Jurnalisme gawai adalah proses mengumpulkan dan menyampaikan berita dengan menggunakan ponsel ataupun gawai lainnya.[1] Jurnalisme jenis ini dengan segala kepraktisannya memiliki potensi menjadi standar baru dalam pemberitaan dan penyiaran berita, terutama pada berita aktual.

Gawai dan internet membawa perubahan dengan level yang baru pada dunia jurnalisme, karena gawai seperti ponsel tidak hanya menjadi perangkat mengonsumsi tapi juga membantu proses produksi. Dengan menggunakan gawai, wartawan dapat menghasilkan berita di segala waktu dan lebih aman karena tidak tampak perlengkapan kamera dan sebagainya yang mengindikasikan seseorang adalah wartawan.[1]

Sejarah sunting

Lahirnya jurnalisme gawai tidak terlepas dari campur tangan seorang Timothy Daniel Pool.[2] Timothy merupakan seorang jurnalis independen Amerika yang dikenal dengan nama Tim Pool. Pada ajang Digital Journalism World 2015 di Singapura, dirinya menjadi pusat perhatian. Tim Pool dianggap telah melahirkan jurnalisme warga atau sering disebut mobile-first person in journalism.[3] Jurnalisme yang telah Tim lahirkan akhirnya dikenal oleh masyarakat luas dengan julukan jurnalisme gawai ala Tim Pool. Hal ini dikarenakan Tim lebih memilih melakukan peliputan secara langsung dari lokasi kejadian dengan menggunakan gawainya daripada mengunggahnya terlebih dahulu ke situs web. Menurut Tim dengan memanfaatkan gawai dan akses internet yang stabil, liputannya dapat dengan cepat tersampaikan dengan melaporkannya melalui berbagai kanal media sosialnya dan juga situs web pribadi.

Selain itu, Tim juga dianggap menjadi tokoh yang melahirkan reporter video warga yang disiarkan secara langsung dari tempat kejadian dan penonton dapat berpartisipasi dalam siaran langsung tersebut. Partisipasi penonton dapat berupa pertanyaan mengenai situasi terkini dari lokasi kejadian dan dapat langsung direspon oleh Tim. Ia juga pernah membuat modifikasi drone buatan Parrot AR untuk siaran langsung melalui sistem yang disebut sebagai DroneStream yang berarti cara murah untuk menyiarkan langsung dari udara. Melalui liputan langsung dari gawainya, Tim pernah mendapatkan 750.000 pengunjung dalam sehari. Ia pernah meliput di beberapa aksi demonstrasi di Istanbul, Brasil, liputan langsung Occupy Wall Street di New York, dan kerusuhan di Baltimore. Dalam liputan Occupy Wall Street pada tahun 2011, Tim mendapatkan banyak sorotan internasional untuk pemanfaatan teknologi. Selama 21 jam nonstop, Tim menyiarkan secara langsung peristiwa protes di Zuccotti Park, New York.

Karakteristik sunting

Jurnalisme gawai memiliki beberapa karakteristik,[4] yaitu:

  • Jurnalis tidak perlu membawa kamera besar seperti yang biasanya dibawa oleh video jockey saat liputan. Cukup dengan ponsel atau gawai lainnya, jurnalis dapat meliput berita dengan cepat dan praktis. Gawai dengan kualitas kamera dan audio yang bagus sudah membantu jurnalis dalam liputannya. Sehingga gambar atau suara yang disampaikan kepada masyarakat tidak terlalu bising atau bahkan dapat sama seperti kualitas tayangan yang ada di televisi.
  • Hasil liputan dapat dengan mudah disunting dengan aplikasi yang tersedia di gawai seperti aplikasi untuk merekam video, aplikasi untuk merekam suara, dan menyunting video. Beberapa aplikasi tersebut akan mempermudah jurnalis dalam mengemas berita, sehingga jurnalis tidak perlu mengirim hasil liputan ke kantor untuk memproses hasil liputan yang mereka kumpulkan.
  • Ramah untuk narasumber. Peliputan menggunakan gawai terkesan tidak mengintimidasi narasumber yang diwawancarai. Narasumber cenderung setuju untuk diwawancarai dan lebih terbuka saat diliput menggunakan kamera ponsel atau gawai lainnya.
  • Gawai berguna bagi jurnalis yang sering melakukan liputan investigasi karena tidak terlihat mencolok.

