Kenosis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan awal, kelompokkan sesuai pandangan masing2, hapus yg ngawur: sumber tdk layak atau tdk mengerti apa yg ditulis? |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
==Etimologi==
Κένωσις (Kénōsis) dalam [[Bahasa Yunani]] berarti "mengosongkan", dari kata κενός (Kenós) "kosong".<ref name="Brown">{{en}} Collin Brown. ''The'' ''New'' ''International'' ''Dictionary'' ''of'' ''New'' ''Testament'' ''Theology'' ''Vol 1''. Michigan: Zondervan Publishing House. Hlm. 546-552.</ref> Padanan kata ''Kenos'' dalam [[Bahasa Yunani]] adalah ''Mataios''.<ref name="Brown" /> Kata ini lebih bersifat kemanusiaan secara personal.<ref name="Brown" /> ''Mataios'' dihubungkan dengan perasaan, esensi, dan juga usaha yang sia-sia.<ref name="Brown" /> Kenosis dalam bentuk kata kerja yaitu κενόω (kenóō) berarti "menjadi kosong" <ref name="Kittel">{{en}} Gerhard Kittel. ''Theological'' ''Dictionary'' ''of'' ''The'' ''New'' ''Testament''. Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Co. Hlm. 659-661.</ref>.<ref name="Brown" /> Kenosis yang dihubungkan dengan kata benda berarti hilang (keadaan atau efek yang ditimbulkan).<ref name="Brown" />
==Penggunaan dalam Perjanjian Lama==
Baris 10:
==Penggunaan dalam Perjanjian Baru==
Ungkapan ''Kenos''
Dengan kata kerja ''kenoo'' yang berarti menjadi kosong, [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] memberikan contoh dimana kata kerja tersebut tidak digambarkan dengan benda.<ref name="Brown" /> [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] menggunakan kata kerja ''kenoo'' dengan kata benda [[Iman]] (Roma 4:14) dan [[Salib]] (1 Korintus 1:17).<ref name="Brown" /> Karena [[Iman]] dan [[Salib]] merupakan materi pusat dari [[Injil]].<ref name="Brown" /> Sehingga lebih tepat disesuaikan dengan kebijaksanaan bagaimana menilai kedua kata tersebut.<ref name="Brown" />
Pernyataan yang lebih mendukung dan sering didiskusikan oleh para teolog mengenai kata Kenosis adalah pada Filipi 2: 6 (heauton ekenosen) yang berarti "Dia mengosongkan diri-Nya sendiri.....".<ref name="Brown" />
==
[[Berkas:Spas vsederzhitel sinay.jpg|right|thumb|110px|[[Yesus]]]]
Baris 25:
E. Kasemann mengadopsi pendekatan yang sama dengan A. Oepke yang melihat pertentangan antara latar belakang [[Helenis]] dan [[Gnostisisme|Gnostik]].<ref name="Brown" /> Dia mengosongkan diri-Nya sendiri merupakan sebuah perubahan eksistensi-Nya.<ref name="Brown" /> Bentuk ilahi menjadi keadaan biasa, manusia yang berada di dunia.<ref name="Brown" /> Menurut Oepke, keilahian [[Kristus]] tidak termasuk dalam bentuk kemanusiaan-Nya.<ref name="Brown" /> Hal ini terdapat pada 2 Korintus 8:9.<ref name="Brown" />
Dalam [[Filipi 2]]:7, melalui akar kata ἐκένωσεν (ekénōsen), "Yesus membuat diri-Nya tidak ada..." (NIV) atau "... Dia mengosongkan diri-Nya sendiri ..." (NRSV). Kenosis (pengosongan) yang dilakukan [[Yesus]] ini menggambarkan bahwa [[Anak Allah]] telah mengosongkan diri dari segala sifat ke-Allahan-Nya dan mengenakan sifat-sifat kemanusiaan <ref name="Soedarmo">{{id}} R. Soedarmo. ''Kamus'' ''Istilah'' ''Teologi''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 42-43.</ref>. Selain itu Kenosis juga dapat dikaitkan dengan teori [[Kristologi]] yang berpusat pada inkarnasi [[Kristus]]
==== Mazab Inggris ====
