Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baskoro Aji (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Baskoro Aji (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
|native_name =
|conventional_long_name =
|common_name =
|continent = Asia
|region = Asia Tenggara
|status =
|government_type = Monarki Kesultanan
|image_flag = Bendera-kesultanankutaikartanegara.gif
|image_coat = Lambang_kesultanan_kutai.gif
|event_start = Didirikan
|year_start = 1300
|
|year_end = 1960
|p1 = Kerajaan Kutai
|flag_p1 =
|s1 = Republik Indonesia
|flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
|image_map =
|image_map_caption =
|capital = [[Kutai Lama]] ([[1300]]-[[1732]]){{br}}[[Jembayan, Loa Kulu, Kutai Kartanegara|Pemarangan]] ([[1732]]-[[1782]]){{br}}[[Tenggarong, Kutai Kartanegara|
▲|capital = [[Kutai Lama]] ([[1300]]-[[1732]]){{br}}[[Jembayan, Loa Kulu, Kutai Kartanegara|Pemarangan]] ([[1732]]-[[1782]]){{br}}[[Tenggarong, Kutai Kartanegara|Tepian Pandan]] ([[1782]]-[[1960]])
|common_languages = [[Bahasa Melayu]] (dialek [[Bahasa Kutai|Kutai]])
|religion = [[Islam]] (resmi){{br}}[[Kaharingan]]{{br}}[[Animisme]]{{br}}[[Kristen]]
|currency =
|title_leader = Sultan
|leader1 = [[Aji Batara Agung Dewa Sakti]]
Baris 36 ⟶ 29:
|year_leader2 = 1920-1960
|leader3 = [[Aji Muhammad Salehuddin II]]
|year_leader3 =
|stat_year1 =
|stat_area1 =
Baris 44 ⟶ 36:
}}
'''Kesultanan Kutai''' atau lebih lengkap disebut '''Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura)''' merupakan [[kesultanan]] bercorak [[Islam]] yang berdiri pada tahun [[1300]] oleh [[Aji Batara Agung Dewa Sakti]] di [[Kutai Lama]] dan berakhir pada [[1960]]. Kemudian pada tahun [[2001]] kembali eksis di [[Kalimantan Timur]] setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah [[Kabupaten Kutai Kartanegara]] sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai
Dihidupkannya kembali [[Kesultanan Kutai]] ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota [[Aji Muhammad Salehuddin II|Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat]] menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar ''H. Adji Mohamad Salehoeddin II'' pada tanggal [[22 September]] [[2001]].
Baris 95 ⟶ 87:
=== Pembukaan tambang batubara pertama ===
[[Berkas:Keratonlawas.gif|thumb|220px|
Tahun 1888, pertambangan batubara pertama di Kutai dibuka di [[Loa Bakung, Sungai Kunjang, Samarinda|Batu Panggal]] oleh insinyur tambang asal Belanda, [[J.H. Menten]]. Menten juga meletakkan dasar bagi [[eksploitasi]] minyak pertama di wilayah Kutai. Kemakmuran wilayah Kutai pun nampak semakin nyata sehingga membuat Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi sangat terkenal pada masa itu. Royalti atas pengeksloitasian sumber daya alam di Kutai diberikan kepada Sultan Sulaiman<ref name="Kesultanan Kutai 2" />.
Baris 128 ⟶ 120:
# [[A.R. Sayid Mohammad]] sebagai Walikota Kotapraja Balikpapan
Sehari kemudian, pada tanggal [[21 Januari]] [[1960]] bertempat di Balairung
== Penghidupan kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ==
Baris 151 ⟶ 143:
Pada tahun 1959, wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara atau Daerah Istimewa Kutai dibagi menjadi 3 wilayah Pemerintah Daerah Tingkat II, yakni Kabupaten Kutai, Kotamadya Balikpapan dan Kotamadya Samarinda. Dan sejak itu berakhirlah pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara setelah disahkannya Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Kutai melalui UU No.27 Tahun 1959 tentang Pencabutan Status Daerah Istimewa Kutai.
==
[[Berkas:Museum Mulawarman.jpg|thumb|right|
Dokumentasi bentuk istana [[Sultan Kutai]] hanya ada pada masa pemerintahan [[Aji Muhammad Sulaiman|Sultan A.M. Sulaiman]] yang kala itu beribukota di Tenggarong, setelah para penjelajah Eropa melakukan ekspedisi ke pedalaman Mahakam pada abad ke-18. [[Carl Bock]], seorang penjelajah berkebangsaan [[Norwegia]] yang melakukan ekspedisi Mahakam pada tahun 1879 sempat membuat ilustrasi pendopo istana Sultan A.M. Sulaiman. Istana Sultan Kutai pada masa itu terbuat dari kayu ulin dengan bentuk yang cukup sederhana.
Setelah [[Aji Muhammad Sulaiman|Sultan Sulaiman]] wafat pada tahun 1899, Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian dipimpin oleh Sultan A.M. Alimuddin (1899-1910). Sultan Alimuddin mendiami
Pada tahun 1936,
[[Berkas:Kedaton kutai kartanegara.jpg|thumb|left|Kedaton Kutai Kartanegara yang baru.]]
Setelah pemerintahan Kesultanan Kutai berakhir pada tahun [[1960]], bangunan
Dalam lingkungan
Pada tanggal [[22 September]] [[2001]], putra mahkota [[Aji Muhammad Salehuddin II|H. Aji Pangeran Praboe Anum Surya Adiningrat]] dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan ''H.A.M. Salehuddin II''. Dipulihkannya kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia agar tak punah dimakan masa. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah membangun sebuah istana baru yang disebut '''[[Kedaton Kutai Kartanegara|Kedaton]]''' bagi Sultan Kutai Kartanegara yang sekarang. Bentuk kedaton baru yang terletak disamping [[Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin]] ini memiliki konsep rancangan yang mengacu pada bentuk
== Gelar kebangsawanan ==
Baris 186 ⟶ 178:
Gelar Aji Sayid maupun Aji Syarifah tetap setara dengan gelar Aji biasa. Artinya gelar ini tetap dibawah Aji Bambang maupun Aji Raden.
== Lihat
* [[Daftar Sultan Kutai]]
* [[Kabupaten Kutai Kartanegara]]
== Referensi ==
Baris 193 ⟶ 186:
{{reflist}}
== Pranala
* http://dualmode.kemenag.go.id/acis10/file/dokumen/7.AnisMaskhur.pdf
* {{id}}[http://history.melayuonline.com/?a=TG8va0xRL1lYcXRCeDdraQ%3D%3D= Sejarah Kerajaan Kutai di MelayuOnline.com]
|