Kanan dan kiri (heraldik)

Kanan dan kiri dalam heraldik digunakan sebagai penunjuk letak tanda-tanda pengenal pada perisai, dan letak unsur-unsur lain dari kelengkapan lambang kebesaran (keseluruhan tanda pengenal pada sebuah lambang kebesaran). "Kanan" atau "Dexter" ("kanan" dalam bahasa Latin)[1] berarti sebelah kanan menurut sudut pandang orang yang membawa perisai, atau sebelah kiri menurut sudut pandang orang yang berhadap-hadapan dengan pembawa perisai. "Kiri" atau "Sinister" ("kiri" dalam bahasa Latin)[2] berarti sebelah kiri menurut sudut pandang orang yang membawa perisai, atau sebelah kanan menurut sudut pandang orang yang berhadap-hadapan dengan pembawa perisai.

Kepala burung garuda menghadap ke kanan-heraldik
Kiri: Kanan-heraldik atau Dexter (D) adalah sebelah kanan menurut sudut pandang pembawa perisai (sebelah kiri menurut sudut pandang orang yang berhadapan dengan pembawa perisai), sementara Kiri-heraldik atau Sinister (S) adalah sebelah kiri menurut sudut pandang pembawa perisai (sebelah kanan menurut sudut pandang orang yang berhadapan dengan pembawa perisai)
Kanan: Perbedaan sudut pandang pembawa perisai dan sudut pandang orang yang berhadapan dengan pembawa perisai. Heraldik mengikuti sudut pandang pembawa perisai. Tanda pengenal pada perisai, semisal gambar "singa menerkam" ini, menghadap ke arah kanan-heraldik (Dexter)
Corak perak berselempang kiri merah, yakni perisai putih bergambar selempang merah yang menyerong dari sudut atas kiri-heraldik. Pada umumnya selempang kiri bermakna "haram jadah".

Signifikansi sunting

Kanan dianggap sebagai sisi yang lebih terhormat, misalnya dalam penyatuan dua lambang kebesaran dengan cara menyula. Sesuai tradisi, lambang kebesaran suami menempati paruh kanan-heraldik perisai, sementara lambang kebesaran keluarga istri menempati paruh kiri-heraldik perisai. Perisai seorang uskup menampilkan lambang kebesaran keuskupannya pada paruh kiri-heraldik perisai. Lambang kebesaran Raja Richard II menampilkan lambang kebesaran Raja Edward Sang Pengaku Iman pada paruh kanan-heraldik perisai, dan lambang kebesaran kerajaan Inggris pada paruh kiri-heraldik perisai. Berdasarkan tradisi kuno, tamu kehormatan dipersilahkan duduk di sebelah kanan tuan rumah dalam acara jamuan. Alkitab mengandung banyak ayat yang menyebut-nyebut tentang "sebelah kanan" Allah.

Kiri digunakan untuk menandakan bahwa gambar pembatas atau bubuhan tertentu dibalik ke sebelah kiri-heraldik perisai. Selempang kiri adalah gambar selempang yang menyerong dari sebelah atas kiri-heraldik ke sebelah bawah kanan-heraldik, kebalikan dari gambar selempang yang sewajarnya, yakni menyerong dari sebelah atas kanan-heraldik ke sebelah bawah kiri-heraldik.[3] Karena gambar-gambar tanda pengenal pada permukaan perisai menghadap ke arah depan pembawa perisai, maka selempang kiri akan tampak menyerong searah dengan kain selempang yang disampirkan pada bahu kirinya.

Kanan dan kiri sangat penting dalam tindakan memperdua, yakni salah satu cara menggabung dua lambang kebesaran ke dalam satu perisai. Dengan cara ini, perisai akan tampak terbagi dua tepat ditengah-tengahnya. Separuh dari salah satu lambang kebesaran akan ditampilkan pada belahan kanan perisai, dan separuh dari lambang kebesaran lainnya akan ditampilkan pada belahan kiri perisai. Jika kedua lambang kebesaran yang digabung dengan cara memperdua adalah milik sepasang suami istri, maka belahan kanan-heraldik dari lambang kebesaran suami akan disandingkan dengan belahan kiri-heraldik dari lambang kebesaran istri. Cara memperdua tidak lagi digunakan sejak awal abad ke-14, dan telah tergantikan oleh cara menyula, karena dalam beberapa kasus, penggabungan lambang kebesaran dengan cara memperdua mengakibatkan lambang-lambang kebesaran yang masing-masing tinggal separuh itu tidak dapat lagi dikenali.[4] Dalam beberapa kasus lain, cara memperdua mengakibatkan hasil penggabungan tampak seperti satu lambang kebesaran utuh, alih-alih perpaduan dari dua lambang kebesaran.