Pada pemahaman ini Kenosis mempunyai orientasi positif.<ref name="Ferguson & Wright" /> Meskipun sering dituduh karena mengembangkan Kenosis secara sederhana sebagai maksud mengakomodasi hasil kritis biblis, dengan mengakui kemungkinan tidak adanya kemanusiaan dalam [[Yesus]] merupakan lebih tepat untuk mengatakan pemahaman Kenosis dalam Mazhab [[Inggris]].<ref name="Ferguson & Wright" /> Hal ini dipengaruhi oleh pembacaan [[Injil]] secara historis yang kemudian menyebabkan mazhab ini terjebak pada ajaran [[Doketisme]].<ref name="Ferguson & Wright" /> Posisi positif dari mazhab ini terdapat pada penilaian [[Yesus]] sebagai [[Allah]] sepenuhnya.<ref name="Ferguson & Wright" /> Kenosis yang terjadi pada [[Yesus]] yaitu pengosongan pada kemanusiaan dan tetap sepenuhnya [[Allah]].<ref name="Ferguson & Wright" /> Beberapa tokoh Mazhab [[Inggris]] yaitu Charles Gore, Frank Weston, H.R. Mackintosh (1871-1924), P.T. Forsyth, dan O.C. Quick (1885-1944).<ref name="Ferguson & Wright" />
Baris 32 ⟶ 33:
Pemikiran Mazhab [[Jerman]] mengambil gagasan dari mengosongkan diri melampaui batasan sifat ilahi.<ref name="Ferguson & Wright" /> Bahkan pengikut mazhab ini percaya bahwa ke-ilahian [[Logos]] terbatas pada diri [[Yesus]].<ref name="Ferguson & Wright" /> Thomasius, salah satu tokoh Mazhab [[Jerman]] memisahkan perlengkapan metafisik seperti kemahakuasaan, kemahatahuan, dsb dari perlengkapan moral seperti kasih.<ref name="Ferguson & Wright" /> Tokoh lain seperti Frank dan Gess berada pada posisi lebih radikal dimana [[Yesus]] dilihat terpisah dari beberapa sifat ilahi yang kemudian mempertanyakan penggunaan istilah inkarnasi pada [[Yesus]].<ref name="Ferguson & Wright" /> Tokoh Mazab [[Jerman]] antara lain G. Thomassius (1802-1875), F.H.R. von Frank (1827-1894), W.F. Gess (1819-1891).<ref name="Ferguson & Wright" />
==
[[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Pius XII]], dalam peringatan 1500 tahun [[Konsili Khalsedon]], menulis [[Ensiklik]] ''[[Sempiternus Rex Christus]]'' pada tahun 1951.<ref name="sempiternus">{{en}} {{citation |url=http://www.newadvent.org/library/docs_pi12sr.htm |title=Sempiternus Rex Christus |author=His Holiness Pope Pius XII |date=September 8, 1951 |others=Transcribed by Paul Halsall |publisher=New Advent}}</ref> Ensiklik tersebut menegaskan penolakan atas tafsiran yang salah terhadap [[Filipi 2]]:7 yang menyangkal adanya keilahian (kodrat Allah) dalam diri Yesus selama masa hidup-Nya di [[dunia]] ini. Dalam ''Sempiternus Rex'' 29, Paus Pius XII menuliskan bahwa adalah suatu penafsiran yang keliru jika menganggap Yesus melepaskan keilahian-Nya saat menjadi manusia; penafsiran tersebut harus ditolak, sama seperti [[Doketisme]] yang mengklaim sebaliknya (yakni penyangkalan atas kemanusiaan-Nya). Selanjutnya di bagian yang sama dalam ensiklik tersebut dikutip kata-kata [[Santo]] [[Leo Agung]] dari suratnya (''The Tome'') kepada St. [[Flavianus]]:<ref name="sempiternus"/><ref>{{en}} {{citation |others=Translated by Charles Lett Feltoe (Revised and edited for New Advent by Kevin Knight) |title=Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, Vol. 12 |editor=Philip Schaff, Henry Wace |location=Buffalo, NY |publisher=Christian Literature Publishing Co. |edition=1895 |url=http://www.newadvent.org/fathers/3604028.htm |author=St. Leo the Great |chapter=Letter 28 - "The Tome"}}</ref>{{rp|III}}
:"Dengan kepenuhan dan kesempurnaan kodrat manusia, lahirlah Ia yang adalah Allah yang sejati, lengkap dalam kodrat-Nya sendiri (sebagai Allah), lengkap dalam kodrat kita (sebagai manusia)."
== Lihat pula ==
{{col|2}}
* [[Arianisme]]
* [[Communicatio idiomatum]]
* [[Doketisme]]
* [[Konsili Khalsedon]]
* [[Malam Gelap Jiwa]]
* [[Monofisitisme]]
* [[Pengakuan Iman Khalsedon]]
* [[Persatuan hipostatik]]
{{EndDiv}}
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Pranala luar ==
*{{CathEncy|wstitle=Kenosis}}
[[Kategori:Kristologi]]
|