Joyokusumo I

Sebutan sultan

Pangeran Jokowkusumo I (O Jawa: Jayakusuma I) (sekitar 1787–1829) adalah putra dari pasangan Sultan Hamengkubuwono II dan Mas Ayu Sumarsonowati. Pada masa Perang Diponegoro, Joyokusumo I berpihak pada Diponegoro dan berganti nama menjadi Pangeran Ngabehi Ngabdulrahman.[1] Pada 21 September 1829, Joyokusumo I dan dua putranya, Joyokusumo II dan Atmokusumo terpojok di Gunung Kelir, Kulonprogo dan tewas di tangan serdadu pribumi Belanda (hulptroepoen) asal Manado, Ternate dan Madura pimpinan Cokrojoyo. Jenazahnya kemudian dikirim ke Jenderal De Kock di Magelang. Kepalanya dikebumikan di Banyusumurup[2] dan tubuhnya dikebumikan di Sengir.[3]

Referensi sunting

  1. ^ R., Carey, P. B. Kuasa ramalan : Pangeran Diponegoro dan akhir tatanan lama di Jawa, 1785-1855 (edisi ke-Cetakan pertama). Jakarta. ISBN 9799103959. OCLC 882551668. 
  2. ^ Carey, Peter (2017). Judul: Sisi Lain Diponegoro – Babat Kedung Kedo dan Historiografi Perang Jawa. Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 151. ISBN 978-602-424-680-8. 
  3. ^ Media, Wisnu Wardhana - Harian Jogja Digital. "Makam Pangeran Joyokusumo Memprihatinkan". Harianjogja.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-22. Diakses tanggal 2018-03-22.