Alur produksi sunting

Dalam melakukan jurnalisme gawai, terdapat beberapa alur produksi yang perlu dilakukan oleh seorang jurnalis di antaranya:[5]

Perencanaan sunting

  1. Menentukan sudut pandang pemberitaan. Sudut pandang yang spesifik membantu jurnalis dalam mendaftar pertanyaan yang tepat agar fokusnya tidak terpecah.
  2. Memilih narasumber yang tepat untuk diwawancara. Pemilihan narasumber sesuai dengan sudut pandang berita.
  3. Menentukan sudut pengambilan gambar dan menulis kerangka pemberitaan.

Pengumpulan berita sunting

  1. Melakukan riset terkait dengan peristiwa yang hendak diangkat menjadi pemberitaan.
  2. Temukan narasumber yang dapat dipercaya.
  3. Mengumpulkan dan verifikasi data yang diperoleh di lapangan. Periksa secara berulang data tersebut untuk meminimalisir kesalahan sebelum dipublikasikan.

Syuting, skrip dan sunting sunting

  1. Abadikan peristiwa dengan memotretnya, atau rekam peristiwa tersebut menjadi sebuah rekaman video. Foto atau video jurnalistik harus diambil secara jelas dan dapat dipahami oleh khalayak.
  2. Foto dapat diambil dari potongan video yang direkam.
  3. Rekaman penting untuk memperjelas informasi yang telah dihimpun.
  4. Sertakan tulisan yang menjelaskan peristiwa dalam foto atau rekaman video.
  5. Menyunting data yang sudah diperoleh. Jurnalis menggabungkan foto, rekaman video, dan rekaman suara menjadi suatu kesatuan informasi yang dapat dipahami oleh khalayak.
  6. Berkas berita yang sudah selesai disunting, disimpan dalam format tertentu.

Bagikan, publikasikan, atau siarkan sunting

Berita dapat dibagikan atau dipublikasikan melalui kanal digital, seperti media daring dan media sosial. Selain itu, berita juga dapat disiarkan di televisi. Alur produksi jurnalisme gawai tidak berbeda dengan langkah-langkah memproduksi berita pada umumnya. Perbedaan tersebut hanya terletak pada tanggung jawab jurnalis. Seorang jurnalis gawai tidak hanya bertanggung jawab atas isi berita, tetapi juga pada hal teknis, seperti daya baterai, kapasitas kartu memori, dan format berkas.

Peranti sunting

Jurnalis gawai membutuhkan peranti keras maupun lunak dalam melaksanakan tugasnya. Berikut ini adalah beberapa peranti yang dapat digunakan oleh jurnalis gawai:[5]

Peranti Keras sunting

  1. Pegangan gawai, peranti ini berguna untuk menjaga kestabilan gambar atau video yang diambil oleh jurnalis.
  2. Kaki-Tiga, sebagai penyangga gawai yang digunakan untuk meliput peristiwa.
  3. Mikrofon dan headphone, meningkatkan kualitas hasil rekaman.
  4. Bank daya dan memori, menjadi cadangan daya dan penyimpanan bagi gawai yang digunakan.

Peranti Lunak sunting

  1. Aplikasi foto, untuk mengambil dan menyunting gambar, jurnalis dapat dibantu dengan beberapa aplikasi seperti, Camera+, Adobe Photoshop Express, dan Snapseed.
  2. Aplikasi vdeo, untuk merekam dan menyunting gambar, jurnalis dapat dibantu dengan aplikasi seperti, FiLMiC Pro, Imovie, dan KineMaster.
  3. Aplikasi audio, untuk merekam dan menyunting audio, jurnalis dapat dibantu dengan aplikasi, seperti Voice Recorder Pro dan PCM Recorder.
  4. Aplikasi siaran langsung, untuk melangsungkan siaran, jurnalis dapat menggunakan aplikasi, seperti Periscope.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b Mobile Journalism. Aljazeera Media Training & Development Centre. 
  2. ^ "Tim Pool (@Timcast) | Twitter". twitter.com. Diakses tanggal 2018-11-13. 
  3. ^ "Mobile Journalism, Cabang Baru Jurnalistik Online » Komunikasi UIN Bandung". Komunikasi UIN Bandung (dalam bahasa Inggris). 2016-06-01. Diakses tanggal 2018-11-13. 
  4. ^ Quinn, Stephen (2012). MOJO - Mobile Journalism in the Asian Region. Singapore: Konrad Adenauer. 
  5. ^ a b "Mobile Journalism" (PDF). Aljazeera Media Training & Development Centre. Diakses tanggal 6 Oktober 2018.