Sestina adalah bentuk puisi yang rumit dari Prancis; biasanya tidak memiliki rima, terdiri dari enam bait yang masing-masing terdiri dari enam baris dan sebuah envoi yang terdiri dari tiga baris. Kata-kata akhir dari bait pertama digunakan kembali di lima bait berikutnya sebagai kata-kata akhir di masing-masing baris, tetapi dengan urutan yang berbeda. Envoi berisi enam kata akhir; masing-masing baris berisi dua kata yang ditempatkan di tengah dan akhir baris.[1]

Sestina berasal pada abad ke-12, tokoh yang dianggap sebagai penemu bentuk puisi ini adalah Arnaut Daniel.[2][3] Ia adalah seorang troubadour di Provence.[2] Judul sestina darinya adalah Lo Ferm Voler Qu’el Cor M’Intra.[4]

Philip Sidney dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan sestina dalam bahasa Inggris. Pada tahun 1877, sestina berbahasa Inggris pertama kali diterbitkan.[5] Beberapa contoh sestina yang terkenal antara lain: Mantis dari Louis Zukofsky; Sestina dan A Miracle for Breakfast dari Elizabeth Bishop; Paysage Moralise dari W.H. Auden; Toward Autumn dari Marilyn Hacker; dan Sestina: Bob dari Jonah Winter.[2]

Sejarah sunting

 
Arnaut Daniel

Sestina dikaitkan dengan Arnaut Daniel, seorang troubadour di Provence pada abad ke-12.[2] Ia dianggap sebagai penemu sestina,[3] puisinya itu berjudul Lo Ferm Voler Qu’el Cor M’Intra.[4] Kata "troubadour" kemungkinan berasal dari trobar, yang berarti "untuk menciptakan atau menggubah puisi". Para troubadour menyanyikan puisi-puisi mereka dengan iringan musik. Mereka cukup kompetitif, masing-masing berusaha menjadi yang terbaik dalam kecerdasan, kompleksitas dan kesulitan gaya.[2]

Para troubadour selalu membawakan tema cinta pada sestina mereka, hal ini berlanjut sampai sestina bermigrasi ke Italia. Di sana, Dante Alighieri dan Petrarca mempratekkan bentuk puisi ini.[2] Setelah itu, sestina tidak digunakan lagi sampai dihidupkan kembali oleh Pléiade—sekelompok penyair Renaisans Prancis pada abad ke-16, khususnya oleh Pontus de Tyard. Pada abad ke-19, Ferdinand, comte de Gramont, menulis banyak sestina.[6]

Pada abad ke-20, sestina menjadi sebuah fenomena dalam bahasa Inggris, khususnya di Amerika Serikat.[7] Penyair yang menggunakan sestina pada abad ke-20 seperti Ezra Pound dengan judul Sestina: Altaforte. Puisi itu memiliki enam kata akhir, yaitu: peace, music, clash, opposing, crimson, dan rejoicing. Selain Ezra Pound, ada John Ashbery dengan puisinya yang berjudul Farm Implements and Rutabagas in a Landscape. Puisi itu melibatkan karakter yang ada dalam kartun Popeye.[2]

Sestina dalam bahasa Inggris sunting

Philip Sidney dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan sestina dalam bahasa Inggris. Hal itu dapat ditemukan dalam bukunya yang berjudul The Countess of Pembroke's Arcadia (1593). Di buku itu, ia memperkenalkan tiga sestina yang sangat berbeda satu sama lain. Sestina karya Edmund Gosse menjadi sestina berbahasa Inggris pertama yang diterbitkan pada 1877.[8]

Format sunting

Ciri dari sestina ialah memiliki enam bait yang pada setiap baitnya berisi enam baris kalimat.[9] Sebagai penutup, sestina memiliki envoi yang terdiri dari tiga baris kalimat.[1] Kata-kata akhir dari bait pertama digunakan kembali di lima bait berikutnya sebagai kata-kata akhir di masing-masing baris, tetapi mengalami perubahan posisi yang membentuk suatu pola tertentu.[1][9] Dalam puisi sestina, teknik yang dibakukan ini disebut "Circular of Sestina". Teknik ini adalah pengulangan yang terstruktur.[9]

Tabel kata-kata akhir sestina
Bait 1 Bait 2 Bait 3 Bait 4 Bait 5 Bait 6
1A 6F 3C 5E 4D 2B
2B 1A 6F 3C 5E 4D
3C 5E 4D 2B 1A 6F
4D 2B 1A 6F 3C 5E
5E 4D 2B 1A 6F 3C
6F 3C 5E 4D 2B 1A

Selain hal di atas, ada satu lagi yang perlu diingat dalam membuat sestina, yaitu setiap bait tidak boleh memiliki kalimat yang serupa dari bait sebelumnya.[9]

"Sestina"

September rain falls on the house.
In the failing light, the old grandmother
sits in the kitchen with the child
beside the Little Marvel Stove,
reading the jokes from the almanac,
laughing and talking to hide her tears.

