Bendung Katulampa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Cucuganesha (bicara | kontrib) lengkapi nama |
|||
Baris 13:
==Sejarah==
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Rivier_Katoelampa_TMnr_60016689.jpg|thumb|250px|Sungai Katulampa sekitar tahun 1920-1930]]
Proyek pembangunan bendungan ini dimulai pada [[16 April]] [[1911]] dan selesai pada awal Oktober [[1912]], sebelum akhirnya diresmikan penggunaannya pada [[11 Oktober]] [[1912]]. Total biaya yang dikeluarkan 80.000 gulden. Bendungan yang juga hasil karya Ir.
Kanal ''Oosterslokkan'' ini sebelumnya telah dibangun pada abad ke-18 atas prakarsa Gubernur Jenderal [[Baron van Imhoff]]. Saluran air ini mengalir dari sini melintasi [[Weltevreden]] ([[Menteng]]). Sebelumnya kanal ini dimaksudkan untuk lalu lintas pelayaran ke pedalaman (ke arah Bogor). Bukan hanya Gubernur Jenderal Baron van Imhoff, tetapi juga Gubernur Jenderal [[Daendels]] telah mempunyai rencana untuk menggali kanal untuk pelayaran ke pedalaman. Namun untuk itu diperlukan banyak sekali <em>schutsluizen </em>(konstruksi kanal yang memungkinkan kapal bisa naik ke kawasan lebih tinggi, dengan cara membendung air sampai kapal terangkat setingkat demi setingkat, dan sebaliknya).
Betapa penting Bendungan Katulampa ini bisa dilihat dari siapa yang meresmikan. Tak tanggung-tanggung, [[Gubernur Jenderal]] [[Alexander Willem Frederik Idenburg]], didampingi para pejabat penting masa itu. Mereka antara lain Kepala Insinyur Negara Roos, Ir. Van Dissel, Ir.
Bendung Katulampa mulai dioperasikan pada tahun [[1911]], akan tetapi, pembangunannya sudah dimulai sejak [[1889]], sejak banjir besar melanda Jakarta pada [[1872]]. Banjir saat itu dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam air luapan Sungai [[Ciliwung]]. Dari Katulampa, sebagian air Ciliwung dialirkan lewat pintu air ke [[Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara|Kali Baru Timur]], saluran irigasi yang dibangun pada waktu yang sama. Dari Bogor bagian timur, sungai buatan itu mengalir ke Jakarta, di sepanjang sisi Jalan raya Bogor, melalui [[Cimanggis]], [[Depok]], [[Cilangkap]], sebelum bermuara di daerah Kali Besar, [[Tanjung Priok]], Batavia. Air Kali Baru Timur dulu dipakai untuk mengairi sawah yang banyak terdapat di daerah antara Bogor dan Jakarta.
|