada 7 November 2019 Sebuah studi pemerintah Inggris Raya menyatakan, produksi kantong belanja pakai ulang yang umumnya diwartakan sebagai produk ramah lingkungan rupanya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan beberapa kali lebih besar daripada tas plastik HDPE standar. Penelitian ini mengukur jejak total karbon dioksida yang dihasilkan produksi kantong kapas (termasuk pertumbuhan, pembuatan, dan transportasi) dengan besar sekitar 271 kg CO2. Sebaliknya, kantong HDPE standar menghasilkan sekitar 1,58 kg jejak karbon dioksida. Artinya, membeli satu kantong belanja yang dapat digunakan kembali ternyata sekitar 172 kali lebih buruk bagi lingkungan daripada menggunakan kantong plastik HDPE.

Kantong plastik HDPE standar memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan karena lebih sedikit bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya. Produksi kantong HDPE juga menghasilkan lebih sedikit limbah dan membutuhkan sekitar setengah listrik yang dibutuhkan untuk memproduksi kantong berbahan katun.

Akan tetapi, tak dapat disangkal, kantong plastik sekali pakai lebih banyak berdampak buruk bagi lingkungan karena beberapa alasan:

  1. Satwa liar sering mengira plastik yang terbuang di alam sebagai makanan mereka. Banyak satwa liar mati setelah memakan plastik sekali pakai.[6]
  2. Satwa liar juga sering terjebak plastik sekali pakai sehingga mereka kehabisan nafas dan tak dapat bergerak sehingga akhirnya mati.[7]
  3. Kantong plastik sekali pakai amat sulit terurai secara alami. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.[8]
  4. Kantong plastik sekali pakai bisa berubah menjadi mikroplastik yang mencemari tanah, air, dan lautan. Pada akhirnya, kesehatan manusia juga terancam karena pencemaran masif ini.[9]

Memilih kantong belanja berbahan non-plastik pada akhirnya mungkin lebih baik bagi lingkungan. Akan tetapi, pilihan ini hanya benar-bermanfaat bila konsumen menggunakan kantong belanja itu selama mungkin. Sayangnya, sebagian konsumen kurang menyadari hal ini. Sebuah studi yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Inggris pada tahun 2005 menemukan bahwa kantong belanja pakai ulang berbahan katun rata-rata hanya digunakan 51 kali sebelum dibuang.[10]

Risiko Kesehatan

sunting

Beberapa penelitian mengungkapkan adanya risiko kesehatan yang diakibatkan pemakaian kantong belanja pakai ulang.

Sebuah penelitian oleh University of Arizona menemukan bahwa 51% dari semua kantong belanja yang dapat digunakan kembali (yang dikumpulkan dari konsumen) mengandung bakteri coliform, dan 12% mengandung E. coli, serta mengandung kotoran dan patogen lainnya.

Penelitian lain Diarsipkan 2020-06-13 di Wayback Machine. menyebutkan bahwa bakteri yang berbahaya dapat tumbuh subur dalam kantong belanja yang dapat digunakan kembali kecuali jika pengguna membersihkannya dengan benar setelah setiap kali digunakan dengan air sabun bersuhu setidaknya 140 derajat.

Berdasarkan penelitian tersebut, sebaiknya konsumen secara rutin mencuci kantong belanja pakai ulang dengan air sabun bersuhu tinggi untuk mematikan patogen yang mungkin bersarang di kantong belanja kita.