She thinks that her equinoctial tears
and the rain that beats on the roof of the house
were both foretold by the almanac,
but only known to a grandmother.
The iron kettle sings on the stove.
She cuts some bread and says to the child,

Dua bait pertama dari sestina berjudul "Sestina"
Elizabeth Bishop (1965)

Dalam sestina berjudul Sestina (1965) dari Elizabeth Bishop terdapat enam kata pada setiap akhir kalimat yang menjadi poin penting, yaitu: house, grandmother, child, stove, almanac, dan tears. Kata-kata itu tersusun vertikal pada bait pertama, kemudian terjadi perubahan susunan pada bait kedua menjadi: tears, house, almanac, grandmother, stove, dan child. Kata house pada bait pertama yang berada pada akhir kalimat pertama, berganti posisi pada akhir kalimat kedua pada bait kedua. Begitupun dengan lima kata yang lain. Mereka menggunakan teknik yang sama untuk berpindah pada bait berikutnya.[9]

Envoi pada Sestina (1965) berbunyi seperti di bawah ini.

Time to plant tears, says the almanac.
The grandmother sings to the marvelous stove
and the child draws another inscrutable house.

Kata-kata yang dicetak tebal merupakan kata-kata di akhir kalimat pada setiap bait. Pada envoi tersebut, di setiap baris memuat dua kata akhir. Baris pertama memuat kata tears dan almanac; baris kedua memuat kata grandmother dan stove; dan baris ketiga memuat kata child dan house.

Variasi sunting

Sestina ganda (Double sestina) sunting

Contoh dari sestina ganda adalah puisi dari Algernon Charles Swinburne yang berjudul The Complaint of Lisa; puisi itu terdiri dari dua belas bait (masing-masing terdiri dari dua belas baris) dan memiliki envoi yang terdiri dari enam baris. Ia juga mengambil langkah yang tak biasa, yaitu menyanyikan kata-kata penutup.[2]

Tritina sunting

Tritina adalah contoh dari kontraksi (penyingkatan) sestina yang ditemukan oleh Marie Ponsot; puisi itu terdiri dari tiga bait (masing-masing terdiri dari tiga baris) dan sebaris kalimat sebagai envoi. Puisi itu berjudul Living Room; dengan tiga kata akhir yaitu, frame, break, dan cold.[2]

Estetika sunting

Tidak seperti bentuk puisi lainnya, sestina tidak memiliki rima. Namun, sestina tetap memiliki keindahan yang terletak pada pengulangan kata-kata akhir dalam setiap bait. Pengulangan kata-kata akhir itu disebut "pengulangan leksikal". Pengulangan tersebut menciptakan irama dalam puisi, membawa harmoni di antara berbagai bait, meningkatkan materi, membuat gagasan dalam puisi tetap hidup di benak pembaca, dan melibatkannya.[9]

Setiap bait dan kalimat pada sestina berbeda satu sama lain. Hal ini memberikan suatu unsur kompleksitas pada bentuk puisi ini. Penulis harus memikirkan ulang kata dan kalimat yang berbeda untuk mengisi kekosongan dalam setiap makna untuk menimbulkan pusaran keidealan. Sestina juga memiliki kesatuan (unity) yang mengaitkan kalimat satu dengan kalimat lainnya dan juga bait satu dengan bait lainnya.[9]

Referensi sunting

  1. ^ a b c "Sestina". Poetry Foundation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Januari 2020. 
  2. ^ a b c d e f g h i "Sestina". poets.org. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  3. ^ a b "Arnaut Daniel". poets.org. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  4. ^ a b "Poems by Arnaut Daniel". poets.org. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  5. ^ Hecht, Anthony (2003). Melodies Unheard: Essays on the Mysteries of Poetry (dalam bahasa Inggris). Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 66. ISBN 978-0-8018-8266-1. 
  6. ^ "Sestina: Poetic Form". britannica.com. 29 November 2016. Diakses tanggal 26 Januari 2020. 
  7. ^ Varnes, Kathrine (2002). An Exaltation of Forms: Contemporary Poets Celebrate the Diversity of Their Art (dalam bahasa Inggris). Ann Arbor: University of Michigan Press. hlm. 290. ISBN 978-0-472-06725-1. 
  8. ^ Hecht, Anthony (2003). Melodies Unheard: Essays on the Mysteries of Poetry (dalam bahasa Inggris). Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 66. ISBN 978-0-8018-8266-1. 
  9. ^ a b c d e f g Narayanasandhy, I Wayan M. Dhamma (2019). "Sestina Dalam Sudut Pandang Estetika Monroe. C. Berdsley". Ikonik. 1 (1): 37–42.