Sukarton Marmosujono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
 
Saat keluarga ini tiba di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], Sukarton lalu dimasukkan ke dalam Sekolah Rakyat [[Pakualaman]]. Menjadi anak desa yang jarang bersepatu tidak menjadi halangan baginya bersekolah di sekolah yang notabene sebagai tempat bersekolah anak-anak petinggi di Yogya, para [[priyayi]] yang menggunakan tata krama dan berbicara dengan bahasa krama inggil. Pernah suatu hari Sukarton memperingatkan temannya "''Ee.. mas, cungurmu ana cemonge''" (hidungmu ada kotorannya). Yang diperingatkan bukannya berterima kasih malah menjotos Sukarton. Sukarton lalu membalasnya dan terjadi baku hantam. Belakangan, ia mengetahui juga kata-kata yang diucapkannya dengan maksud baik tersebut, tidak sopan bagi orang keraton. Di Kota Yogyakarta juga ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum [[Universitas Gajah Mada]].<ref name="kartskrtonpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka : Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pernikahan ==