Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jagawana (bicara | kontrib)
k Suntingan 202.133.83.134 (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh Robbot
Baris 10:
 
Ketika orang-orang [[Eropa]] datang pada awal [[abad ke-16]], mereka menemukan beberapa negara-negara kecil. Negara-negara kecil ini dengan mudah dikuasai oleh orang-orang Eropa tersebut yang ingin mendominasi perdagangan rempah-rempah. Pada [[abad ke-17]], [[Belanda]] muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan [[Britania Raya]] dan [[Portugal]] (kecuali untuk koloni mereka, [[Timor Timur]]). Pada masa itulah agama [[Kristen]] masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi dari Belanda yang dikenal sebagai ''3G'', yaitu ''[[Abad Penemuan|Gold, Glory, and Gospel]]''. Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga [[Perang Dunia II]], awalnya melalui [[VOC]], dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.
[[Berkas:vandenboschRaden Sarief Bastaman Saleh - Johannes Graaf van den Bosch.jpg|left|120px|thumb|[[Johannes van den Bosch]], pencetus ''Cultuurstelsel'']]
Di bawah sistem ''[[Cultuurstelsel]]'' (''Sistem Penanaman'') pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah [[1870]], sistem ini dihapus. Setelah [[1901]] pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan Beretika, yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia-Belanda.