Djoehana Wiradikarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan kategori
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
}}
 
Prof. dr. '''Raden Moehamad Djoehana Wiradikarta''' ([[Bandung]], [[18 September]] [[1896]]-[[1986]]) adalah guru besar mikrobiologi dan serologi [[Institut Teknologi Bandung]], guru besar Fakultas Kedokteran Unpad, dan tokoh yang banyak berkiprah dalam dunia pendidikan tinggi seperti turut membuka Universitas Nasional (Unas), salah satu pendiri Universitas Padjadjaran khususnya Fakultas Kedokteran Unpad, dan turut mempersiapkan pengalihan Kampus Ganesha menjadi [[Institut Teknologi Bandung]]. Ia adalah orang Indonesia pertama yang menjabat Dekan FIPIA Universitas Indonesia Bandung pada tahun 1957 (Sakri 1979a:45).<ref name="sak-a">Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.</ref>{{Rp|45}}
 
== Riwayat hidup ==
Baris 33:
Ketika Jepang mendarat di [[Hindia Belanda]] tahun 1942, dia menjabat direktur Rumah Sakit Umum di [[Ambarawa]]. Selama masa pendudukan Jepang, Djoehana menjabat Wakil Direktur [[Lembaga Eijkman]] di Jakarta.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1975/03/29/KSH/mbm.19750329.KSH66647.id.html "Drama Tetanus: Sebuah Riwayat", Tempoonline, 29 Maret 1975.]</ref>
 
Dr. Djoehana adalah salah satu anggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya [[Palang Merah Indonesia]] pada tanggal 17 September 1945, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua, Dr. [[Bahder Djohan]] sebagai penulis dan Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota lainnya.<ref>[http://ianndrakk.blogspot.com/ Pendiri PMI]</ref><ref>{{refn|group=note|name=panitia|Panitia tersebut terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr. Djoehana Wiradikarta, dr. Marzuki, dr. Sitanala.<ref>[http://ianndrakk.blogspot.com/ Pendiri PMI.]</ref>}}
 
Pada tahun 1947, Djoehana diangkat sebagai guru besar penuh ''(gewoon hoogleraar)'' di Pergoeroean Tinggi Kedokteran Repoeblik Indonesia (sebelum disatukan dengan Medische Faculteit Universiteit van Indonesie menjadi Fakulteit Kedokteran Universiteit Indonesia/BPTRIS pada tanggal 2 Februari 1950).<ref name="aid">{{nl}} [http://resources2.kb.nl/010895000/pdf/DDD_010896952.pdf A.I.D. ''"De Preangerbode"'' edisi Jumat 18 September 1953.]</ref>
 
dr. Djoehana termasuk salah satu anggota Perkumpulan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (PMIK) yang kemudian mendirikan Universitas Nasional (Unas) pada tanggal 15 Oktober 1949.<ref {{refn|group=note|name="unas">[http://justrizkyteguh.wordpress.com/2012/04/15/ Pendirian Universitas Nasional (Unas).]</ref><ref>|Para pendiri Unas adalah Mr. Sutan Takdir Alisjahbana, R. Teguh Suhardho Sastrosoewignjo, Mr. Soedjono Hardjosoediro, Prof. Sarwono Prawirohardjo, Mr. Prajitno Soewondo, Hazil, Kwari Kartabrata, Prof. Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, R. M. Soebagio, Ny. Noegroho, Drs. Adam Bachtiar, Dr. Bahder Djohan, Dr. Leimena, Ir. Abd Karim, Prof. Dr. Soetomo Tjokronegoro, Mr. Ali Budiharjo, Poerwodarminta, Mr. Soetikno, Ir. TH. A. Resink, Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Noegroho, Soejatmiko, H. B. Jassin, Mochtar Avin, L. Damais, M. Akbar Djoehana, Nona Boediardjo, dan Nona Roekmini Singgih.<ref name=unas>[http://justrizkyteguh.wordpress.com/2012/04/15/ Pendirian Universitas Nasional (Unas).]</ref>}}
 
Pada tahun 1951 - 1954 dr. Djoehana diangkat sebagai direktur ''Landskoepokinrichting'' yang kemudian diubah namanya menjadi Perusahaan Negara Pasteur dan terakhir PT [[Bio Farma]] (Persero). Dia adalah putera Indonesia pertama yang menjabat direktur lembaga tersebut sejak kemerdekaan RI.<ref>[http://www.scribd.com/doc/81920691/8/Sejarah-Perusahaan PT Bio Farma.]</ref>
 