Keamanan Produk

sunting

Pada tahun 2010, Center for Environmental Health (CEH) menemukan bahwa sekitar 10 persen dari tas yang dapat digunakan kembali mengandung timah, dengan kantong belanja bergambar tokoh kartun Disney "Toy Story" dan "Cars" menduduki puncak dengan tingkat timah berlebihan hingga 15 kali lipat batas aman kandungan timah yang ditetapkan pemerintah untuk produk anak-anak. Laporan November 2010 oleh surat kabar Tampa Tribune pada November 2010 menemukan kadar timbal dalam kantong belanja pakai ulang yang dibeli di toko-toko Winn-Dixie, Publix, Walmart dan Target. Hal ini mendorong penyelidikan yang sedang berlangsung oleh US Food & Drug Administration (FDA) mengenai keamanan produk ini. Kandungan timah dalam kantong belanja pakai ulang bisa saja mencemari makanan yang dikonsumsi pemakainya.[11]

Regulasi

sunting

Beberapa negara bagian di Australia telah melarang penggunaan kantong belanja plastik sekali pakai dan menyarankan pemakaian kantong belanja pakai ulang. Pada 20 Juni 2018, Woolworths melarang semua kantong plastik sekali pakai dari toko-toko di seluruh wilayahnya. Pada saat yang sama, Queensland dan Australia Barat melarang tas plastik sekali pakai mulai 1 Juli. Australia Selatan, Australia Utara, Wilayah Ibu Kota Australia, dan Tasmania sebelumnya sudah melarang kantong plastik sekali pakai.[12]

Beberapa kota di Amerika Serikat juga melarang dan atau membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan mendorong pemakaian kantong belanja pakai ulang. Pada bulan November 2019, Everett bergabung dengan lebih dari 20 yurisdiksi di Washington yang melarang kantong plastik sekali pakai.[13] Sementara itu kota Mamaroneck di New York mulai melarang kantong plastik seklai pakai pada 1 Desember 2019 nanti.[14]

Beberapa kota di Indonesia telah melarang pemakaian kantong belanja plastik dan mendorong pemakaian kantong belanja pakai ulang. Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, resmi melarang penyediaan kantong plastik di ritel modern dan pusat perbelanjaan terhitung mulai 1 Desember 2018. Kota Bogor adalah kota keempat yang memberlakukan pelarangan penggunaan kantong plastik setelah Banjarmasin, Balikpapan, dan Badung (Bali).[15]

Referensi

sunting


  1. ^ "History of Reusable Grocery Bags". PC Dreams (dalam bahasa Inggris). 2016-10-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-07. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  2. ^ "History". Reusable Bags. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  3. ^ "History of Reusable Grocery Bags". PC Dreams (dalam bahasa Inggris). 2016-10-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-07. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  4. ^ Zafar |, Salman (2018-07-02). "How Many Types of Reusable Fabric Shopping Bags are Available?". EcoMENA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-12. 
  5. ^ Gamerman, Ellen (2008-09-27). "An Inconvenient Bag". Wall Street Journal (dalam bahasa Inggris). ISSN 0099-9660. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  6. ^ "Famous dugong dies after eating plastic" (dalam bahasa Inggris). 2019-08-17. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  7. ^ "For Animals, Plastic Is Turning the Ocean Into a Minefield". Magazine (dalam bahasa Inggris). 2018-05-16. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  8. ^ "Bahaya kantong plastik". Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-12. 
  9. ^ "Microplastics: Your Environment, Your Health | National Library of Medicine". Tox Town (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-12. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  10. ^ "Plastic fantastic! Carrier bags 'not eco-villains after all'". The Independent (dalam bahasa Inggris). 2011-02-20. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  11. ^ "Sad Sacks: Can Reusable Shopping Bags Leach Lead into Food?". Scientific American (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-12. 
  12. ^ Zhou, Naaman (2018-06-05). "Coles and Woolworths' plastic bag ban and the choices that remain". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2019-11-12. 
  13. ^ Giordano, Lizz (2019-09-30). "Everett's single-use plastic bag ban starts Monday". HeraldNet.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-12. 
  14. ^ Reporter, Joyce Newman, Environmental. "Plastic Bag Ban in Mamaroneck Starts Dec. 1". theloop (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-12. 
  15. ^ Syah, Moch Harun, ed. (2018-12-02). "Empat Kota Resmi Melarang Kantong Plastik, Jakarta?". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-11-12.