KRI Siribua (859) adalah kapal patroli cepat kelas Attack yang tergabung dalam armada kapal Komando Armada Barat dan merupakan kapal pemberian hibah dari pemerintah Australia.[1]

KRI Siribua (859) merupakan satu dari delapan unit kapal yang dihibahkan oleh pemerintah Australia, mulai tahun 1973 hingga pertengahan tahun 1980-an. Kapal dengan tipe ini dibuat oleh galangan kapal Walkers Ltd of Maryborough, Queensland sebanyak 7 kapal dan Evans Deakin and Co, Brisbane, sebanyak 13 kapal antara tahun 1967 dan 1969.[2] Total kapal sebanyak 20 unit ini kemudian digunakan untuk Royal Australian Navy dengan misi utama sebagai kapal pengintai dan pengawasan di sepanjang garis pantai Australia hingga terakhir pada tahun 1988.[3]

Dari 20 unit kapal kelas patroli cepat kelas Attack tersebut, delapan unit diantaranya kini masih digunakan oleh TNI AL. Kedelapan kapal tersebut dan tahun kedatangannya adalah sebagai berikut:[1]

  • 16 November 1973, kapal HMAS Bandolier (P95) yang menjadi KRI Sibarau 847
  • 21 Mei 1974, kapal HMAS Archer (P86) berubah menjadi KRI Siliman 848
  • 20 Mei 1982, kapal HMAS Barricade (P98) berubah menjadi KRI Sigalu 857
  • 15 Juni 1984, kapal HMAS Barbette (P97) berubah menjadi KRI Siada 862
  • 6 Mei 1983, kapal HMAS Acute (P81) berubah menjadi KRI Silea 858
  • 12 September 1983, kapal HMAS Bombard (P99) berubah menjadi kapal KRI Siribua 859 dan diremajakan pada tahun 2.000-an[4]
  • 21 Februari 1985, kapal HMAS Attack (P90) berubah menjadi KRI Sikuda 863
  • 18 Oktober 1985, kapal HMAS Assail (P89) berubah menjadi KRI Sigurot 864.

Kapal HMAS Bombard (P99) sebelum berganti nama menjadi KRI Siribua (859) dibuat oleh galangan kapal Evans Deakin and Company, di Brisbane, Queensland dan resmi menjadi armada Royal Australian Navy pada 14 Desember 1968. Adapun motto dari kapal HMAS Bombard (P99) adalah "Hit Hard".[2] HMAS Barricade bertugas menjaga perairan Australia ketika Indonesia dan Malaysia berkonfrontasi.[5]

Pada tahun 2017, KRI Siribua (859) selesai melakukan modernisasi oleh Dinas Material Angkatan Laut, bersama dua kapal KRI lainnya, yakni KRI Cut Nyak Dien 375 dan KRI Teluk Cirebon 543. Hasil modernisasi membuat kecepatan kapal KRI Siribua (859) bertambah dari 9,2 knot menjadi 16,7 knot.[6]

Spesifikasi Kapal

sunting

KRI Siribua (859) merupakan kapal perang bekas Angkatan Laut Australia yang diluncurkan pada 1986. Dia masuk ke dalam kelas kapal patroli serang dengan kemampuan perang anti permukaan laut. Kapal perang ini berdimensi kecil saja (32,76 meterx6,2 meter, dan bagian terendam air 1,9 meter), dan kecepatan jelajahnya 21 knot perjam pada bobot 150 ton.[2] Kapal ini juga dilengkapi dengan 1 pucuk kanon ringan Bofors 40 mm di sisi haluan dan pada sisi buritan terdapat dua pucuk Senapan Mesin Berat (SMB) M2HB Browning kaliber 12,7 mm.[3]

Kapal Siribua (859) memiliki enam tangki utama dengan kapasitas 20 ton dan dua tangki ferry berkapasitas 2,5 ton. Sedangkan kapasitas empat tangki air minum normal adalah 6,5 ton dan maksimum 7,5 ton. Kapal ini dilengkapi dengan jangkar seberat 81,8 kilogram jenis Danforth dengan dilengkapi rantai kabel 11/16 inch.[2]

KRI Siribua (859) dikenal sangat gesit bermanuver di perairan dangkal dan di sela pulau kecil, sehingga sangat efektif untuk menghalau perompak di perairan tersembunyi. Apalagi kapal ini dilengkapi dengan meriam utama Bofors 40 milimeter, senapan mesin 7,62 milimeter, dan sistem pertahanan udara pasif plus beberapa torpedo ringan untuk pertempuran bawah pemukaan laut.[4]

Riwayat Komandan Kapal

sunting
  • Kapten Laut (P) Rahmat Arif
  • Mayor Laut (P) Ridwan (13 Oktober 2014 - )
  • Kapten Laut (P) Ardita[7]
  • Mayor Laut (P) Mochammad Rachmad Firdaus
  • Kapten Laut (P) Wahyudi Kristianto ST (15 Februari 2018 - 6 Mei 2019)[8]
  • Kapten Laut (P) Yudhi Dwi Susanto (6 Mei 2019)[9]
  • Mayor Laut (P) Barkah Ardianto Prahasto

Misi Operasi

sunting

Beberapa misi yang pernah dilakukan oleh KRI Siribua (859) adalah sebagai berikut:

Beberapa Misi Operasi yang berhasil dilakukan oleh KRI Siribua (859)
Tanggal Misi Operasi Keterangan
10 Maret 2014 Membantu tim SAR pesawat Malaysia Airlines[10]
15 Maret 2015 Membantu tim SAR kapal kargo Amerika Serikat yang tenggelam di Selat Singapura[11]
11 Oktober 2018 Menangkap SPOB Kurnia Lestari di Selat Bangka[12]

Daftar Referensi

sunting
  1. ^ a b "Musibah Kapal Hibah". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-06. 
  2. ^ a b c d "Occasional Paper 51: The Attack Class Patrol Boat". Naval Historical Society of Australia (dalam bahasa Inggris). 2019-04-12. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  3. ^ a b "Akibat Cuaca Buruk, KRI Sibarau 847 Mengalami Insiden di Perairan Tanjung Tiram". Indomiliter.com. 2017-12-01. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  4. ^ a b Nusantara; Nasional; Riau; Internasional; Citizen; Lifestyle; Olahraga; Ekonomi; Polhukam. "Profil Kapal Perang TNI AL Di Misi MH370 Malaysia Airlines". riau.antaranews.com. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  5. ^ "RAN Tally Band - HMAS Barricade". Welcome to Australian Militaria Sales (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-07. 
  6. ^ 53788620694 (2017-12-28). "JPNN". www.jpnn.com. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  7. ^ "Empat Perwira Satrol Koarmabar Dikukuhan". www.ekpos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-15. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  8. ^ 53788620694 (2018-02-15). "JPNN". www.jpnn.com. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  9. ^ "Kapten Yudhi Gantikan Wahyudi Pimpin KRI Siribua-859". Tribun Pontianak. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  10. ^ "Lima KRI Dikerahkan Bantu Cari Pesawat Malaysia Airlines". Republika Online. 2014-03-10. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  11. ^ Riaubook.com (2014-11-01). "Kapal Tenggelam di Bintan, Sejumlah Warga Amerika Selamat | Riaubook.com". www.riaubook.com. Diakses tanggal 2020-01-07. 
  12. ^ "KRI SIRIBUA-859 TANGKAP KAPAL SPOB LANGGAR UU PELAYARAN DI SELAT BANGKA". Koarmada I. 17 Oktober 2018. Diakses tanggal 7 Januari 2020. [pranala nonaktif permanen]