Pada hari Sabtu, 19 September 1953, pukul 11 pagi, di aula Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik (sekarang Aula Barat [[ITB]]), dr. Djoehana, direktur Institut Pasteur Bandung, dikukuhkan sebagai guru besar luar biasa di bidang mikrobiologi dan serologi FIPIA. Acara tersebut bertepatan dengan 30 tahun berdirinya Institut Pasteur di Bandung, di mana pada bulan ini juga dr. Djoehana berulang tahun yang ke-57 dan telah 35 tahun menyandang gelar dokter lulusan STOVIA.<ref>{{refn|group=note|name=unas|''"Prof. Djuhana Wiradikarta, directeur van het Instituut Pasteur te Bandoeng, zal Zaterdag ochtend 11 uur in de aula van de Faculteit van Technische Wetenschap zijn inaugurele rede houden in verband met zijn ambtsaanvaarding als buitengewoon hoogleraar in microbiologie en serologie aan de Faculteit van Wis- en Natuurkunde."''<ref dikutip dari [http:name=aid//resources2.kb.nl/010895000/pdf/DDD_010896952.pdf A.I.D. "De Preangerbode" edisi Jumat 18 September 1953]</ref>}}
 
dr. Djoehana termasuk salah satu pendiri Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang didahului dengan dibentuknya Yayasan Fakultas Kedokteran Bandung pada tahun 1956 di mana dia menjabat sebagai Wakil Ketua. Ia juga merupakan Dekan Pertama FK Unpad (1957-1962).<ref name="fk">[http://dc108.4shared.com/doc/8iTPwQIJ/preview.html Pendirian Fakultas Kedokteran Unpad.]</ref>
 
Pada tahun 1957 ia sebagai putera Indonesia pertama yang menjabat Dekan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) Universitas Indonesia Bandung di mana sebelumnya dijabat oleh orang Belanda yaitu Prof. H. Th. M. Leeman (Sakri 1979a:45). Dengan demikian FIPIA Bandung merupakan fakultas terakhir di mana dekannya dijabat orang Belanda - bandingkan dengan fakultas lainnya yang sudah lebih dahulu dijabat oleh putera Indonesia misalnya Fakultas Teknik Bandung (1953 Prof. Ir. Vlugter - Prof. Ir. [[Soetedjo]]) atau fakultas-fakultas lainnya di Jakarta (1950). Ketersediaan dan kesiapan SDM dalam bidang tersebut rupanya menjadi kendala yang cukup besar sehingga proses pengalihan berjalan cukup lambat.
Baris 51:
Presidium tersebut dipimpin Prof. Ir. R. [[Soemono]] yang beranggotakan Prof. Ir. [[Goenarso]]; Prof. dr. R. M. Djoehana Wiradikarta; Prof. Ir. [[Soetedjo]]; Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. [[Soemantri Brodjonegoro]].<ref>[http://rektorkita.itb.ac.id/sejarah Sejarah Rektor TH Bandung - ITB.]</ref>
 
Kiprah lainnya di ITB selain sebagai anggota Senat Guru Besar ITB dan staf pengajar Departemen Farmasi ITB adalah sebagai Ketua Departemen Kimia (1959-1960)<ref name="sak-a"/>, Ketua Departemen Biologi (1959-1961)<ref name="sak-a"/>, dan Ketua Departemen Farmasi (1961-1965).<ref name="sak-a"/>
 
Untuk mengenang jasanya, namanya kini diabadikan sebagai "Penghargaan Moehammad Djoehana Wiradikarta", yaitu penghargaan yang diberikan kepada setiap lulusan dengan IPK tertinggi pada program pendidikan tingkat sarjana Sekolah Farmasi [[ITB]].<ref>[http://www.itb.ac.id/news/3698.xhtml Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Lulusan Apoteker Semester II 2011/2012.]</ref>
 
== Catatan ==
{{reflist|2group=note}}
 
== RujukanReferensi ==
{{reflist}}
* Sakri, A. (1979a). ''Dari TH ke ITB: Kenang-kenangan lustrum keempat 2 Maret 1979'', Jilid 1: Selintas perkembangan ITB. Bandung: Penerbit ITB.
* [http://justrizkyteguh.wordpress.com/2012/04/15/ Pendirian Universitas Nasional (Unas).]
* [http://dc108.4shared.com/doc/8iTPwQIJ/preview.html Pendirian Fakultas Kedokteran Unpad.]
* [http://sejarahunpad.wordpress.com/ Pendirian Unpad.]
* [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1975/03/29/KSH/mbm.19750329.KSH66647.id.html "Drama Tetanus: Sebuah Riwayat", Tempoonline, 29 Maret 1975.]
 
== Pranala luar ==