Kadipaten Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baskoro Aji (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 38:
|year_leader2 =
|currency =
|footnotes = * Sumenep menjadi daerah keadipatian (''kadipaten'') semenjak [[Kerajaan Singhasari]] berkuasa atas tanah [[Jawa]] dan [[Madura]]. Pada Masa [[Kerajaan Majapahit]] daerah ini dibebaskan dari segala pajak dan upeti kerajaan. {{br}}* Pada tanggal [[5 Oktober]] [[1705]], Kadipaten Sumenep yang semula berada dibawah kekuasaan [[Kesultanan Mataram]] jatuh ketanganke penjajahtangan [[Belanda]] akibat Perjanjian Semarang yang dilakukan [[Pakubuwana I|Susuhunan Pakubuwana I]] dengan [[VOC]]. {{br}}* Pada pemerintahan [[Raffles]], penguasa Kadipaten Sumenep mempunyai kedudukan yang setara dengan Susuhunan di [[Kasunanan Surakarta]] dan Sultan di [[Kesultanan Yogyakarta]]. {{br}}* Pada tahun [[1950]] Sumenep resmi menjadi wilayah kesatuan [[Republik Indonesia]] yang masuk kedalam wilayah [[Karesidenan Madura]]
}}
 
Baris 83:
 
[[Berkas:Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I.jpg|thumb|220px|Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I, penguasa Kadipaten Sumenep tahun [[1811]]-[[1854]].]]
Hubungan [[VOC]] dengan pemerintahan di Kadipaten Sumenep sebenarnya sudah berlangsung sebelum perjanjian Pangeran Puger pada tahun [[1705]]. Namun karena pada masa itu situasi di lingkungan [[Kesultanan Mataram]] goyah, maka pada tahun [[1705]], VOC memaksakan suatu kehendak mengenai kekuasaan Politikpolitik di Madura Timur kepada Pangeran[[Pakubuwana PugerI|Susuhunan Pakubuwana I]] sehingga terjadilah perjanjian antara kedua belah pihak, dan akhirnya wilayah [[Sumenep]] dan [[Pamekasan]] diberikan kepada VOC.
 
Selama menduduki Sumenep, status wilayah ini masih berupa ''Ke-Adipatian''. VOC tidak serta merta mengubah sitem pola pemerintahan di wilayah ini, para bangsawan Keratonkeraton masih diberi kepercayaan untuk memerintah rakyatnya dengan syarat-syarat tertentu yang ditandangani oleh kedua belah pihak. Pemerintahan Kolonial, hanya mengawasi dengan menempatkan seorang wakilnya di Sumenep. Para Adipati juga di beri kesempatan untuk menjaga keamanan wilayahnya, maka oleh karena itu, Kadipaten Sumenep juga diberi kewenangan membentuk tentara keamanan yang berasal dari prajurit-prajurit Keratonkeraton.
 
Pengaruh-pengaruh VOC yang lainnya juga berpengaruh terhadap perkembangan Arsitekturarsitektur di Sumenep, Sebagian besar bangunan-bangunan pemerintahan dan rumah bangsawan Sumenep sedikit banyak dipegaruhi unsur kebudayaan Eropa.
 
==Pengaruh Hindia Belanda terhadap pemerintahan Kadipaten Sumenep ==