Segel Kebesaran Amerika Serikat menampilkan gambar seekor burung rajawali mencengkeram ranting zaitun dengan cakar kanan, dan mencengkeram sejumlah anak panah dengan cakar kiri, sebagai lambang bahwa Amerika Serikat lebih mengutamakan perdamaian ketimbang perang. Salah satu perubahan gambar rajawali pada Bendera Presiden Amerika Serikat, yang dilakukan atas amanat Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, pada tahun 1945, adalah pengalihan arah paruh rajawali ke sebelah kanan-heraldik (dexter, arah kehormatan), yakni ke arah cakar yang mencengkeram ranting zaitun.[5][6]

Asal usul sunting

Sisi-sisi sebuah perisai mula-mula diberi nama untuk kepentingan pelatihan militer bagi para kesatria dan prajurit, lama sebelum heraldik mulai digunakan pada abad ke-13, sehingga satu-satunya sudut pandang yang relevan adalah sudut pandang orang yang membawa perisai. Permukaan perisai, yang murni dipakai untuk keperluan tempur, mula-mula tidak dihiasi gambar.

Agaknya perisai sudah digunakan sebagai salah satu alat untuk bertahan maupun menyerang sejak masa yang hampir bersamaan dengan pemakaian pedang, sehingga berbagai posisi maupun cara menyerang dengan perisai perlu dijabarkan kepada orang-orang yang belajar menggunakan senjata. Ilmu perisai semacam ini mungkin diturunkan secara langsung dari teknik-teknik pelatihan Romawi yang menyebar ke seluruh Eropa pada zaman Kekaisaran Romawi, dan berlanjut hingga ke zaman para kesatria, manakala heraldik mulai muncul dan digunakan orang.

Rujukan sunting

  1. ^ Cawley, Kevin; Florin Neumann; Matt Neuberg; Lynn Nelson (2012). "Latin Dictionary and Grammar Aid". University of Notre Dame Archives. Diakses tanggal 2012-09-04. 
  2. ^ Cawley, Kevin. "Latin Dictionary and Grammar Aid". Latin Word Lookup. University of Notre Dame. Diakses tanggal 2016-07-10. 
  3. ^ Friar, Stephen, ed. (1987). A New Dictionary of Heraldry. London: Alphabooks Ltd./A & C Black Plc. hlm. 58. ISBN 0 906670 44 6. 
  4. ^ Woodcock, Thomas; Robinson, John Martin (1988). The Oxford Guide to Heraldry. Oxford University Press. hlm. 118. ISBN 0-19-211658-4. 
  5. ^ Truman mengeluarkan Perintah Eksekutif 9646 pada tanggal 25 Oktober 1945
  6. ^ Patterson, Richard Sharpe; Dougall, Richardson (1978) [1976 i.e. 1978]. The Eagle and the Shield: A History of the Great Seal of the United States. Department and Foreign Service series ; 161 Department of State publication ; 8900. Washington : Office of the Historian, Bureau of Public Affairs, Dept. of State : for sale by the Supt. of Docs., U.S. Govt. Print. Off. hlm. 449. LCCN 78602518. OCLC 4268298. Dalam Lambang Kebesaran, Segel, dan Bendera yang baru, Rajawali bukan sekadar menghadap ke kanan — yakni ke arah kehormatan — melainkan juga ke arah ranting zaitun perdamaian yang dicengkeram dengan cakar kanannya. Sebelumnya rajawali menghadap ke arah anak-anak panah pada cakar kirinya — anak-anak panah, lambang perang.