Yartsa Gunbu (dalam bahasa Tibet berarti “rumput musim panas, ulat musim dingin”[1]) atau Jamur ulat adalah jamur kecil tanpa tudung, secara teknis makhluk ini bukan rumput atau ulat, melainkan larva beberapa jenis ngengat hantu yang hidup di dalam tanah dan terinfeksi spora jamur parasit ophiocordyceps sinensis.[2]

Jamur Ulat sebutan bagi larva yang terinfeksi karena bentuk tumbuhan ini mirip ulat berwarna kuning terang.[3] Di bagian kepala menempel jamur cokelat pipih. Batang cokelat sekecil korek api, mencuat beberapa sentimeter di tanah lembab.

Tumbuhan ini banyak ditemukan di dataran tinggi Tibet, dan pegunungan Himalaya. Habitat tumbuhan ini berkembang biak di tempat tinggi, 3000 – 5000 meter di atas permukaan laut dan di tanah lembab.[1] Tumbuhan ini tumbuh subur dan banyak ditemukan di awal bulan Mei sampai akhir Juni.

Tumbuhan ini menjadi sumber sebagian besar pendapatan masyarakat di dataran tinggi Tibet. Jamur ulat mengubah perekonomian pedesaan terutama Serxu yang berkembang pesat. Produksi jamur ulat yang terkenal berkualitas tinggi dari daerah Serxu. Di kota Chengdu terdapat Balai Jamur Ulat Zhong Shi, sebuah perusahaan yang memperkejakan para wanita untuk menyortir, membersihkan dan mengikat larva berjamur. Keuntungan perusahaan untuk 1500 ulat berkualitas tinggi sebesar 950 juta rupiah.[1]


Khasiat sunting

Jamur ini sebagai obat mujarab dan obat kuat yang luar biasa.[4] Diresepkan oleh Tabib untuk menyembuhkan sakit punggung, lemah syahwat, sakit kuning dan kelelahan. Dapat juga untuk mengobati tuberkulosis, asma, bronkitis, hepatitis, anemia, dan emfisema, bahkan dapat menyembuhkan kerontokan rambut.[1]

Caranya: cukup didihkan beberapa batang jamur bersama secangkir teh, atau direbus bersama sup, atau dipanggang bersama bebek/ayam. Dan semua penyakit akan sembuh.

Daur hidup sunting

  1. Ngengat hantu bertelur di rumput, daun, atau tanah.
  2. Larva menetas dan masuk ke dalam tanah.
  3. Spora jamur mikroskopis terbawa air ke dalam tanah dan menginfeksi larva.[5]
  4. Jamur menggerogoti larva dari dalam, lalu menuju ke permukaan, tempat stroma[2] (batang cokelat) berbentuk tangkai muncul di bagian kepalanya, saat musim semi Himalaya.[6]
  5. Di dalam stroma, struktur berbentuk kantong menghasilkan spora. Stroma matang dan menyebarkan spora. Angin membawa jutaan spora ke seluruh dataran tinggi.[2]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d Emas Tibet. National Geographic Indonesia Vol. 8 No. 8 Agustus 2012. hal. 114 -129.
  2. ^ a b c Shrestha, B., Weimin, Z., Yongjie, Z., & Xingzhong, L. (2010). What is the Chinese caterpillar fungus Ophiocordyceps sinensis (Ophiocordycipitaceae)?. Mycology: An International Journal On Fungal Biology, 1(4), 228-236. doi:10.1080/21501203.2010.536791.
  3. ^ Sung, G. H., et al. (2007). "A multi-gene phylogeny of Clavicipitaceae (Ascomycota, Fungi): identification of localized incongruence using a combinational bootstrap approach." Molecular Phylogenetics and Evolution 44(3): 1204-1223
  4. ^ Halpern, Miller (2002). Medicinal Mushrooms. New York, New York: M. Evans and Company, Inc. hlm. 64–65. ISBN 0-87131-981-0. 
  5. ^ Zhu JS, Halpem GM, Jones K. 1998. The scientific rediscovery of an ancient Chinese herbal medicince: Cordyceps sinensis. I. J Alt Complem Med 4:289-303
  6. ^ Nepal caterpillar fungus harvest impacts environment

Pranala luar sunting